2. Pusing jadi Dipo

1.6K 167 28
                                    

POV Dipo

"Shit shit....shit ....gara gara kembaran saya yang tak tau diri sampai bikin rasa bersalah tak berujung begini"

Ini perihal kebohongan yang sering saya lakukan untuk menyelamatkan kredibilitas perusahan dan nama baik keluarga juga nama baik perusahan Haque,

Ini sudah sebulan lamanya setelah kejadian pertunangan yang seharunya Angga malah saya yang datang ke acara tersebut,

Saya menyamar menjadi dia, dan tak ada yang mampu menyadarinya termasuk orang tua kami,

Karena sudah terlalu sering kami lakukan ini semenjak kecil sampai detik ini, terlebih memang sering Angga yang memintanya bantuan selama ini, kami memang sangat identik dimulai wajah bahkan rambut selalu sama kita gondrong bahkan saya sebagai perempuan juga memiliki jakun suara saja kita hampir serupa karena sama sama lumayan berat mungkin sama sama perokok jadi itu yang menyamarkan sehingga kita hampir mirip dari suara, tapi kalau di dengar secara seksama pasti bisa membedakannya,

Dan kali ini baru pertama kali saya merasa bersalah, kenapa seperi itu karena calon tunangan Angga ini dia memiliki kekurangan,

Dia tak bisa melihat, bukan ilfeel malah kagum rasanya saya melihat dia tapi sekaligus bersalah karena selama sebulan ini saya berpura pura menjadi Angga,

Sungguh pertama kali melihat Letta entah kenapa hati saya sangat sakit, dimalam perkenalan dan langsung tunangan dia berjalan pelan duduk diantara kami,

Hati saya disana berasa sesak rasanya dia wanita sangat lembut, sangat patuh dan tak pernah lepas dari senyumnya, padahal kami baru berkenalan dia sangat sopan sekali,

Sementara saya sebenarnya di sela perkenalan sudah berbohong karena saya bukan Angga tapi Dipo,

Selama sebulan ini juga Angga dituntut oleh orang tua kami untuk saling berkabar dengan Letta, berhubung Abang saya lagi di luar kota mengurus bisnis nya otomatis saya juga yang harus merespon selama sebulanan ini,

Saya terus menjadi Angga tapi ketika saling mengabari itu saya menjadi diri saya sendiri,

Sesungguhnya kami sering mengabari lebih tepatnya Letta sering menanyakan kegiatan saya tiap harinya,

Dan saya akan membalasnya terus sebenarnya ini jadi rutinitas baru bagi saya, setelah beberapa waktu saya sendiri akhirnya saya ada yang memperhatikan lagi,

Jadi kadang saya lupa mengabarinya makanya Aletta selalu duluan ketika menelpon atau voice note, kadang mengechat.. dunia sudah canggih saat ini untuk tuna netra pun bisa menggunakan aplikasi chat,

Tapi saya selalu pakai voice note atau menelponnya karena agar memudahkan dia untuk membalas,

Seperti sekarang saya sedang fokus bekerja sampai lupa waktu untuk pulang, Aletta menghubungi saya,

"Astaga Aletta" gumam saya melihat ponsel berdering

Aletta

"Hallo mas...."

Dipo

"Hallo iya kenapa Letta?"

Aletta

"Engga papa mas kamu lagi sibuk? aku lagi nunggu kamu buat ngobrolin baju pengantin"

Dipo

"Astaga maaf Letta mas lupa... ini masih didepan laptop, maaf maaf maaf"

Aletta

"Ya Tuhan.. masih kerja mas, ini sudah lewat pukul 10 setahu aku"

Dipo

Teman hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang