Ody POV'
Setelah aku sampai rumah dan Genta mengantarkan pulang, senyum di wajahku tidak pernah luntur. Bahkan Mama sampai menatapku heran yang membuatku sangat malu. Bibirku rasanya tidak mau berhenti untuk tersenyum.
Aku melemparkan tubuhku ke atas kasur dan menutup wajahku dengan bantal. ‘Akhh!! Ya ampun gak nyangka banget Genta bakal bilang kaya gitu’ teriak batinku bersorak.
Jujur saat itu aku benar-benar merasa sedang bermimpi. Mimpi indah yang terasa semu dan tidak nyata, kami dulunya orang asing yang menjadi dekat.
Apa yang Genta sukai dari aku? Mengapa ia menyukaiku? Mengapa dia bisa memporak-porandakan hatiku sedemikian rupa hanya dengan pengakuannya? Dan banyak lagi pertanyaan yang muncul dibenak ku tanpa di komando.
Aku yakin malam ini bakal sulit buat tidur, rasanya energiku tidak ada habisnya. Pikiranku terus saja memutar kejadian tadi, bisa-bisa gila aku kalau seperti ini terus.
.....
Author POV'
Malam ini padahal Nadira tidak ingin keluar, ia begitu malas keluar malam-malam. Tapi karena tamu bulanannya datang mengharuskannya untuk keluar untuk membeli pembalut. Setelah selesai membeli keperluannya, ia berjalan kembali menuju rumah. Memang tokonya tidak terlalu jauh dari rumahnya dan Nadira juga terlalu malas untuk menggunakan kendaraan pribadi.
“Kagak ada cogan lewat kali yak?” gumam Nadira sembari menendang kerikil di jalan.
Memang tuh anak pikiranya cuma cogan aja, sebelas dua belas sama Ella emang.
Dia menyipitkan mata ketika segerombolan lelaki sedang duduk berkelompok di pinggir jalan. Tapi sekali lagi Nadira tanpa ragu berjalan melewati kumpulan lelaki itu dengan santainya.
“Suitt...suiitt..cewe, enggak singgah dulu main sama kita” ucap seorang lelaki dengan rambut di cat kuning dan bertindik dengan senyum genit.
Nadira menatap mereka jijik, tapi dia begitu lihai menyembunyikan ekspresinya. ‘Iyuhh...bukannya ketemu cogan malah ketemu cowo genit mana jamet lagi’ gerutunya dalam hati.
“Wani Piro bang?” ucapnya dengan menaik-turunkan alisnya dengan senyum pongah.
“Ayolah kita seneng-seneng bareng, ya gak” ucapnya sembari berjalan mendekati Nadira dengan sempoyongan.
“Najis! Sok kecakepan! Lo kira gue yang cantik paripurna ini mau gitu bareng Lo Lo pada yang burik gini? Ngaca bang, udah mabuk-mabukan di jalanan, kere banget ya sampai gak mampu ke club' buat mabuk? Ngimpi aja Lo sama mau sama gue” semprot Nadira dengan tatapan menghina. Memang kalo urusan menghina itu udah jadi bakat alami Nadira, mulutnya itu loh beracun.
Raut muka semua lelaki di sana segera saja menjadi masam dan geram mendengar perkataan Nadira.
“Belagu banget Lo jadi cewe, emang Lo kira ada juga cowo yang mau sama Lo?”
“Oh ya jelas banyak lah, malah pada antri mereka buat jadi pasangan gue” ucap Nadira mengibaskan rambutnya sombong.
Ucapannya semakin membuat para lelaki itu meradang. Tapi tanpa dia sadari di ujung jalan tak jauh dari tempatnya berada, ada seorang lelaki yang duduk di motornya dan menatap kejadian di depannya dengan datar dan sedikit ekspresi ketertarikan di wajahnya.
“Lo semua pada gak laku ya jadi mangkal di pinggir jalan buat godain anak cewe orang? Sesuai sih sama tampang kalian, mana mungkin ada yang mau sama kalian” ejek Nadira semakin menjadi, salah siapa mereka menghadang dia yang saat ini moodnya lagi buruk-buruknya.
“Lo!” seru lelaki dengan rambut kuning berdiri itu mengangkat kepalan tangannya seolah ingin memukul Nadira.
Nadira meraba kantong celananya dan bersiap mengeluarkan senjata ampuhnya jika lelaki itu hendak menyakitinya. Tapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Genta!
Fiksi Remaja"Genta! I love you!!" teriak Ody di tengah deburan ombak bersahut-sahutan. "Apa?! Gue gak denger!" Sahut Genta berteriak juga. "Aku! Cinta! Kamu!" ...... Namanya Melody seorang gadis biasa yang berada di kelas 11 sekolah menengah atas. Ia menyukai G...