Lembar 45 || Akhirnya Aku Menemukan Gadis Mungilku Kembali.

58 18 2
                                    

Hari ini adalah hari dimana mas Naung mengisi acara hiburan untuk anak-anak mahasiswa baru. Ia beserta anggota bandnya diminta menyanyikan beberapa lagu, acara hiburan itu dimulai saat siang menjelang sore hari.

Para panitia ospek meminta para peserta maba untuk menginap sehari dikampus sebagai pelengkap acara makrab (malam keakraban).

Seorang gadis tengah berjalan-jalan melihat suasana kampus barunya, sekalian sambil menghafal beberapa ruangan dan tempat-tempat penting di kampus itu.

Ia sangat senang karena keterima dikampus favoritnya. Pasalnya ia sangat ingin satu kampus dengan idolanya. Beberapa tahun kebelakang dia sangat menyukai sebuah band bernama Distel Allegro, ia rela mendaftar kuliah ditempat yang jauh dari Jakarta tempat dia tinggal.

"Akhirnya gue bisa sekampus sama band favorit guee," girangnya.

"Eh tapi mereka ada dimana yak? Gue mau minta tanda tangan niih," gadis itu kembali berjalan menyusuri halaman serta lorong-lorong kampus guna mencari keberadaan band favoritnya.

Saat tengah asik mencari-cari ia tidak sengaja menyandung makanan seorang laki-laki yang tengah duduk bersama teman-temannya disebuah taman, gadis itupun turut jatuh saat itu juga.

Para pemuda yang duduk disana pun merasa panik dan khawatir melihat gadis itu jatuh, tapi ada satu pemuda yang kesal kepada gadis itu karena telah membuat salah satu makanan mereka tumpah berantakan.

"Wey, hati-hati dong kalau jalan! Makanan kita jadi tumpah nih, mubazir kan jadinya!" Omelnya.

"Lef sabar dong, cewek cantik begitu kamu marahin. Mbak, mbak nggak apa-apa kan?" Ucap salah satu dari mereka.

"Tau nih, makanan kan bisa beli lagi. Nggak boleh gitu sama cewek!" Protes laki-laki yang memakai kacamata.

Dengan sigap laki-laki yang pakai kacamata itu membantu sang gadis untuk berdiri dan membersihkan beberapa noda yang ada di baju serta tangan dan kakinya.

"Maaf-maaf kak aku nggak sengaja, lagi cari seseorang soalnya," jawabnya sembari membenarkan posisinya menjadi duduk dan turut membersihkan badannya.

Namun saat mereka tengah sibuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel, ketiga pemuda yang merupakan teman seorang laki-laki berkacamata itu terkejut saat melihat wajah sang gadis.

"Van, Lef woy, cewek itu kan," celetuk salah satu dari mereka.

"Iya Ja fix nggak salah lagi."

Pemuda berlesung pipi itu juga turut terkejut melihat wajah gadis itu yang mirip dengan kenalan mereka, refleks ia mendekati pemuda yang masih sibuk membantu si gadis.

"Mas mas, coba lihat deh muka tuh cewek," bisik pemuda berlesung pipi itu.

Laki-laki berkacamata itu sontak mendongakan kepalanya guna melihat wajah gadis yang ada didepannya itu.

"M-Maisha?" Refleknya memanggil gadis tersebut.

Si gadis pun juga reflek mendongakan wajahnya. Saat mendongakan wajahnya, si gadis pun terkejut bercampur senang juga tak percaya saat melihat siapa yang membantunya membersihkan sisa makanan di baju dan tubuhnya.

Ia menutupi mulutnya agar tidak berteriak kencang saat melihat laki-laki berkacamata itu.

"Ma-Mas Naung kan? MAS NAUNG KAN YA?!" Pekiknya.

"Kamu inget aku Mai-"

"BENER MAS NAUUNG DOONG!! AAAA MAS NAUUUNG, AKHIRNYA AKU BISA KETEMU KAMUUU!!" Gadis itu berdiri, memegang kedua tangan laki-laki itu dan mengajaknya melompat-lompat.

Karena kehebohannya, membuat beberapa orang yang ada ditaman menatap kearah mereka.

Setelah puas, gadis itu pun berhenti dan mengobrak-abrik tasnya, mencari sesuatu didalam sana.

"Mas mas aku minta tanda tangan doobg pliiss, aku ngefans banget sama mas." Gadis itu mengeluarkan baju merchandise dari bandnya yang telah dijual di toko orange dan hijau berserta spidol, lalu ia ulurkan kearah laki-laki berkacamata itu.

Dengan perasaan yang senang sekaligus bingung, laki-laki tersebut mengambil dan menandatangani baju tersebut. Setelah menandatangani baju tersebut dan menyerahkan kembali baju itu ke perempuan itu.

"Makasiiihh maaas, eh boleh foto nggak sih? Iihh tau nggak mas, aku rela daftar jauh-jauh ke kampus ini biar bisa sekampus sama mas dan anggota band mas yang laiin." Gadis itu mengeluarkan ponsel dan mengajak mas Naung foto bersama.

"Duuhh ternyata mas Naung ganteng banget ya aslinya," ucap gadis itu setelah berfoto dengannya, ia juga reflek mencubit pipi mas Naung.

"I-iya makasih," jawab mas Naung dengan perasaan campur aduk, tangan kanannya memegangi pipinya yang tadi di cubit oleh perempuan didepannya.

"Ng-Ngomong nama mu siapa? Maba kah?" Lanjutnya bertanya.

"Namaku Ilyana mas, nama lengkapnya Ilyana Putri Asmaradani. Aku Tellegro sejak mas Naung masih semester 4."

-๑๑-

"Mas yakin dia itu reinkarnasinya nyimas Maisha?" Tanya Janu.

"Kamu gimana sih Lef, kan yang yakin banget kalau dia reinkarnasinya nyimas Maisha kamu, kok sekarang malah ragu gitu," sahut Sanja kesal.

"Ya gimana nggak ragu, nyimas Maisha kan nggak alay lebay begitu,"

Mas Naung yang mendengar mulut lemes Janu itu langsung menjitak kepala adik tingkatnya.

"Mulut dijaga kalau ngomong. Aku yakin banget Lef, dan besok aku mau nembak dia," ucap mas Naung yakin.

"Buseeett nih orang sat set banget dah," kali ini Sanja yang menyahuti.

"Yaa mau nunggu apalagi sih Ja? Kita udah PDKT juga dari awal kita ketemu ditaman waktu itu. Kalau nggak sat set, si Maisha bakal diambil orang. Sia-sia dong pencarian aku selama ini?"

"Iya sih, ya udahlah gas aja deh kalau begitu mas," sahut Sanja lagi.

Keesokkan harinya mas Naung mengajak gadis bernama Ilyana itu ditempat Playground khusus dewasa, disana setelah bermain mas Naung berencana untuk mengajak Ilyana berpacaran.

Kenapa milih Playground? Yaa karena mas Naung pengen beda aja dari yang lain.

"Mas, aku mau main itu sekali lagi doong." Gadis itu terlihat berbinar saat menunjuk salah satu wahana bermain disana, ia hendak berlari menuju wahana tersebut namun mas Naung lebih dulu menahannya.

"Bentar, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Ngomong apa? Cepetan ya ngomong nya, aku mau cepet-cepet main itu soalnya, hehe."

"Iya-iya, bentaran doang kok."

Sebelum menyatakan perasaannya, laki-laki itu menenangkan dulu degupan jantungnya, lalu setelah itu ia memegang kedua tangan Ilyana.

"Ilyana Putri Asmaradani. Gadis yang selama ini telah mengisi hati dan pikiran ku serta keseharianku. Gadis yang selama ini udah membuat aku jadi semangat buat ngelanjutin kuliah. Gadis yang selama ini menjadi pengingat ku untuk bangkit dan membagi waktu antara nge-band dan kuliahku." Mas Naung berhenti sejenak, jantungnya kembali berdetak dengan cepat.

"Mulai hari ini dan seterusnya, sudikah adinda menjadi teman hidup ku? Sudihkah adinda menjadi alarm pengingat ku terus? Dan sudikah engkau menjadi kekasih ku?"

Ilyana terkejut, jantungnya turut berdegup dengan kencang mendengar kata-kata puitis yang terucap di bibir laki-laki berkacamata itu. Setelah menutup mata guna menetralkan degupan jantungnya, gadis itu menjawab.

"Aku Ilyana Putri Asmaradani menerima pernyataan cinta dari Kakanda Naung Alviandra. Aku mau menjadi alarm pengingat itu, aku mau menerima Kakanda Naung Alviandra menjadi kekasih ku selamanya."

Jawaban yang dilontarkan Ilyana membuat mas Naung merasa senang dan lega, akhirnya pencariannya selama ini membuahkan hasil. Ia berhasil mendapatkan hati Maisha dan memadu kasih dengannya lagi.




Get Lost In The 14th Century [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang