10

85 15 0
                                    

Tok tok tok~

"Nuguyya?", teriak seseorang dari arah dalam.

"Kami, VIVIZ, sajangnim.", kompak Eunha, SinB, dan Umji berujar.

"Masuklah!", balas orang itu.

Ketiga anggota VIVIZ itu kemudian memasuki ruangan CEO mereka bersama-sama dengan hati penuh perasaan was-was karena takut gadis kecil itu menghancurkan ruang CEO.

Namun, perasaan itu seketika sirna tatkala melihat CEO mereka sedang bekerja di mejanya, sedangkan gadis kecil tengah tertidur di sudut ruangan yang memang dikhususkan untuk CEO beristirahat dari hiruk pikuk dunia.

Ketiga anggota VIVIZ akhirnya bisa bernafas lega setelah ekspektasi mereka tidak terwujud sama sekali, dan mungkin baru kali ini mereka merasa senang saat ekspektasi mereka yang begitu jauh dari kenyataan ternyata tidak terwujud.

Benar-benar aneh, tapi itulah yang ketiganya rasakan sekarang.

Ketiganya pun menghadap ke arah CEO, lalu memberi hormat sebagai bentuk kesopanan sebelum meminta izin mengambil gadis kecil itu kembali.

Awalnya CEO menanyakan ini itu tentang rencana  comeback mereka, tapi setelahnya dia malah menanyakan kira-kira dimana VIVIZ ingin tinggal bersama anggota Gfriend lainnya.

"Mianhamnida, tapi ini kami tidak salah dengarkan?", tanya SinB terkejut lagi terheran-heran dengan CEO mereka yang malah meminta mereka tinggal bersama kembali dengan para anggota Gfriend.

"Ani, kamu tidak salah dengar SinB-ssi.", jawab CEO BPM secara tegas dan tanpa banyak basa-basi.

Ketiga anggota pun saling berpandangan satu sama lain. Mereka bertatapan untuk berdiskusi tentang lokasi rumah atau apartemen yang bisa memungkinkan mereka untuk bersatu, dan pastinya rumah atau apartemen itu harus memiliki akses yang mudah untuk pergi kemanapun, khususnya ke arah 4 agensi berbeda yang menaungi masing-masing anggota Gfriend.

Selagi mereka berdiskusi, CEO rupanya diam-diam memanggil salah satu pegawainya untuk membawakan barang ke ruangannya. Barang itu tentunya akan berguna bagi ke-enam anggota Gfriend nantinya.

Apalagi kalau bukan pakaian, mainan, dan aksesoris lainnya untuk gadis kecil berusia 3 tahun itu. Sudah pasti mereka akan sangat membutuhkan stok pakaian yang banyak mengingat toilet training gadis kecil itu masih sangat buruk.

Tok tok tok~

"Permisi, sajangnim. Barangnya...", ujar seorang pria sambil membawa dua buah goodie bag besar berwarna cokelat ke dalam ruang CEO.

"Ne, taruh saja di kursi itu!", ujar CEO sambil menunjuk ke arah kursi kosong.

"Gamsahamnida.", ujar CEO lagi setelah pegawainya selesai menaruh barang yang dipesan CEO.

Pria itu pun berdiri, lalu dia berjalan mendekati goodie bag yang baru saja diletakkan oleh pegawainya. Matanya memeriksa secara teliti isi tas itu sebab dirinya tidak mau disalahkan jika terjadi sesuatu pada gadis kecil itu.

"Apa kalian sudah menentukannya?", tanya CEO BPM setelah selesai memeriksa isi goodie bag.

"Belum, kami belum bisa menentukannya. Kami butuh diskusi dengan anggota lain.", ujar Eunha.

CEO BPM itu mengangguk paham, lalu dia berjalan mendekati ketiga anggota VIVIZ yang masih berdiri di dekat meja kerjanya.

"Kapan kalian bisa memberitahukan informasi itu padaku? Aku akan segera menyiapkan dorm itu, kalau perlu aku yang akan bergerak merayu tiga entertainment itu agar mau mendukung upayaku menyatukan kalian.", ujar CEO yang baik hati tersebut.

6 Mommies & Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang