Suami Perfectionist

646 51 39
                                    

"Kami pulang"

Changbin dengan cepat membuka matanya. Menatap jam dinding yang sudah menunjukkan jam 1 sore. Artinya, Chan dan Jisung pulang dan makan siang.

Sial. Bagaimana dia bisa tertidur? Seingatnya dia hanya merebahkan tubuhnya di kasur sejenak dan menutup mata, tubuhnya pegal dan kebelakangan ini Changbin merasa cepat lelah.

Changbin dengan cepat berlari ke dapur. Melihat Chan di depan pintu masuk menunggu Jisung yang membuka kasut sekolahnya.

"Kakak" cicit Changbin. Chan mendongak, menatap Changbin yang menunduk dan tersenyum. "Kenapa sayang?" tanyanya lembut. Changbin menggigit bibirnya, Chan pasti akan marah setelah ini.

"A-aku tertidur. Aku belum masak apapun" ucapnya pelan. Changbin semakin dilanda rasa bersalah saat Jisung mendekati nya dan memeluk kakinya. "Mommy.. Ayam goreng kesukaan Sungie ada, kan?" tanya Jisung mendongak menatap ibunya.

Chan ingin marah, namun saat melihat gurat lelah istrinya, emosinya hilang seketika. "Tidak apa. Ayo kita makan di luar saja" ucap Chan, mengusap pipi Changbin pelan. "Kamu pasti lelah. Ayo siap-siap ya?" katanya lagi. Changbin mengangguk.

Bahkan saat di dalam mobil, Changbin tidak banyak bicara. Memainkan tangannya dan sesekali melirik Chan yang keliatan tenang. Changbin tau Chan marah, Chan adalah seorang yang sangat suka akan kesempurnaan. Chan juga tidak suka makan di luar karena dia sangat cerewet, bahkan Changbin saja terkadang capek mendengar omelan Chan jika masakannya tidak sesuai selera suaminya.

Mereka memesan makanan Italy, dan benar saja dugaan Changbin.

"Apa ini? Pineapple? What the hell"

Ah jika begini Changbin pusing. Suaminya akan terus menerus berbicara menggunakan bahasa Inggris yang sialnya Changbin hanya tau 'I'm fine thank you, and you?' saja.

"Sayang lihat. They put a pineapple on my pizza. I won't eat this. That's ridiculous" Chan mengambil pasta kesukaan nya, namun baru beberapa suap, Chan memberikannya pada Changbin.

"Ga enak. Mereka ga bisa masak ya?"

Dan begitu saja terus. Changbin sampai pusing mendengar nya, untungnya Jisung tidak memilih dan memakan makanan nya. Changbin bersyukur Jisung 90% seperti dirinya.

"Sayang. Cheese lasagna nya tidak lumer, aku ga mau makan ini"

"Aish apaan. This taste like sh*t."

"Kak! Ada Jisung." Changbin menatap Chan tajam, namun Chan tidak peduli. "Kalau saja kamu masak, aku tidak akan seperti ini" Chan mengambil ponselnya, mengecek email dan schedule kerja nya.

Changbin menunduk. Lihatkan, Changbin lagi yang disalahkan. Walaupun itu memang salahnya, tapi tetap saja, Changbin kecil hati. Mendadak dia hilang nafsu makannya. Menatap Jisung yang lahap menghabiskan pizza dan pasta milik ayahnya.

"Sungie. Enak ya?"

"Enak! Tapi enak lagi masakan Mommy hehe" ucap Jisung. "Lihatkan. Jisung juga ingin masakan mu" ucap Chan, matanya tidak lepas dari layar ponselnya.

Changbin menatap Chan lama. Dia juga lelah tau, bangun jam 5 pagi, memasak sarapan dan bento untuk Jisung, membereskan rumah setiap hari karena jika tidak Chan akan mengomel nonstop, mencuci baju, masak lagi. Rutin yang sama setiap hari.

Terkadang Changbin iri dengan Hyunjin. Minho memanjakan Hyunjin dan bahkan tidak jarang juga Minho yang melakukan pekerjaan rumah, Hyunjin diberi kebebasan selama satu hari dan bisa pergi kemana saja ia mau, sudah tentu Minho yang memberikan kartu hitamnya pada Hyunjin.

Keluarga Ter Racha Racha (Slow Update❗)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang