Jantung yang berdetak kencang

241 13 6
                                    

Halo guys para pembaca Ody dan Genta ayo merapat dulu.
Cerita ini request dari para sahabatku ikut juga dalam proses mencari ide cerita ini. Terutama tiap karakternya ya.
So, ayo merapat kalian semua!!
Untuk visual dan perkenalannya di pending dulu yak, hehe
.....

Cinta itu bisa membuat orang menjadi tidak masuk akal
Karena yang digunakan saat jatuh cinta adalah hati bukan otak
Cinta pertama katanya adalah cinta paling sulit dilupakan
Karena seterusnya Lo akan mencari seseorang yang setidaknya mirip dengan cinta pertama elo

“Hoi ngelamun aja Lo!”

Aku tersentak dan melepaskan headset dari telingaku dan menatap malas Melia, sahabatku.

“Ganggu aja sih, orang lagi fokus juga”

Melia tersenyum miring membuatku ingin menutup mukanya yang malah jadi aneh kalau lagi senyum gitu.

“Yaelah, Ody...Ody. Lo masih belum move on? Wake up Melody, Lo ngarep apa coba kalo gak mau mencoba maju?” ucapnya menggelengkan kepala dan menghela nafas jengah.

Kali ini tatapanku meredup mendengar perkataan Melia. Bukannya aku gak mau maju tapi keadaan gak pernah mendukung.

“Lo kan tau masalah gue Mel. Sulit lah pokoknya” ucapku tak bersemangat.

“Tuh pujaan hati Lo dateng” tunjuk Melia dengan isyarat kepalanya ke arah lelaki yang baru masuk.

Aku hanya terpaku dan sesekali melirik lelaki itu sembari berusaha menata hati yang mulai tidak karuan. Tubuhnya tinggi semapai dengan senyum khasnya yang ditambah lesung Pipit yang memesona.

Genta namanya. Lelaki itu yang sudah mencuri hatiku semenjak pertama kali bertemu dirinya di kelas X. Waktu itu dia membantuku yang bingung karena ketinggalan topi padahal upacara hendak dimulai. Dia jadi dihukum karena memberikan topinya untukku. Dari situ aku mulai jatuh hati kepada lelaki jangkung itu. Terlalu klise memang tapi cinta memang tidak bisa dikendalikan kapan untuk datang dan pada siapa ’kan?

“Gue tuh heran, gimana bisa Lo sekuat itu nyembunyiin rasa suka Lo ke Genta padahal kalian satu kelas dari kelas X. Terus pas Genta punya pacar Lo gak sakit apa?” tanya Melia yang tak habis pikir.

“ya sakit sih. Tapi kalo itu kebahagiaan Genta gue selalu dukung dia dari jauh kok”

Melia menatapku pasrah, mungkin ia sudah tidak bisa mengatakan apapun lagi. Aku tau Melia pasti khawatir, tapi siapa yang bisa mengatur suatu perasaan apalagi yang berkaitan dengan hati.

Kami hanya berdiam diri, aku yang sedang merenungi kisah cintaku yang bisa dikatakan mengenaskan ini. Lalu Melia yang tengah gregetan denganku, mungkin. Sampai guru yang mengajar jam pertama dikelasku masuk.

“Selamat pagi anak-anak, apa kabar kalian semua?” tanya Ibu Debi, guru pkwu.

Kami semua menjawab sapaan Ibu Debi dengan antusias. Ibu Debi merupakan salah satu guru yang sangat aku sukai, selain perangainya yang lemah lembut, beliau juga selalu rendah hati dan begitu baik dengan anak didiknya.

“Sebelum memulai pelajaran hari ini, Ibu mau bagi kelompok dulu. Nah kita akan mengadakan praktik memasak kue, jadi Ibu bakal bagi kelompok kalian dengan dua orang satu kelompok”

Semua teman sekelas ku mulai ricuh mendengar perkataan ibu Debi. Tapi sepertinya ini bukan hal yang begitu sulit bagiku, karena aku sudah sering membuatnya dirumah.

“Baik kelompok 1 Ninda dan Gio, kelompok 2 Priska dan Gama, kelompok 3 Melia dan Ciko, kelompok 4 Tera dan Dika, kelompok 5 Melody dan Genta kelompo 6 Husna dan Farid.....”

I Love You, Genta!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang