12

73 12 1
                                    

"Aigooo!? Kalau kamu ada masalah, bilang dong! Jangan depresi seperti ini!", ujar Eunha yang mengkhawatirkan SinB saat dia melihat gadis 24 tahun itu hanya duduk di sofa dengan wajah penuh coretan.

Sejak tadi malam, SinB berusaha menghilangkan blush-on dan Liptint tebal disekitaran wajahnya. Mulai dari air, sabun, bahkan water cleanser sudah dia coba, tapi hasilnya nihil karena kedua benda yang ada diwajahnya itu memiliki formula waterproof selama 12 jam.

Yang itu berarti keduanya baru bisa dibilas setelah 12 jam.

Kejadian ini membuat Eunha yang baru saja terbangun dari tidurnya bertanya-tanya mengenai kesehatan mental SinB. Dia khawatir gadis itu menjadi gila hanya gara-gara mengurus gadis berusia 3 tahun.

Eunha duduk disebelah SinB, menatap kasihan pada adik dalam grupnya itu disertai kekehan kecil yang membuat SinB semakin emosi.

"Ini semua gara-gara monster kecil itu. Dia mengambil peralatan makeup ku, mengacak-ngacak, lalu melukis sepuas hati di wajahku.", ujar SinB dengan begitu gondoknya.

"Bukankah semalam kamu sudah kunci pintu?", tanya Eunha sedikit merasa janggal.

Pasalnya, gadis bermarga Hwang ini sangat jarang tertidur dengan kondisi pintu terbuka. Dia selalu disiplin dengan ruangan pribadinya, termasuk dalam hal mengunci pintu.

Jadi sangat aneh jika gadis kecil nan ajaib itu bisa masuk ke kamar SinB, kecuali dia memanjat jendela dari arah luar yang juga tidak memungkinkan karena jarak tanah dengan jendela SinB jauh lebih tinggi daripada gadis kecil itu.

SinB pun menghela nafasnya, lalu membanting badannya ke sandaran sofa.

"Mana berani aku kunci pintu kalau di luar ada anak kecil? Waktu aku tinggal di rumah saja, aku tidak mengunci pintu. Apalagi kalau...", SinB menghentikan ucapannya sejenak ketika pupil matanya mendapati gadis kecil yang terbangun dengan celana basah dan berjalan mencari pertolongan.

Plakk!!!

SinB menepuk keningnya cukup keras, lalu dia mengacak-acak rambutnya. Membuat wajah gadis itu nampak seperti orang stres yang sebenarnya.

Lah, kan emang lagi stres.

"Aish, aku ingin menghinanya. Aku ingin memukulnya. Aku ingin.... MEMAKANNYA HIDUP-HIDUP!!", ujar SinB.

Eunha hanya menggeleng melihat kelakuan SinB. Dia tidak mengira SinB akan menjadi sangat stres dengan kehadiran gadis kecil itu.

Padahal mereka baru dua hari tinggal bersamanya, tapi kenapa rasanya seperti sudah puluhan tahun saja?

Benar-benar gila.

Tangan Eunha menepuk punggung SinB, lalu mengelusnya perlahan sambil mengatakan kata-kata mutiara agar semangat SinB bisa kembali seperti semula.

Namun, SinB tidak meresponnya karena atensinya kini diarahkan pada gadis kecil yang duduk di lantai dengan Lego dan mainan dinosaurusnya. Tak lupa juga celana basah bekas ompol yang masih menempel di kakinya sebab belum ada anggota Gfriend yang mau mendekatinya untuk menggantikan celana.

"Aish, aku gantikan celananya dulu.", ujar SinB yang akhirnya luluh setelah melihat bagaimana susahnya gadis kecil itu bermain dengan celana yang basah.

SinB mendekati gadis kecil itu, duduk disebelahnya tanpa bicara sama sekali sambil terus memperhatikan gerak-gerik gadis kecil yang sedang bermain.

"Hana, dul, set..", gadis kecil itu tiba-tiba berhitung sambil mempersiapkan tangannya melakukan sesuatu.

Prakkk!!!

"Holeeee!!", serunya setelah berhasil merubuhkan bangunan Lego yang telah dibuatnya.

6 Mommies & Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang