Il Mio Insegnante

587 1 0
                                    

Hampir 2 tahun telah berlalu, tak terasa aku telah memasuki liburan semester 3. Liburan yang panjang selama 1 bulan lebih membuatku bosan, kerjaku hanya membantu di toko orang tuaku dan jalan-jalan di mall. Teman-temanku sibuk dengan pacarnya dan ada yang melewati liburan di luar negeri. Dan yang lebih membuatku stress adalah aku sedang ribut dengan pacarku, padahal cuma gara-gara masalah sepele.

Ditengah rasa bosan itu, pada suatu hari aku berjalan-jalan di Mall Taman Anggrek sendirian. Lumayan untuk menghilangkan stress dengan melihat-lihat barang-barang dan gadis-gadis cantik berlalu-lalang. Ketika aku sedang melihat-lihat barang jualan, tiba-tiba bahuku ditepuk oleh seseorang.

"Hans, lagi apa sendirian di sini?" aku membalikkan badan dan seorang wanita cantik berdiri di belakangku.

"Masih inget nggak?" tanyanya. Aku diam sejenak, setelah memutar ingatan aku baru ingat dengan wanita yang baru saja menepuk pundakku.

"Ohh... ci Gre ya?! Wah udah lama nggak ketemu ya, gimana kabarnya ci? Baik-baik aja?" tanyaku basa-basi.

"Kabar cici baik kok." Jawabnya tersenyum.

Ci Gracia atau biasa dipanggil ci Gre itu masih cantik seperti dulu meskipun penampilannya sedikit berubah, rambutnya yang dulu panjang sedada & dikuncir itu kini tinggal sebahu lebih dan waktu dulu ci Gre tidak berkacamata karena memakai soft lens, namun tubuh dan kecantikannya tidak berubah sedikit pun. Dari aku masih SMA sampai sekarang yang sudah memasuki semester 3, ci Gre memang sudah membuka les privat di rumahnya untuk siswa SD-SMA.

"Cici sendirian juga nih, ngapain? Belanja?"

"Iya, Cici juga lagi kosong hari ini, mau liat-liat barang sekalian mau belanja dikit, eh nggak taunya ketemu kamu Hans."

"Oh iya, ngomong-omong cici masih kenal sama aku nih, padahal udah lama nggak ketemu ya." godaku.

"Ah kamu, gimana cici bisa lupa sama murid yang paling bandel." aku jadi tersipu malu mengingat peristiwa dulu itu.

Sekarang aku menemaninya belanja sambil ngobrol dengan ci Gre. Karena dia juga sedang senggang, setelah selesai menemani ci Gre berbelanja aku lalu mengajak ci Gre untuk pergi ke tepi laut dengan mobilku. Melihat laut kadang-kadang membuat hati yang galau terasa lebih segar. Di sana kami ngobrol-ngobrol seperti orang berpacaran saja walaupun dia lebih tua 4 tahun dariku dan pernah menjadi guru lesku. Sampai tak terasa bahwa waktu sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore.

"Wah ci! Udah mau malem nih! Kita cari makan dulu yuk, lapar nih." Ci Gre setuju dan kami pun mencari restoran dan makan di sana.

"Ko Joe kapan pulang ci? Kasihan kan cici sendirian terus." tanyaku tentang ko Joe yang merupakan pacar ci Gre.

"Minggu ini dia wisuda kok, jadi paling 2 minggu lagi pulang."

"Selamat ya ci, kalau nikah nanti undang aku ya!" kataku bercanda.

"Ah... bisa kamu Hans, nikahnya aja belum tau kapan."

Setelah pesanan datang, kami makan. Saat teringat kembali dengan masalah dengan pacarku, aku memilih untuk memesan bir agar dapat melupakan masalahku sejenak. Tanpa sadar aku telah menghabiskan 3 botol dan mulai merasa pusing. Ci Gre yang melihatku sedikit teler menyuruhku untuk berhenti minum.

"Hans apa-apaan sih kamu minum sampai begini, udah-udah gak usah minum lagi!"

Aku pun memanggil pelayan dan membayar pesanan kami. Karena keadaanku yang sudah setengah sadar maka ci Gre yang menyetir mobil untuk mengantarku pulang. Agar orang tuaku tidak mengetahuiku yang sedang mabuk, aku meminta ci Gre untuk mengantar pulang ke rumahku yang di kompleks Ruko.

Keluargaku mempunyai 2 rumah. 1 Ruko jarang ditinggali, yang ini berfungsi untuk gudang dan biasa kupakai kumpul-kumpul dengan teman dan barang-barangku juga banyak disimpan di sana. 1 lagi di kompleks perumahan, tempat untuk keluargaku tinggal. Sebelumnya aku juga sudah bilang pada orang tuaku bahwa aku mungkin tidur di rumah ini, jadi tidak usah kuatir kalau tidak pulang ke rumah.

Saat sampai di rumahku tidak ada siapa-siapa, aku masuk ke ruang tamu dengan sempoyongan dituntun oleh ci Gre dan menjatuhkan diri di sofa.

"Hans, kamu kenapa sih kok bisa mabuk gini, ada masalah apa sebenarnya?" tanya ci Gre khawatir menyodorkan air putih padaku.

Akhirnya aku menceritakan segala masalah dengan pacarku padanya. Ci Gre mendengarkan segala keluh kesahku dengan penuh perhatian. Setelah menceritakan masalahku dengan pacraku, ci Gre menyuruhku untuk tidur aja agar lebih tenang.

Aku dituntun masuk ke dalam kamar. Ketika ci Gre menuntunku tak sengaja aku melihat belahan dadanya melalui kaos berleher V-nya, seketika birahiku meningkat ketika teringat dulu ketika masih les aku dan teman-temanku pernah 'mengerjainya', terlintas dalam pikiranku mengulangi perbuatan itu apalagi di rumah yang sedang kosong.

Ketika aku menjatuhkan diri ke ranjang, kutarik tangannya sehingga ci Gre ikut tertarik bersamaku. Posisinya sekarang berada di atasku berhadap-hadapan.

"Aduh apa-apaan ini Hans! Kamu... mmhhhhh!!!" Sebelum dia habis berkata, bibirku sudah menempel di bibirnya yang tebal itu.

...

cerita selengkapnya ada di https://karyakarsa.com/whyusmile

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang