Di Atas Ketinggian

23 4 3
                                    

Biasanya hari pertama masuk sekolah merupakan hari yang khusus banget. Udah terbiasa libur malah masuk lagi dengan rutinitas sekolah. Begitu juga denganku yang masih malas malasan di atas kasur enggan berpisah dengan selimut. Hingga suara handphone ku berbunyi membuatku mengambilnya dan mengangkat tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Siapa sih pagi-pagi nelpon?" Tanyaku dengan nada tidak sabar.

"Belum bangun"

Aku langsung membuka mata lebar, handphone yang ku taruh di telinga ku mundurkan dan melihat kalau yang memanggil adalah Genta.

"Hehe, ini juga udah mau bangun"

"Aku tunggu di luar"

"Maksudnya kamu lagi di luar ini?"

"Hm"

Aku langsung melompat dari kasur dan dengan cepat menyambar handuk mandiku.

"Kalo gitu aku mandi dulu, bye"

Aku langsung menutup telepon dan memasuki kamar mandi. Membasuh muka, sikat gigi dan mengguyur air ke badan kulakukan dengan cepat.

Setelah selesai mandi dan berpakaian aku langsung keluar dari kamar dan pamit dengan Mama Papa. Di luar mataku menangkap Genta yang duduk di atas motornya mengenakan jaket hitam.

"Pasti nunggu lama ya" ucapku dengan senyum tak enak.

"Cuma sedikit lebih lama aja" balas Genta tersenyum ke arahku.

"Tuh kan"

"Nunggu lama aja gak jadi masalah beneran deh, ayo naik bidadarinya Genta"

Aku naik ke atas motor Genta dengan senyum lebar. Hari pertama sekolah semoga menjadi hari yang menyenangkan.

....

Kami duduk melingkar seperti biasa di meja kantin. Setelah sekian lama tidak melakukan hal ini karena liburan.

"Kangen bet dah gue sama nih tempat" celetuk Ella dengan mengelus pelan meja kantin.

"Lebai" cibir Nadira seraya meminum minumannya.

"Lo punya hubungan apa sama Tama sih, Ra?" Tanya Melia membuat kami semua terkejut. Bahkan Nadira tersedak ketika minum mendengarnya.

"Hubungan? Nadira ada sesuatu gitu sama Tama?!" Seru Aula dengan  muka kaget.

Mata kami semua terarah ke Nadira yang masih batuk batuk.

"Gak usah liat-liat, gue tau kok kalo gue cantik"

"Hueekkk"

"Ayo jangan ngelak, lo punya hubungan sama Tama?" Tanyaku juga.

"Gak ada ealah, gue aja bingung apalagi lo pada"

"Oh di gantung ceritanya nih" sahut Emma.

"Tapi menurut lo, Tama punya perasaan gak sama lo?" Tanya Melia.

"Lah gue bukan Tama bjir, mana gue tau"

"Udah lah jangan ngeributin soal gue" ia kembali mencoba mengelak.

Tapi entah mengapa aku merasa kalau tatapan Tama ke Nadira itu beda. Aku merasa kalau lelaki dingin itu pasti menyukai Nadira. Tapi kelihatannya mereka masih nyaman belum terikat hubungan apa-apa. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik buat mereka berdua terutama Nadira.

....

Aku merasa beberapa hari terakhir ini Genta sulit sekali di hubungi. Beberapa kali ia menghilang dan tidak bisa dihubungi tapi esoknya muncul lagi. Seperti hari ini, ia sulit lagi di hubungi dan tidak muncul di kelas.

I Love You, Genta!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang