Beberapa saat sebelum pernikahan, banyak dari keduanya dilewati, bahkan cara panggilan dari Dipo sudah berbeda dia sudah memakai kosa kata "aku" bukan "saya" lagi,
Memang semenjak kecupan singkat itu koneksi batin mereka saling menyatu satu sama lain,
Entah kenapa itu secara natural saja terjadi begitu, mungkin dari keduanya memang sama sama tulus, meski kalau Dipo si bumbui dengan pemanfaatan,
Si Dipo juga sekarang hampir seminggu tiga kali dia ke rumah Aletta dan selalu menginap, meski capek dia selalu melakukannya karena sudah sungguhan punya rasa rindu setiap harinya kepada Aletta,
Kini mereka sedang berjalan jalan menggunakan sepeda gunungnya, mereka mengelilingi hutan dalam peternakan milik Aletta,
Si Dipo kadang jahil kepada Aletta nya dia kan di bonceng depan dengan kencang memegang stang nya dan Dipo menggowes,
Kali ini sengaja mengayuh kencang,
"Mas.... pelan pelan aku takut jatuh loh" teriak Aletta dia memegang lengan Dipo yang memegang kendali stang sepeda,
Namun hanya kekehan yang didapat dari Dipo,
"Mas kamu bercanda sekarang yah iih aku takut tau" Aletta mencubitnya pelan lengan Dipo,
"Hihi iya iya mas pelanin" ucapan Dipo mereka di jalan setapak yang bersih di dalam hutan lindung yang dimiliki Aletta tersebut,
"Teduh sekali yah disini" kata Dipo melihat sekeliling bahkan ada sebagian ternak milik Aletta berlalu lalang,
"Iya mas, makanya aku betah"
"Ide kamu brilian banget menjadikan hutan ini dan ternak kamu terlindungi"
"Faktor bisnis mas dulu aku gila banget kerja kan pas muda"
"Emang sekarang udah tua? orang masih muda kok"
"Hehe bisa aja maksudnya kan masih muda belia fikirannya gimana cara membesarkan bisnis, masih workaholic" Aletta pun menjelaskan panjang lebar bagaimana bisa bisnis ternaknya berkembang bahkan sampai mengekspor daging sapi dan kambing keluar negeri,
Ini waktu dia masih bisa melihat sebelum kecelakaan naas itu terjadi, memang Aletta sangat pekerja keras,
Namun sayang di usianya sekitar 24 tahun dan kebetulan saat dimasa naik naik daunnya di dunia perbisnisan, dia kecelakaan yang menewaskan supirnya di tempat dan Aletta masih dapat diselamatkan,
Sebenarnya kecelakaan yang di alami Aletta janggal bagi pihak keluarga namun Aletta tak ingin menelusurinya entahlah, yang pasti om nya malah mencurigai orang yang dulu mendekati Aletta yang ingin membunuh Aletta, mungkin karena saingan bisnis atau semacamnya entahlah,
Tapi hanya om nya saja, sementara orang tuanya tak mencurigai siapapun karena selama ini Aletta memang sudah tinggal bersama om nya dan yang mengurus peternakan juga bersama om mya,
Soalnya dengan orang tuanya beda ranah bisnis, orang tuanya Aletta ini pemilik perusahaan properti terbesar di kota tersebut, sama seperti keluarga Dipo tapi tak sebesar milik orang tua Aletta,
Kini Dipo memberhentikan sepedanya tapi mereka masih duduk di sepeda tersebut,
"Minun dulu mas" ucap letta menyodorkan Tumbler dari tasnya, dia tau pasti calon suaminya ini sangat kelelahan memboncengnya,
"Makasih calon istriku seminggu lagi" bisiknya Dipo dari belakang dan membuat senyum senyum sendiri si Aleta,
Glek glek glek...
Terdengar jelas Aletta saat Dipo meminumnya,
"Kamu juga minum nih" Dipo meminumkannya ke Aletta meski dari belakang, dan dia pun meminum juga,

KAMU SEDANG MEMBACA
Teman hidup
FanfictionKisah si kembar beda gender dan wanita buta, Lgbt story Cover by @indie_neeh