35

83 10 2
                                    

Selama 2 jam Umji dan Mijoo menemani gadis kecil bermain. Mereka menaiki banyak arena permainan yang tersedia, mulai dari kereta, tembak-tembakan, hingga permainan mesin capit mainan yang dimana Umji berhasil membawa pulang 2 hadiah dari permainan tersebut.

Keduanya nampak berusaha membuat gadis kecil bahagia dengan ikut bermain bersamanya, tapi semua usaha itu sia-sia karena gadis kecil sama sekali tidak menunjukkan raut wajah bahagiannya.

Dia terus saja diam tanpa kata sambil sesekali memeluk Umji maupun Mijoo ketika sedang bermain bersama.

Umji mulai sedikit khawatir dengan keadaan gadis kecil yang tak kunjung bersemangat meskipun Umji sudah menuruti semua keinginannya. Umji memainkan banyak permainan yang di tunjuk gadis kecil, dan juga membelikan apa yang dia mau.

Umji pun memilih mengajak gadis kecil duduk sejenak diruang khusus. Mereka beristirahat setelah bermain-main cukup lama di acara festival tersebut. Namun tiba-tiba Umji menyadari ada yang aneh dengan sikap gadis kecil.

Bila diperhatikan, cara berdiri gadis kecil terlihat aneh dengan kedua kaki selalu terbuka, dan ekspresi wajahnya juga tidak terlihat seperti orang marah. Bukan hanya itu saja, gadis kecil juga menolak untuk duduk dan selalu meminta di gendong saja. Sangat berbeda dengan gadis kecil biasanya.

Untuk mengetahui hal itu, Umji mencoba menyamakan tinggi dengan gadis kecil.

"Mwo geuraeyo?", tanya Umji penasaran.

Gadis kecil tetap diam, tapi kali ini kepalanya tertunduk amat dalam dengan pandangan mengarah ke celananya.

Seolah mengerti dengan maksud gadis kecil, Umji mengarahkan tangannya pada pantat gadis kecil. Dia memegang bagian belakang itu untuk memastikan tidak terjadi hal yang diinginkan.

Namun, sepertinya takdir berkata lain. Wajah Umji seketika berubah suram setelah menyentuh pantat gadis kecil yang dilapisi popok dan celana tersebut.

"Kamu buang air?", tanya Umji.

Gadis kecil menggeleng.

"Aku ee, eomma, bukan buang-buang ail.", ujar gadis kecil yang akhirnya bersuara.

"Kenapa tidak bilang?", tanya Umji kembali menggendong gadis kecil.

"Aku mau bilang, tapi muka eomma selam sepelti hantu.", ujar gadis kecil dengan polosnya.

Umji pun terkekeh mendengarnya. Kemudian dia izin pada Mijoo untuk mengantar gadis kecil ke toilet terlebih dahulu agar dia bisa membersihkan gadis kecil dari sampah perutnya itu.

Mijoo yang sedaritadi sudah menahan tawa akibat ulah gadis kecil yang buang air sembarangan pun mengizinkan keduanya pergi, sedangkan dia akan mencari makanan ringan untuk mengisi perut sekaligus menunggu keduanya membersihkan diri.

Di salah satu bilik toilet, Umji segera mengganti popok gadis kecil dengan yang baru agar gadis kecil merasa nyaman dengan kondisinya. Umji berusaha sesabar mungkin dalam menghadapi gadis kecil yang begitu asik tisu toilet disana. Dengan seenak hati, gadis kecil menarik tisu toilet itu sampai memanjang, kemudian menutupi tubuhnya sendiri seperti mumi.

Melihat tingkah konyol gadis kecil, Umji hanya bisa menghela nafas sangat dalam. Ekspresinya sengaja dia datarkan supaya tawanya tidak terlepas. Namun, mana mungkin Umji bisa tidak tertawa geli melihat tingkah konyol itu? Apalagi gadis kecil sekarang sedang bingung sendiri sebab air membuat tisu tersebut menempel di tubuhnya.

"Eomma, tolong?!", teriak gadis kecil mulai risih dengan tisu basah yang menempel di badannya.

"Eomma, tisunya nempel sepelti upil. Tolong aku, eomma!", teriaknya lagi.

6 Mommies & Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang