"ahh mbakk, bikin kaget saja "
ucapku kesal ,
"lah kamu ngapain , ngelamun liatin pekarangan , ati -ati nanti kesambet "
kata mba penjual padaku.
"siapa yang nglamun , orang aku lagi liat-liat kok, habisnya mbaknya nuker uang nya lama"
"yaudah lah aku mau balik"
ucapku yang masih merasa kesal ,
"ehh , hati- hati lohh lewat karangan itu , ada hantunya heheheh"
ucap mbak penjual berusaha menakut-nakuti,
aku yang kesal tak menjawab apa pun dan menghiraukan perkataan nya ,
dengan hati hati aku melewati jalan setapak sebelah karangan ,
"serem juga yah kalau di lihat tempat ini"
ucapku ngeri ,
"huuuu...uu huuu...uuu"
terdengar suara tangisan seorang wanita , asalnya tidak jauh dari sini dan berasal dari dekat pohon bambu di tengah pekarangan ,
walaupun aku ketakutan anehnya aku malah mencoba mencari sumber suara nya.
ku tajamkan pandangan ke bawah pohon bambu , langkahku seketika terhenti lututku lemas rasanya berat untuk bergerak saat ku lihat wanita bergaun putih dengan rambut kusut menyentuh tanah dan mentertawakanku begitu keras .
"HIIIIHIIIHIIIIII...."
suara nya melengking , dan terdengar menakutkan , aku pun memalingkan pandanganku dari kuntilanak itu sembari berusaha untuk menggerakan kakiku,
saat kurasa sudah mulai bisa bergerak , aku pun berlari sekuat tenaga tanpa menghiraukan apa pun yang ada di depan ku. menuju rumah ,
" hei rud rud , kenapa . kenapa lari lari "
tanya agi yang berusaha menghentikan ku.
"KUNTILANAKKK.. "
teriaku yang terus berlari melewati agi.
sontak agi pun terlihat panik dan lari mengikuti ku.
" sedang apa sihh kalian ini, malam - malam pada lari-larian."
tanya bude yang marah dengan tingkah kami,
"ada kuntilanak"
jawab agi yang ter duduk dengan nafas yang ter engah-engah.
"kuntilanak .? emang kamu lihat''?
tanya bude pada agi
"enggak , tadi rudi yang teriak ada kuntilanak ,jadi aku ikutan lari, tadi aku mau nyusulin rudi ke warung"
"emang bener rud kamu lihat kuntilanak ,?
di mana .?"
tanya bude padaku ,
"ya bude tadi kuntilanaknya menangis di bawah pohon bambu di pekarangan "
jawabku yang masih ketakutan ,
sial banget aku ini , mau makan ajah mesti ketemu kuntilank dulu,
bude pun menyuruh kami masuk , dan menceritakan kebenaran kuntilanak penunggu pohon bambu itu. karna bukan aku saja yang di ganggu , tapi beberapa orang juga pernah mengalaminya.
aku sudah sangat lapar dan langsung memasak mi instan yang baru saja ku beli , sedangkan di ruang tamau ibuku , bede, simbah , ayu dan agi masih sibuk ngobrol tentang kuntilanak yang tadi ku lihat.
"perut udah laper , mau makan ajah gini amat"
keluhku sambil memasak mi instan ,
______________________________
malam ini agi ketakutan karna terlalu banyak mendengar ceita-cerita tadi , ia pun ingin tidur besama bude dan simbah nanti malam ,
yang artinya aku harus tidur sendiri lagi,
namun aku tak merasa keberatan , karna ingin tau kalu aku tidur sendiri apa iya pocong itu bakalan menampakan diri , segera mungkin aku berusaha tidur walaupun masih jam 8 malam,
dalam benak ku bertanya-tanya
"apa jimat dari mbah bekti bakalan ampuh "
"semoga saja ampuh dehh , jadi aku bakalan tenang setiap malam "
suara berisik dari tv membangunkan ku , aku terkejut melihat jendelaku sudah terbuka dan kulihat hari sudah pagi,
aku segera bangun dan duduk di ranjangku " syukurlah tidurku malam ini nyenyak banget, berarti jimat mbah bekti bener-bener manjur"
ucapku , sembari tersenyum puas.
rasanya senang dan aku menjadi lebih semangat , kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi aku harus segera mandi dan berangkat sekolah , agi juga sedang sarapan dan terlihat sudah rapih.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
POCONG PENGETUK JENDELA
Hororaku anak tiri yang harus ikut ibu sambung harus menghadapi teror pocong di tempat tinggalku yang baru