Honeymoon

1.2K 5 0
                                    

Hari ini adalah hari kedua bulan maduku Bersama istriku, Ashel, di Bali. Aku dan Ashel memutuskan untuk pergi ke ubud. Kota di atas bukit di pulau Bali. Tempat ini memang romantic. Sepi dari hiruk pikuk wisatawan, tidak seperti daerah Pantai, seperti Jimbaran atau Kuta.

Pagi ini, sekitar jam sepuluh waktu setempat, kami pergi diantar oleh supir taxi ke penginapan Ubud Cottage di dekat Istana Raja Ubu, aku dan Ashel, istriku pergi ke resepsionis untuk konfirmasi che-in penginapan.

Setelah meletakkan koper di kamar kami, kami pun keluar dari kamar cottage untuk pergi mencari tempat penyewaan motor.

"Shel, kita cari tempat sewa motor aja ya? Buat jalan keliling Ubud." Tanyaku pada istriku.

"Iya Do, nanti tanya aja sama resepsionis cottage, mungkin nanti ada yang tahu tempat sewa motor. Jadi nanti kita gak perlu repot cari." Jawab isriku.

Kami kembali ke meja resepsionis bermaksud untuk bertanya tentang penyewaan motor di daerah Ubud ini.

"Selamat malam, ada yang bisa kami bantu?" tanya karyawan resepsionis cottage kepada kami.

"Kami mau sewa motor mbak, mbak tahu tempat sewa motor daerah sini gak?"

"Oh, bisa mas. Sebentar ya, kami hubungi dulu. Mohon ditunggu."

"Siap, mbak Indah, betul kan?" kataku sambil menanyakan Namanya, setelah membaca name-tag terpasang di dadanya. Dia hanya mengangguk sambil menelpon.

"Aldo, nanti kit acari makan dulu ya?" tanya Ashel bergelayut manja pad lenganku.

"Iya, Shel." Aku tersenyum melihat kea rah istriku.

Setelah menunggnu selama lima menit, akhirnya datang laki-laki paruh baya yang mengendarai sebuah motor matic.

"Indah, katanya ada yang mau sewa motor ya?" tanya orang itu.

"Mas ini yang mau sewa pak." Indah menjawab sambil menunjuk kami.

"Iya pak, kami yang mau sewa motor."

"Saya Made" pak Made mengulurkan tangannya yang kubalas dengan jabat tangan, "Saya Aldo pak."

Setelah beberapa lama negosiasi masalah uang sewa dan membayar uang muka, pak Made menyerahkan kunci motor kepadaku. Langsung saja aku gandeng tangan istriku menuju motor, kami berdua naik motor dan pergi untuk mencari tempat makan yang enak. Aku kemudian membawa istriku pergi ke warung bebek yang ada di pinggir jalan.

Saat sampai, aku memarkirkan motor dahulu lalu kami berdua masuk dan memilih tempat duduk yang agak pojok, bersebelahan dengan turis asing. Setelah melihat-lihat menu dan memesan aku pegang tangan Ashel dan cium pinggung tangannya, aku rangkul pundaknya. Ashel membalas dengan menyelipkan tangannya ke selangkanganku, untung saja tangannya tertutup meja yang cukup besar. Jadi orang-orang tidak dapat melihat apa yang istriku lakukan. Tangannya mengelus kejantananku dari luar celana. Aku bisa merasakan penisku mulai tegang karena rangsangan barusan.

"Sayang, aku jadi pengen nih!" bisikku pada istriku. Ashel hanya membalas dengan senyuman nakal.

Sesaat kemudian datang dua orang pelayan yang membawa pesanan kami, dengan cepat Ashel menarik tangannya dari selangkanganku. Setelah berterima kasih kepada pelayan aku dan Ashel mulai memakan makanan kami dengan lahap. Bebek gorengnya sangat enak, bahkan tulangnya pun sangat renyah. Sambalnya juga mantap pedasnya pas saat dimakan dengan bebek goreng.

Setelah selesai makan dan membayar, kami memutuskan untuk pergi ke Monkey Village, taman kera yang terkenal di Ubud.

"Shel, kita ke Monkey Village dulu yuk?" aku bertanya pada Ahel.

"Iya, terserah kamu aja." Sahut Ashel sambil memeluk erat saat motor mulai melaju.

Setelah beberapa kali bertanya pada warga local, akhirnya kami sampai di Monkey Village. Kami kemudian masuk ke sana setelah memarkirkan motor dan membeli tiket masuk. Kami berdua masuk dengan bergandegan tangan, ramai juga wisatawan yang datang kesini, pikirku.

"Itu Do, monyetnya banyak juga, lucu-lucu." Ashel menunjuk kearah sekawanan monyet yang berada di atas pohon.

"Iya, Shel. Itu yang di sana juga ada induk sama anaknya."

Aku menunjuk kearah seekor induk dengan anaknya yang bermain Bersama. Setelah berjalan berkeliling beberapa lama, kami akhirnya memutuskan untuk keluar.

"Sayang, pulang yuk! Aku lagi pengen nih!" aku merayu dengan mencolek pinggangnya.

"Ah kamu mah Do!" ujarnya tersenyum akibat kelakuanku.

Kami Kembali ke parkiran motor dan melajukan motor mengikuti jalan kami saat berangkat tadi agar tidak tersesat. Dibelakang Ashel memeluk tubuhku erat seolah tidak mau melepaskanku.

"Mampir ke minimarket dulu ya Do, mau beli mimum." Istriku berkata agak keras karena motor kami melaju cukup kencang, sehingga suaranya samar terdengar.

"Iya." aku menganggukkan kepalaku.

Aku memberhentikan motor di minimarket dekat dengan cottage tempat kami menginap. Aku hanya menunggu istriku di atas motor, sedangkan ia pergi masuk ke dalam sendirian. Tak lama kemudian Ashel datang menenteng plastic denga nisi dua botol air mineral dan beberapa batang coklat, kami kemudian malnjutkan perjalan pulang menuju cottage.

Sesampainya di cottage dan masuk ke dalam kamar. Langsung saja aku peluk istriku dan aku cium bibirnya. Aku pagut dan lumat bibir tebalnya itu, sedang tangan ku meraba mengelus punggungnya dari luar baju.

Cuupphh...

Cuupphh...

Cuupphh...

Aku susupkan tanganku ke dalam bajunya, bergerayang menuju bawah branya dan memnemukan apa yang kucari. Aku masih menciumi Ashel, melumat bibirnya dan menghisap bibir bawahnya. Lidah kami saling beradu dan bertaut, sama-sama saling bertukar saliva.

"Mmnppphhhhh..." erang Ashel.

Aku melepaskan pelukanku dan kami saling melucuti pakaian masing-masing sehingga kami berdua sudah sama-sama telanjang bulat tanpa sehelai benang. Aku sungguh terangsang dengan pemandangan yang ada di depanku ini.

...

cerita selengkapnya ada di https://karyakarsa.com/whyusmile

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang