Sebenarnya sih hari ini gak update, tapi ada seseorang yang neror gue buat update katanya😁
.
.
.POV Ody
“Ody! Lo gak apa-apa?” tanya Ella dengan cemas masuk ke dalam tenda medis. Diikuti oleh Razka dan kak Dikta?
“Tenang, cuma keseleo dikit aja kok” jawabku. Pandanganku teralihkan ke arah kak Dikta yang berada di belakang Ella.
“Lho kak Dikta?”
“Kenapa bisa keseleo gini sih, Ody” ucap kak Dikta mendekatiku dengan raut wajah tertekuk khawatir.
“Kurang keseimbangan aja sih kak tadi, makanya sampai kaya gini, hehe” ucapku mencengir berusaha menghilangkan ketegangan diruangan.
“Kamu sih main narik aku aja, kalo aja gak kita tinggalkan Ody gak bakal kaya gini” ucap Ella cemberut ke arah pacarnya.
“Mana aku tau yang, lagian penontonnya bar-bar banget juga main dorong-dorong aja” balas Razka berusaha menenangkan Ella yang merengut.
“Razka bener tuh La, lagian gue juga kok yang salah” balasku.
Ella mendengus lalu Razka mengalungkan tangannya ke leher Ella dan tersenyum manis untuk membuat gadis itu luluh dan berhenti cemberut.
“Lo berdua kalo mau bucin mending jangan di sini deh. Kasian kami berdua tau” cercaku menatap sinis Razka.
“Kamu masih bisa jalan atau enggak, Ody?” tanya kak Dikta.
Aku mengangguk dan turun dari brangkar, tapi kakiku ngilu saat aku memaksakan untuk berdiri. Hampir saja aku kehilangan keseimbangan, untung saja kak Dikta lekas menopangku dan wajahnya terlihat sangat cemas.
“Kakak gendong aja deh, kalo dipaksain buat jalan takutnya malah makin parah”
Kak Dikta berjongkok dan mengisyaratkanku untuk naik ke punggungnya. Aku berkedip ragu, walau kami sangat dekat tapi aku tetap merasa tidak enak pada kak Dikta.
“Ody gak enak kak, gak apa-apa kok Ody jalan sendiri aja deh ya”
“Jangan aneh-aneh deh, Ody. Udah biar aja kak Dikta yang gendong Lo. Emangnya Lo kuat jalan dari sini ke parkiran?” ucap Ella tegas.
“Ayo naik” ucap kak Dikta lagi. Akhirnya aku mengangguk dan naik ke gendong kak Dikta.
“Kalo berat bilang aja kak” bisikku di telinga kak Dikta.
Kudengar kak Dikta hanya terkekeh lalu berjalan keluar dari tenda medis setelah berterima kasih kepada dokter yang mengobati tadi.
Ella dan Razka mengikuti dari belakang, kulihat Razka masih berusaha membujuk Ella yang kelihatannya masih ngambek. Tapi aku tau sahabatku yang satu itu hanya berpura-pura ngambek, sebenarnya ia hanya tidak ingin Razka memarahinya karena kejadian tadi.
Kak Dikta membawaku ke mobilnya, dia bilang mau mengantar aku walau aku sudah menolak karena aku takut makin ngerepotin kak Dikta. Tapi dia bersikeras karena khawatir katanya, apalagi udah malam.
Mama pun terlihat sangat khawatir ketika aku tiba dengan di gendong kak Dikta. Dia memang tidak bertanya tapi dari rautnya aku sudah tahu dia sangat cemas.
“Kamu kenapa bisa luka kaya gini Ody?” tanya ketika kak Dikta sudah pamit pulang.
“Ody hilang keseimbangan Mah, soalnya banyak tadi orangnya berdesakan” jawabku pelan sembari memegang tangan Mama dan tersenyum menenangkan Mama.
Mama menghela nafas pelan, “Yaudah, tapi sudah diobati kan?”
“Udah kok Mah, tadi udah dikompres juga terus dikasih salep”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Genta!
Fiksi Remaja"Genta! I love you!!" teriak Ody di tengah deburan ombak bersahut-sahutan. "Apa?! Gue gak denger!" Sahut Genta berteriak juga. "Aku! Cinta! Kamu!" ...... Namanya Melody seorang gadis biasa yang berada di kelas 11 sekolah menengah atas. Ia menyukai G...