Sebulan kemudian
"Dip gimana istri lu aman?"
"Istri lu bang bukan istri gue" si Angga terkekeh saja mereka sedang dalam satu ruangan di kantor menunggu pertemuan dengan papa nya mereka dan akan meeting bertiga saja,
Sempat bersenda gurau rupanya mereka sudah dipanggil keruangan meeting, mereka membicarakan bahwa Company Haque mendapatkan kucuran dana alias pinjaman dari keluarganya Aletta yakni orang tuanya,
Namun ada yang disayangkan kucuran dana nya tidak sesuai yang dijanjikan, katanya cukup segitu dahulu mereka juga sedang ada pekerjaan lain yang harus memakan dana besar,
Perusahaan orang tuanya Aletta memang bergerak dibidang berbeda dengan Aletta dimana orang tuanya dibidang properti sama seperti keluarga Haque,
Sementara Aletta dibidang perternakan dan export keluar negeri,
"Ini semua masih kurang untuk menutupi gaji, serta pembangunan proyek itu" kata papa Haque,
"Jadi kita harus bagaimana lagi pah?" Tanya Angga,
"Sebenarnya ada satu cara lagi tapi harus kamu yang bertindak" ucap papa Haque kepada Dipo,
"Kenapa saya pah?"
"Karena yang disini istrimu Aletta lah yang punya dana Dipo" karena kebiasaan memanggil Dipo jadi orang tuanya juga memanggil begitu agar tidak keceplosan saat bersama Aletta, bahkan sudah keterbiasaan pula menyebut Aletta sebagai istri Dipo,
Memang keluarga Haque ini pandai sekali memainkan peran satu sama lainnya,
Dipo diam saja dan terkaget rasanya atas permintaan papanya itu, dalam artian Dipo harus merayu Aletta agar meminjaminya uang dengan nominal tak sedikit,
"Bagaimana Dip?"
"Dipo musti bawa Aletta pindah dulu kaya nya pah, biar gak terlalu kepantau oleh om dan tantenya di desa"
"Apapun itu Dip, kamu masih memiliki waktu sampai uang ini bekerja, tapi kalau uang ini sudah habis lagi segera gimana caranya kamu minta tolong sama Aletta"
Kira kira begitulah obrolan antara orang tua dan anak kembarnya, Dipo menyandarkan tubuhnya dan sedikit memijat pusing di kepalanya,
Sang kembaran mengerti dan paham gundahnya sang adik,
"Gak usah pusing apa mau kita pijit plus plus lagi biar rilex tubuh, jiwa dan raga kita hihi..."
"Sialan lu becanda mulu" si Angga cengengesan saja, Angga tak pernah membicarakan mengenai nafkah batin lagi kepada Dipo, entah kenapa
Si Dipo juga tak memulai duluan dia tak mampu bicara karena sesungguhya milik abangnya sudah dia sentuh (berkali-kali), untung saja Angga tak membahas perihal nafkah batin untuk Aletta,
Setelah dua mingguan mereka tinggal di rumah mertuanya, Dipo meminta Aletta untuk pulang lagi ke desa karena khawatir ketahuan identitas nya sebagai wanita kalau tetap di kota dan tinggal bersama di rumah mertua, kecuali kalau memang mereka tinggal berdua saja di rumah nya Dipo, tapi Dipo selalu pulang ke desa juga jika Aletta disana entah seminggu 4 kali atau bahkan setiap hari dan menggunakan supir sesuai permintaan Aletta agar suaminya tak kelelahan,
Dan malam ini dia akan pulang untuk membicarakan kepindahannya kerumah Dipo sendiri yang sederhana,
Semoga Aletta mau diajak sederhana,
Kenapa akhirnya Dipo memutuskan rumahnya itu karena agar Aletta gampang menghafal seluk beluk rumahnya yang sederhana,
Hanya perumahan sederhana namun sangat asri karena perumahan bergaya eropa clasic tanpa gerbang namun banyak pepohonan rindang di sekeliling perumahan dia,
![](https://img.wattpad.com/cover/353446594-288-k286924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman hidup
FanfictionKisah si kembar beda gender dan wanita buta, Lgbt story Cover by @indie_neeh