Lesson

680 3 0
                                    

Perkenalkan namaku Aksa, aku baru saja menginjak umur 28 tahun. Sekarang aku bekerja di suatu perusahaan multimedia design & marketing di Jakarta. Focus dari pekerjaanku lebih menuju ke arah website design. Statusku masih belum menikah, dan juga masih belum punya pacar.

Aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak dan adikku laki-laki semua. Sekarang kakak kandungku telah berkeluarga, dan tinggal di Bandung. Adik kandungku baru saja menyelesaikan kuliah-nya di Jakarta, dan kami tinggal bersama. Sejak aku pindah ke Jakarta, orang tua kami membeli rumah di Jakarta agar aku dan adikku tidak gampang terpengaruh oleh sifat dan kebiasaan anak-anak kost yang tidak benar. Memang aku akui itu kekhawatiran yang berlebihan, tapi bagi kami itu adalah berkat karena telah diberi tempat tinggal oleh mereka.

Kakak sulungku sejak tamat SMA langsung pindah ke Bandung. Dia mengambil bidang kedokteran. Dan kini sekarang dia berhasil membuka praktek sendiri di Bandung dan menetap di sana, setelah lama dia berpindah dari 1 tempat ke tempat lain di daerah terpencil untuk ujian praktek.

Aku ingin menceritakan pengalaman mengesankan sewaktu aku masih kuliah di kota Surabaya hampir 10 tahun yang lalu. Pengalaman ini melibatkan hubungan aku dengan kakak sepupuku yang berumur 3 tahun lebih tua dari aku. Kalau dipikir-pikir lagi sekarang, keperjakaanku diambil oleh kakak sepupuku sendiri, dan aku merasa tidak ada penyesalan dalam diriku.

Atau mungkin karena aku adalah laki-laki, jadi masalah keperjakaan tidak terlalu penting bagi kami kaum Adam. Kakak sepupuku bernama Shani, tapi sejak kecil aku selalu memanggilnya ci Shani atau hanya Cici yang artinya kakak perempuan. Kami berasal dari kota yang sama yakni kota Surabaya. Ci Shani adalah anak dari kakak perempuan ibuku. Dia adalah anak bibi yang sulung dari 3 bersaudara.

Ci Shani pada saat 10 tahun yang lalu berwajah cantik, putih, dengan tinggi badan 167 cm. Dadanya kencang, meskipun tidak begitu besar. Tapi pinggulnya indahnya bukan main. Yang aneh di sini adalah anak dari ibuku semua-nya lelaki, sedangkan anak dari bibi semua-nya perempuan.

Jarak rumah kami tidak terlalu jauh, dan sewaktu masih SMP dan SMA, ci Shani selalu mampir ke rumahku hampir tiap 3 kali seminggu. Karena tempat les private matematika, dan fisikanya dekat dengan rumahku. Jadi daripada pulang ke rumahnya dulu setelah sekolah, dia memilih untuk mampir di rumahku untuk makan siang lalu berangkat lagi ke les private-nya.

Bisa dikatakan meskipun umur kami beda 3 tahun, tapi kami sangat akrab. Ci Shani mempunyai watak yang ramah, lembut, dan sangat perhatian kepada kami. Kami menganggap ci Shani seperti kakak kandung sendiri. Tapi aku selalu merasa kalau ci Shani memberi sedikit perhatian lebih kepadaku. Waktu itu aku berpikir mungkin karena kakak sulungku hampir seumur dengan-nya, dan adik bungsuku umurnya beda sangat jauh darinya. Tapi setelah kejadian malam itu, aku baru mengetahui kenapa ci Shani memberikan perhatian lebih kepadaku.

Ci Shani sering mencurahkan isi hatinya denganku, meskipun waktu itu aku masih duduk di bangku SD. Kadang-kadang aku tidak mengerti apa yang dia omongkan. Kalau dia tertawa, aku pun ikut tertawa. Meskipun aku waktu itu tidak tau kenapa harus tertawa. Mengingat-ingat itu lagi, aku bisa tertawa sendiri sekarang. Jiwa anak-anak masih lugu dan murni.

Semenjak tamat SMA, ci Shani pindah ke Yogyakarta dan kuliah di sana. Sejak kepindahan ci Shani, terus terang saja aku merasa kehilangan dan kadang-kadang rindu dengannya. Hanya setahun 2 kali ci Shani pulang ke Surabaya, dan itu cuma untuk beberapa minggu saja. Dan yang mengesalkan, tiap kali ci Shani pulang, selalu saja saat aku harus menghadapi ujian. Jadi waktuku untuk bermain-main dengan ci Shani sangat terbatas.

Aku juga pernah sempat cemburu oleh laki-laki yang sekarang menjadi suami ci Shani, sewaktu ci Shani membawanya pulang untuk bertemu keluarganya dan keluargaku. Rasa cemburu ini sangatlah beda. Tidak sesakit rasa cemburu terhadap pacar sendiri. Mungkin rasa cemburu karena takut akan kehilangan kakak kesayangan saja. Laki-laki itu bernama mas Arga. Mas Arga sendiri adalah orang asli Yogyakarta, yang kebetulan kuliah di universitas yang sama dengan ci Shani.

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang