Yang kangen mas Dipo sama Aletta mari merapat, silahkan baca sambil ngemil, jangan terburu buru Genk semua cerita memiliki alurnya sendiri untuk dinikmati,
FYI
Yang masih belum baca cerpen "perempuan berselendang" silahkan baca hanya ada 5 part langsung tamat, bisa kalian baca di "wanita dan....."
Happy reading, enjoy!!
Seminggu sebelum keberangkatan,
Semenjak ditelpon Oma Jamila dari Holland Aletta dilihat oleh Dipo sangatlah bertambah ceria,
Dia selalu antusias jika membicarakan apabila dia sudah dapat melihat nanti dan sebagainya,
Dipo selalu senyum senang juga meski menahan rasa ketakutannya, percaya atau tidak Dipo besoknya langsung mengurus kerjaan seharian agar bisa cuti sesuai yang dibutuhkan di Holland karena Dipo akan mendampingi sang istri,
Karena operasi donor bisa saja berlangsung sangat lama hingga dapat melihat kembali,
Dan dimulai sekarang Dipo akan selalu disamping Aletta karena dia merasa bahwa waktunya hanya tinggal sedikit untuk bersama Aletta,
Esok atau lusa setelah Aletta bisa melihat, bisa saja dia akan ditinggalkan oleh sang istri yang selama ini dia cintai,
Tak ada yang pernah tahu apa yang terjadi di kemudian hari,
Hari ini Dipo hanya duduk sambil memutar mutar pulpennya, berkas yang harus ditandatangi sudah beres,
Namun matanya fokus ke meja dan pulpen, tentu fikirannya sudah kemana saja,
Satu kata dari Dipo....menyedihkan, dan tentu dia tak sendiri sang kembaran juga sedang menandatangani berkas kerjaan,
Dan dia baru notice kalau sang adik tercintanya diam saja, Angga tau Dipo ini memikirkan nasibnya, memang selama ini Dipo belum mengungkapkan apa yang dirasa ke Aletta, dulu sempat ada obrolan namun keburu ada yang mengganggu yakni lahiran anaknya Angga,
Jadi mereka belum membahas kembali tentang perasaan Dipo sebenarnya meski Angga sendiri sudah mempunyai feeling kalau sang adik mencintai Aletta,
"Dip...sssst...sssst....." Karena diam saja Angga mengambil satu kertas kosong lalu menulis sesuatu dalam kertas itu kemudian menggulungnya dan dilempar ke wajah Dipo,
Posisi mereka memang sedang duduk berhadapan,
"Heeh..." Wajahnya ketimpuk kertas Dipo baru tersadar dari lamunannya dan melihat kearah sang Kakak, dia menarik nafasnya saja namun gesture wajah Angga menyuruhnya membaca kertas tersebut,
Dipo dengan malas membukanya,
"Adek tampan Abang... Pijit yuk.... Abang pusing nih" Dipo menarik napas nya lagi dan tak menggubris pesan dari Angga,
Akhirnya Angga menggelengkan kepala saja, lalu dia bangkit menandatangani berkas Dipo dan miliknya sendiri sambil bicara,
"Gue ngurus bayi dua dip jadi perlu hiburan dipijit, gue tau lu juga butuh relaxasi untuk apa yang lu rasa sekarang tentang Aletta operasi"
"Perasaan apa? gue gak butuh pijit gue seneng dia bakalan bisa liat"
"Dipo gue ini kembaran lu gue juga senang dia bisa lihat, tapi hati lu gak tenang kalau dia bisa liat"
"Sok tau lu?"
"Heeeh mek...gue tau lu cinta sama dia"
Deg....
Dipo langsung melihat ke arah Angga dan merasa tak enak rasanya selama ini memang dia menyembunyikan belum bicara seluruhnya dengan sang kakak,
"Emmm..bang..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Teman hidup
Fiksi PenggemarKisah si kembar beda gender dan wanita buta, Lgbt story Cover by @indie_neeh