Ody POV
Hari sudah beranjak malam, di ujung sana bulan sudah dengan malu-malu menampakkan dirinya. Bintang-bintang yang bertaburan di langit hitam seolah menjadi pengiring malam ini.
Aku memutuskan untuk kembali ke hotel, berhubung sudah malam dan aku juga tidak mau membuat teman-temanku mencariku.
Di lorong hotel, aku menyipitkan mata ketika melihat Razka yang kulihat dari sisi samping saja. Entah apa yang mereka bicarakan tapi terlihat ketegangan diantara mereka.
Aku mengendikkan bahu, walaupun aku penasaran karena kata Ella Razka tidak akan ikut tapi nyatanya aku malah bertemu mereka berdua. Bukan tidak peduli tapi itu urusan mereka dan aku tidak memiliki hak untuk mencampuri, kecuali sudah diluar batas.
Aku membuka pintu kamar dan mendapati Melia yang sedang duduk linglung. Keningku berkerut melihatnya yang bahkan tidak menyadari kedatanganku.
"Melia"
Dia tidak bergeming masih tenggelam dalam lamunannya. Aku memegang bahunya dan kembali memanggilnya. "Melia lo kenapa?"
Ia tersentak dan menatapku kaget, "kapan lo datang Dy, kok gak ada suaranya"
"Yaelah gue udah datang dari tadi kali Lia. Tapi lo aja yang ngelamun dan gak sadar" aku memutar mata menjawab pertanyaan Melia.
"Kenapa sih?" Tanyaku lagi ketika mendapati Melia kembali diam. Aku duduk di sebelahnya membuat Melia sedikit panik.
"Gak ada" kilahnya.
"Beneran?" Aku memastikan kembali soalnya kelakuan Melia terlihat aneh, aku tidak ingin ia berada dalam situasi sulit.
"Iya suer deh" ia mengangkat kedua jarinya dengan tampang meyakinkan.
Aku terkekeh lalu bangkit menuju kamar mandi. Sebelum aku masuk terdengar Melia memanggilku kembali.
"Menurut lo kenapa cowo ngasih sesuatu kepada cewe?" Tanyanya dengan kegugupan terlihat di wajahnya.
"Ada cowo yang ngasih sesuatu sama lo?"
Ia terlihat panik dan memerah, "bukan gue!" Serunya.
Hal itu semakin membuatku terkekeh dan yakin kalau itu tentang dia. "Iya kalo bukan lo. Nah kalo cowo ngasih sesuatu buat cewe, artinya ada dua. Satu dia cuma ingin berbuat baik sama teman ceweknya. Dua cewe itu orang yang disukainya makanya ia memberikan sesuatu terutama yang sangat di perlukan cewe itu"
Aku melihat Melia dengan menyelidik, ia terlihat termenung lagi dengan ekspresi kosong. Entah apa lagi yang dipikirkannya. Aku menggeleng dan masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Melia di sana.
...
Pintu dibuka dengan kasar membuat aku dan Melia refleks melihat ke sosok yang masuk dengan muram dan melempar sling bagnya ke kasur.
"Gue marah banget pokoknya!" Seru Ella dengan berkacak pinggang di hadapan kami.
"Nah minum dulu, marah pun butuh tenaga" aku menyodorkan sebotol air mineral yang di sambut Ella dan dia meminum dengan brutalnya membuatku bergidik.
"Marah kenapa lo?"
"Masa Razka tiba-tiba datang ke sini dan cuma buat marahin gue? Bahkan gue belum ngomong dia sela aja terus. Memang gue suka cogan dia bisa apa hah?!"
"Dia kan pacar lo El" aku meringis melihat Ella yang menatapku tajam.
"Tapi dia gak berhak gituin gue juga kali Ody. Perasaan gue juga gak marah waktu dia foto bareng cewe lain masa dia marah padahal gue cuma liatin ciptaan Tuhan aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Genta!
Teen Fiction"Genta! I love you!!" teriak Ody di tengah deburan ombak bersahut-sahutan. "Apa?! Gue gak denger!" Sahut Genta berteriak juga. "Aku! Cinta! Kamu!" ...... Namanya Melody seorang gadis biasa yang berada di kelas 11 sekolah menengah atas. Ia menyukai G...