Aku turun dari motor Genta dengan mata melirik sekeliling. Sedikit bingung karena Genta mengajakku ke daerah yang cukup jauh dari pusat kota. Ku lihat dia perlahan melepas helmnya membuat rambutnya tergeletak berantakan hingga menutupi keningnya.
"Kita ngapain?"
"Ayo" ajaknya sembari memegang tanganku dan tangan sebelahnya menenteng sekresek makanan.
Aku hanya mengikuti langkah kaki Genta, mataku menangkap pemukiman warga yang jauh dari kata layak. Sampai di sebuah pondok kecil yang terletak di tengah-tengah pemukiman ini.
Genta membawaku masuk ke dalam, aku terkejut karena di dalam cukup banyak buku dan sebuah papan tulis berukuran sedang di tengah-tengah. Ada juga beberapa anak-anak yang duduk membaca buku dan langsung menghampiri kami begitu melihat kedatangan kami.
"Bang Genta!" Seru seorang anak lelaki dengan kaos coklat kedodoran yang warnanya mulai pudar.
Genta melepas genggaman tanganku dan berjongkok mengelus kepala anak lelaki yang menghampiri. "Hei Ito, gimana seru gak bukunya?" Tanyanya dengan senyum hangat.
Anak yang Genta panggil Ito itu mengangguk dengan antusias seolah ia sangat senang bertemu dan berbicara dengan Genta.
"Bagus kalau begitu, ayo panggil teman yang lain hari ini abang bakal memperkenalkan kalian sama seseorang"
Anak bernama Ito itu mengangguk dan dengan cepat mengajak temannya yang lain untuk keluar dari berlari. Mungkin saja memanggil teman yang lainnya.
Begitu mataku dan Genta bertemu, aku menunjukkan tatapan tanya dan rasa ingin tahu.
"Gue mau ngajak lo ke dunia gue, dunia seorang Genta. Gue jamin lo akan senang bersama anak-anak seperti mereka" ucapnya seolah tau apa yang ingin kutanyakan.
"Dan lo ngajar mereka juga?" Tanyaku sembari menatap peralatan belajar yang ada di sisi kanan.
Ia mengangguk, "bukan hanya gue, ada teman-teman lain juga yang bantuin. Mereka orang-orang yang kurang beruntung untuk mengecap pendidikan, jadi kita yang lebih beruntung tidak ada salahnya membagi sedikit ilmu kita" matanya berbinar saat berbicara.
Aku mengangguk dan berjalan melihat-lihat sekitar, walaupun sempit tapi cukup rapi dan banyak terdapat buku-buku di sebuah rak. Juga ada beberapa meja lipat kecil di sudut ruangan.
Tak berselang lama terdengar suara anak-anak yang berdatangan. Jumlahnya sekitar 15 orang dengan usia berbeda-beda.
Genta dengan sigap menyambut mereka bahkan beberapa anak-anak ada juga yang langsung memeluk Genta. Rupanya ikatan diantara mereka kuat dan sangat dekat sekali.
"Ayo semua duduk, abang mau kenalin kakak cantik di sebelah ini" ucap Genta mengarahkan anak-anak untuk duduk dan menyuruhku untuk berkenalan dengan mereka.
"Halo teman kecil kenalin kakak Melody, kalian panggil aja Kak Ody" ucapku dengan senyum lebar.
"Halo kak Ody" sapa mereka balik dengan serentak.
"Kakak pacar bang Genta?" Tanya seorang anak lelaki yang duduk paling muka.
Mukaku lekas saja tersipu malu, 'aduh dek pengennya sih beneran jadi pacar Genta' pekikku dalam hati.
"Zidan dari mana tau tentang pacaran?" Tanya Genta dengan tatapan menyelidik pada anak yang bernama Zidan.
"Kata bang Vrega" jawabnya polos.
Terlihat Genta terdiam tak bisa berkata-kata, mungkin ia sedang mengumpati Vrega yang mencemari otak anak ini.
Setelahnya Genta mengajak anak-anak itu untuk belajar beberapa hal dan ternyata hal ini menyenangkan. Berbagi ilmu kepada orang lain itu suatu hal yang diberikan kepada kita yang mendapat keistimewaan untuk belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Genta!
Teen Fiction"Genta! I love you!!" teriak Ody di tengah deburan ombak bersahut-sahutan. "Apa?! Gue gak denger!" Sahut Genta berteriak juga. "Aku! Cinta! Kamu!" ...... Namanya Melody seorang gadis biasa yang berada di kelas 11 sekolah menengah atas. Ia menyukai G...