ku lihat mbah isah kini terduduk di ranjang nya ,
"loh bukan nya mbah isah sedang sakit dan tak bisa bangun dari ranjang nya "
ujarku dalam hati ,perlahan aku mendekat dengan tatapan heran aku perhatikan mbah isah ,
mbah isah tersenyum melihatku yang masih kebingungan ,
"ada apa rud , kok kamu lihat simbah sebegitu nya.? ,"
tanya mbah isah yang masih melihatku masih berdiri ,"bukan nya simbah sedang sakit , ?"
"sini duduk dulu , !"
perintah nyaaku pun duduk di sebelah mbah isah,
"simbah sudah sembuh , kamu tenang saja , simbah bakalan sehat terus dan ngak bakalan sakit lagi ,sudah kamu gak perlu kuatir ,!"
ujar mbah isah,ku pandangi dengan seksama wajah mbah isah memang terlihat lebih segar dan agak sedikit lebih muda ,
"syukur lah kalau begitu mbah , benda yang tadi siang simbah berikan , rudi kembalikan saja ya, simbah kan sudah sembuh,"
ucapku yang sebenar nya tidak ingin menyimpan benda pemberian mbah isah,"rud , itu milikmu , kamu harus janji sama simbah, kamu harus simpan benda itu baik- baik , angap saja ini permintaan terahir dari simbah , setelah ini simbah bakalan pergi , "
"loh , memang mbah isah mau kemana , bukanya rumah mbah isah di sini ,?"
"simbah mau menyusul mamah mu rud , kamu jaga diri baik-baik ya rud , "
ucap mbah isah yang kini terlihat menjauh dan semakin jauh,"mbahhh..."
belum sempat aku berbicara lagi kini aku tersentak dan terbangun dari tidur ku,"huhh,, huhh, ternyata mimpi , syukur lah."
gumam kuperasaan ku menjadi gelisah dan tak enak segera aku beranjak dari tempat tidur dan mencuci muka , untuk kembali menuju rumah mbah isah , aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi ,
"rudi , kenapa sih kamu terlihat gelisah sekali , kamu mau kemana .?"
tanya nenek yang terheran melihatku nampak gelisah dan gugup ,"mau ke rumah mbah isah nek."
"loh kenapa ngak bareng sama nenek saja , sebentar lagi nunggu agak sore , sekarang masih panas,"
ucap nenek ,"ngak nek ,rudi kesana sekarang juga ,"
tanpa mendengar ucapan nenek aku pun segera berlari menuju rumah mbah isah , entah perasaan ku terasa kacau dan kuatir terjadi sesuatu pada mbah isah .
beberapa meter dari rumah mbah isah kulihat banyak orang berkumpul di depan rumah nya , aku yang berlari mendadak menghentikan langkahku ,
dengan nafas ter engah-engah perlahan aku mendekat , suara tangis seorang wanita terdengar dari dalam bilik bambu tempat tinggal mbah isah , sementara orang -orang yang berkumpul di depan rumah mbah isah pun kini mengarahkan pandangan nya pada ku , tatapan mata mereka seolah memberitahuku tentang kabar yang tidak ingin ku tahu,
"ini ngak mungkin , simbah pasti sembuh , simbah ngak mungkin ,,.."
aku terpaku diam saat ku lihat mbah isah kini seluruh tubuh nya tertutup oleh kain , terlihat tante juga menangis tangisanya kini semakin keras saat melihat kedatangan ku ,
"mbah , isah sudah meninggal rud,"
ucap tante sambil menangis tersedu -sedu,mendengar ucapan tante , tangisku pecah segera aku hampiri tubuh mbah isah ,
"mbah , bukanya tadi simbah bilang simbah sembuh , mbah bangun mbah , simbah ga boleh mati , "
segera tante menghampiri dan memeluk ku ,
"sudah rud, ikhlaskan saja , ini sudah takdirnya , kita doakan saja simbah , supaya simbah bisa ber istirahat dengan tenang , "
aku hanya mengangukan kepala dan masih menangis , sebenarnya aku masih tidak rela dengan kematian mbah isah , rasanya baru beberapa minggu yang lalu aku melihat mbah isah masih sehat- sehat saja , namun kini ia telah pergi untuk selamanya dan tak akan pernah kembali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
POCONG PENGETUK JENDELA
Horroraku anak tiri yang harus ikut ibu sambung harus menghadapi teror pocong di tempat tinggalku yang baru