gangguan lain 2

2K 77 4
                                    

"ahh mbakk, bikin kaget saja "

ucapku kesal ,

"lah kamu ngapain , ngelamun liatin pekarangan , ati -ati nanti kesambet "

kata mba penjual padaku.

"siapa yang nglamun , orang aku lagi liat-liat kok, habisnya mbaknya nuker uang nya lama"

"yaudah lah aku mau balik"

ucapku yang masih merasa kesal ,

"ehh , hati- hati lohh lewat karangan itu , ada hantunya  heheheh"

ucap mbak penjual berusaha menakut-nakuti,

aku yang kesal tak menjawab apa pun dan menghiraukan perkataan nya ,

dengan hati hati aku melewati jalan setapak sebelah karangan ,

"serem juga yah kalau di lihat tempat ini"

ucapku ngeri ,

"huuuu...uu huuu...uuu"

terdengar suara tangisan seorang wanita , asalnya tidak jauh dari sini dan berasal dari dekat pohon bambu di tengah pekarangan ,

walaupun aku ketakutan anehnya aku malah mencoba mencari sumber suara nya. 

ku tajamkan pandangan ke bawah pohon bambu , langkahku seketika terhenti lututku lemas rasanya berat untuk bergerak saat ku lihat wanita bergaun putih dengan rambut kusut menyentuh tanah dan mentertawakanku begitu keras .

"HIIIIHIIIHIIIIII...."

suara nya melengking , dan terdengar menakutkan , aku pun memalingkan pandanganku dari kuntilanak itu sembari berusaha untuk menggerakan kakiku, 

saat kurasa sudah mulai bisa bergerak , aku pun berlari sekuat tenaga tanpa menghiraukan apa pun yang ada di depan ku. menuju rumah ,

" hei rud rud , kenapa . kenapa lari lari "

tanya agi yang berusaha menghentikan ku.

"KUNTILANAKKK.. "

teriaku yang terus berlari melewati agi.

sontak agi pun terlihat panik dan lari mengikuti ku. 

" sedang apa sihh kalian ini, malam - malam pada lari-larian."

tanya bude yang marah dengan tingkah kami,

"ada kuntilanak" 

jawab agi yang ter duduk dengan nafas yang ter engah-engah.

"kuntilanak .? emang kamu lihat''?

tanya bude pada agi 

"enggak , tadi rudi yang teriak ada kuntilanak  ,jadi aku ikutan lari, tadi aku mau nyusulin rudi ke warung"

"emang bener rud kamu lihat kuntilanak ,? 

di mana .?"

tanya bude padaku ,

"ya bude tadi kuntilanaknya menangis di bawah pohon bambu di pekarangan "

jawabku yang masih ketakutan ,

sial banget aku ini , mau makan ajah mesti ketemu kuntilank dulu,

bude pun menyuruh kami masuk , dan menceritakan kebenaran kuntilanak penunggu pohon bambu itu. karna bukan aku saja yang di ganggu , tapi beberapa orang juga pernah mengalaminya. 

aku sudah sangat lapar dan langsung memasak mi instan yang baru saja ku beli , sedangkan di ruang tamau ibuku , bede,  simbah , ayu dan agi masih sibuk ngobrol tentang kuntilanak yang tadi ku lihat. 

"perut udah laper , mau makan ajah gini amat"

keluhku sambil memasak mi instan ,  

______________________________

malam ini agi ketakutan karna terlalu banyak mendengar ceita-cerita tadi , ia pun ingin tidur besama bude dan simbah nanti malam , 

yang artinya aku harus tidur sendiri lagi,

 namun aku tak merasa keberatan , karna ingin tau kalu aku tidur sendiri apa iya pocong itu bakalan menampakan diri , segera mungkin aku berusaha tidur walaupun masih jam 8 malam,

dalam benak ku bertanya-tanya 

"apa jimat dari mbah bekti bakalan ampuh "

"semoga saja ampuh dehh , jadi aku bakalan tenang setiap malam "

suara berisik dari tv membangunkan ku , aku terkejut melihat jendelaku sudah terbuka dan kulihat hari sudah pagi, 

aku segera bangun dan duduk di ranjangku " syukurlah tidurku malam ini nyenyak banget, berarti jimat mbah bekti  bener-bener manjur"

ucapku , sembari tersenyum puas. 

rasanya senang dan aku menjadi lebih semangat , kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi aku harus segera mandi dan berangkat sekolah , agi juga sedang sarapan dan terlihat sudah rapih. 

****

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang