44

57 8 0
                                    

Tok tok tok
Tok tok tok

"Eomma, buka pintunya! Aku lapal.", teriak gadis kecil sambil mengetuk pintu kamar SinB berulang kali.

"Eomma, aku udah mau mati. Aku lapal eomma.", teriaknya lagi.

Tak ada jawaban dari dalam. SinB masih setia dengan kultivasinya agar sukses menjadi orang paling sabar di dunia. Gadis kecil merasa jengah, dia bosan dengan SimB yang tak kunjung keluar dari kamarnya hanya karena ulahnya yang melempar celana dalam SinB sembarangan.

Gadis kecil pun segera berlari ke arah dapur, lalu dia membuka kulkas untuk melihat isinya.

"Wah, buah!!", ucap gadis kecil bangga setelah melihat beberapa buah panjang berwarna merah dengan bentuk seperti jari dan tangkai kecil pada bagian atasnya.

Gadis kecil mengambil buah itu, lalu dibawanya buah itu ke ruang tengah untuk di santap.

"Buahnya melah, aku suka walna melah.", ujar gadis kecil polos.

Dia pun segera memakan buah itu dengan seksama. Bibirnya mengunyah sedemikian rupa buah merah tersebut sampai dia merasakan hawa panas yang kian membara di lidahnya.

"PEDAAAAAASSSSS huaaaaa?!", gadis kecil berteriak-teriak kepedasan.

Rupanya, buah yang dia kira lezat itu adalah cabai merah. Dia memakan buah itu, dan alhasil rasa pedas yang diikuti sensasi panas membakar seluruh lapisan lidah dan kerongkongannya. Gadis kecl berteriak jejeritan, tangannya melempar cabai merah itu ke sembarang tempat kemudian tanpa sadar mengucek matanya.

"Huaaaaa PELIIIIIHHHHH?!", lagi gadis kecil berteriak.

Matanya mulai terasa perih akibat sensasi pedas yang menempel di tangannya setelah memegang cabai itu cukup lama. Gadis kecil menangis sejadi-jadinya, memohon pertolongan entah pada siapa yang mau menolongnya.

Matanya sakit, lidahnya perih, dan kerongkongannya panas. Lengkap sudah karma yang di terima oleh gadis kecil setelah dia membuat SinB malu dengan ulahnya, dan Eunha jejeritan akibat perilakunya.

SinB yang sedang berada di dalam kamar kemudian merasa terganggu dengan suara teriakan dari arah luar. Dia membangunkan diri dari posisinya, lalu dengan niat tak niat melangkah ke arah pintu untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar.

"Huaaaa, eomma samchon... huaaa pedas pelih... aduh sakit.", teriakan gadis kecil menggema di telinga SinB.

SinB pun bergegas mencari tau dengan pergi ke arah sumber suara.

"Aigoo, ahgassi.", ujar SinB terkejut melihat gadis kecil sudah jumpalitan di lantai dengan kulit wajah memerah.

"Eomma pelih, aduh sakit.", ujar gadis kecil mengadu.

SinB panik bukan main melihat gadis kecil sudah seperti lobster rebus akibat kulit badannya yang memerah padam. Dia pun segera berlari ke arah dapur, kemudian mengambil sekotak susu putih lalu menuangkannya ke dalam botol.

Tidak lupa juga SinB mengambil air panas dalam sebuah wadah. Dia mengambil air panas dari water heater di dalam kamar mandi. Beruntung sebelum ini dia mandi dengan menggunakan air hangat sehingga SinB tidak perlu menunggu lagi untuk mendapatkan air hangat guna mengompres mata gadis kecil yang terkena cabai.

SinB kembali dengan susu dan sebaskom kecil air hangat. Dia duduk di sebelah gadis kecil yang masih terlunta-lunta di atas lantai. SinB menggendong gadis kecil, kemudian menidurkannya di atas kaki jenjang miliknya.

"Shileo eomma, aku mau susu otat.", ujar gadis kecil masih saja merepotkan di tengah ketidakberdayaannya.

SinB berusaha untuk sabar sambil terus menyodorkan susu yang sudah dia siapkan di dalam botol. Beberapa kali gadis kecil melepeh susu itu, dia menyemburkannya kembali karena rasa susu yang tidak dia sukai.

6 Mommies & Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang