3

150 20 0
                                    

Sowon terdiam sejenak ketika telinganya mendapati suara sebuah pintu di ketuk. Arahnya dari kamar mandi di dekat ruang tamu.

Tanpa pikir panjang dan drama, Sowon segera pergi ke arah sumber suara.

"MANAGER-NIM?!", Sowon terkejut saat melihat manager Miri yang sudah tampak berantakan berada di dalam kamar mandi yang terkunci.

Rupanya gadis kecil itu telah berani menjebak manager Miri, kemudian menguncinya di dalam kamar mandi selama seharian.

Manager Miri terlihat kesal, tapi juga terlihat lemah. Entah sejak kapan dia berada disana sehingga Sowon langsung bisa memastikan managernya belum menerima asupan nutrisi sama sekali.

Lantas, Sowon segera membantu managernya keluar dari kamar mandi dengan perlahan. Dia memapah manager Miri ke arah ruang tamu dimana seorang gadis kecil sudah merangsek masuk ke dalam tumpukan bantal untuk bersembunyi.

"Aku tidak tau bagaimana memanggilmu, tapi keluarlah!", pinta Sowon pada si gadis kecil.

"Anio, nanti aku di malahin sama eomma. Aku tidak mau kelual.", teriak gadis itu terus bersembunyi dibalik tumpukan bantal.

Sowon menghela nafas beratnya, kemudian duduk di dekan tumpukan bantal dimana gadis kecil bersembunyi.

"Kalau kamu mau keluar, aku punya susu untukmu.", rayu Sowon.

"Lasa cokelat?", tanya gadis itu.

"Ne, rasa cokelat.", jawab Sowon.

Gadis kecil itu keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung mendusel pada Sowon yang duduk di dekat tempat persembunyiannya.

Sowon menggendongnya, lalu kembali duduk disebelah manager Miri yang sedang menikmati roti panggang yang dibeli Sowon sebelum tiba di rumah.

Manager Miri nampak begitu kesal dengan kedatangan Sowon yang membawa gadis kecil dalam gendongannya. Dia enggan melirik ke arah gadis itu karena baginya, gadis itu adalah monster yang hendak menyiksanya pasca pengurungannya hari ini.

Sowon memangku gadis itu, kemudian membukakan susu cokelat dalam kemasan yang sudah dibelinya.

"Diam disini! Aku akan menanyai mu sesuatu.", pinta Sowon sambil memberikan susu cokelat kepada si gadis.

Gadis itu mengangguk. Dia menikmati susu cokelat pemberian Sowon dengan senyum bahagia padahal ada korban kejahilannya disana, tapi...

Namanya juga anak-anak, pasti dia tidak akan merasa bersalah walaupun sudah melakukan banyak hal yang membuat urat nadi ketarik ratusan meter.

Sowon menarik nafas dalam sebelum memulai interogasinya. Harapannya, gadis kecil itu mau bersikap koperatif pada Sowon dengan bicara jujur terkait apa yang dia lakukan seharian ini bersama managernya.

Dengan ekspresi ramah, Sowon mulai bertanya.

"Apa kamu yang menghancurkan kamarku?", tanya Sowon langsung pada poin pembicaraan.

"Anio, aku tidak melakukannya.", jawab si gadis kecil.

"Bicaralah yang jujur! Aku tidak akan memarahimu.", pinta Sowon.

"Aku tidak menghanculkan, aku hanya mau melukis. Aku mau melukis wajah eomma, tapi disana hanya ada klayon melah.", jawab gadis kecil itu polos.

Sowon mengelus dadanya setelah tau apa yang dimaksud krayon merah oleh gadis kecil itu. Wajahnya juga diusap kasar dengan beberapa kali membenahi rambutnya yang mulai nakal menutupi parasnya.

Sowon mencoba bertahan pada emosi netralnya, tapi nampaknya dia terlalu lelah untuk melanjutkan wawancara sehingga dia memilih pertanyaan yang langsung berhubungan dengan managernya.

6 Mommies & Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang