25

63 11 4
                                    

Eunha membawa gadis kecil ke sebuah taman bermain yang terletak tak jauh dari apartemen Sowon. Dia mengajak gadis kecil itu bermain keluar untuk pertama kalinya agar mengenal lingkungan tempat tinggalnya.

Walaupun tempat tinggalnya hanya sementara, tapi pengetahuan tentang rumah dirasa Eunha sangat penting untuk ditanamkan kepada gadis kecil guna mengembangkan sisi sosial nya.

Di taman, gadis kecil nampak bersemangat bermain. Dia bergerak kesana kemari, loncat sana loncat sini dengan ekspresi riang gembira yang tak bisa di gambarkan.

Senyumnya terlihat sumringah, menyimpul mengikuti setiap langkah kakinya. Tawanya menggema, membuat orang-orang disekitar sana ikut merasakan kebahagiaan dari gadis kecil itu.

"Eomma, untuk eomma.", ujar gadis kecil itu sambil memberikan setangkai bunga matahari yang baru saja dipetiknya.

Eunha terkejut dengan tindakannya memetik matahari yang itu berarti melanggar larangan memetik bunga, tapi saat dia melihat ketulusan saat memberikan bunga itu. Eunha rasa, dia akan pasang badan jika pengelola taman menegur gadis kecil itu karena telah memetik bunga.

Ya, tinggal kasih alasan klasik 'nama nya juga anak-anak' ke penjaga, Eunha berharap masalah tidak akan bertambah panjang setelahnya.

"Eomma, apa aku boleh naik itu?", tanya gadis kecil sambil menunjuk perosotan tinggi berwarna merah yang penuh dengan anak kecil sedang bermain.

"Boleh, mau aku temani?", tanya Eunha yang merasa gadis kecil butuh pendampingan mengingat tinggi perosotan itu cukup untuk membuat bulu kuduk anak kecil gemetar.

Gadis kecil itu mengangguk, lalu dia menggandeng tangan Eunha dan berjalan bersamanya menuju ke perosotan itu.

Sampai di bawah tangga, gadis kecil itu perlahan naik. Tangan kecilnya mencoba berpegangan sangat kuat agar tubuhnya tidak terjatuh, tapi karena usianya masih sangat belia serta kemampuan motorik yang masih butuh di asa.

Gadis kecil itu terjatuh dari tangga perosotan ke arah belakang ketika dia baru saja tiba di pertengahan jalan.

Gubrak!?

Beruntung Eunha masih berada disana sehingga gadis kecil itu terjatuh tepat diatas badan Eunha yang kini menjadi bantalan akibat terkejut dengan kedatangan tubuh gadis kecil yang tiba-tiba menimpanya.

"Kamu tidak apa-apa?", tanya Eunha panik, tapi tak bisa membangunkan tubuhnya dengan cepat karena keberadaan gadis kecil di atasnya.

"Aku... Badanku sakit, eomma.", jawab gadis kecil itu dengan ekspresi sedih, tapi tak sedikitpun air mata yang menetes.

"Bangunlah, aku akan melihat badanmu. Siapa tau ada luka disana.", ujar Eunha.

Gadis kecil itu perlahan turun dari atas tubuh Eunha. Dia duduk disebelah anggota Gfriend itu sambil menepuk-nepuk tangannya yang kotor akibat pasir yang menempel.

"Pasti kamu kaget karena terjatuh. Sini aku obati!", ujar Eunha.

Tubuh mungil gadis kecil itu kemudian di gendongnya. Dibawanya menjauh dari mainan perosotan tinggi itu, kemudian duduk untuk mengecek apakah badan gadis kecil itu ada yang terluka.

Eunha mengeceknya dengan perlahan. Matanya secara teliti mengamati setiap goresan maupun luka yang mungkin ada di tubuh gadis kecil itu.

Beruntung tak ada satupun luka disana, dan mungkin hanya ada sedikit luka memar akibat benturan antara badannya dengan tulang belulang Eunha.

Selesai bermain, mereka beristirahat sejenak menikmati keindahan sebuah kolam besar berisi ikan-ikan hias berwarna-warni. Ada yang jingga, kuning, bahkan ada juga yang merah.

6 Mommies & Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang