Workout

589 9 0
                                    

Mas Daniel adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Dia sering datang ke rumah-rumah warga untuk keperluan menagih iuran warga dan biaya air. Mas Daniel adalah seorang pria duda yang sudah ditinggal istrinya karena kecelakaan. Umurnya sih masih muda, sekitar 30 tahunan lima tahun lebih tua dariku, makanya aku lebih suka memanggilnya Mas daripada Pak.

Kalau kata orang-orang kalau dia ini seorang yang sedikit mesum, buktinya ketika di rumahku kalau aku melewat di depannya, seringkali matanya jelalatan melihat padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku, bagiku sih tidak masalah.

Aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau melewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang kotor tentangku.

Walaupun begitu dia itu menjadi pria idam-idaman seluruh Wanita di daerahku. Alasannya sih karena wajahnya yang rupawan. Siapa yang tak tertarik coba dengan seorang pria matang dengan wajah rupawan, rambut model French crop berwarna cokelat dan tatapan mata tajam yang terjaga di balik kacamata bulat.

Pada suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fittness untuk menjaga bentuk tubuh dan staminaku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fittness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah sport bra hitam dengan belahan dada sedikit rendah sehingga buah dadaku itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai bra, juga sebuah celana legging ketat yang mencetak pantatku yang padat berisi.

Waktu aku sedang melatih pahaku, tiba-tiba terdengar bel rumah berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Mas Daniel yang datang, pasti dia mau menagih biaya air, yang dititipkan Ayah padaku tadi pagi.

Kubukakan pagar dan kupersilakan dia masuk ke dalam

"Silakan Mas duduk dulu ya, saya ambil dulu uangnya." senyumku dengan ramah mempersilakannya duduk di ruang tengah.

"Kok sepi Gre, yang lain kemana?"

"Papa hari ini pulangnya malam Mas, tapi uangnya udah dititipin ke saya kok, Mama juga lagi arisan sama temen-temennya" seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu.

Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh hangat untuknya.

"Minum Mas." tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku.

Nuansa mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu Dia menanya-nanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti pekerjaan, hobi, keluarga, dan lain-lain, tapi tatapan matanya terus menelanjangi tubuhku.

"Gracia, kamu habis olah raga ya? Kok badanmu keringatan gitu terus mukanya merah lagi." katanya

"Iya nih Mas, biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen pijet rasanya, Mas Daniel bisa bantu pijitin gak?" godaku sambil mengurut-ngurut betisku.

Tanpa diminta lagi Mas Daniel segera bangkit dan pindah ke sebelahku, sewaktu berdiri kuperhatikan kalau matanya mengarah ke putingku yang menonjol dari balik sport bra-ku, kulihat juga batang penisnya yang ngaceng berat itu tercetak di celananya yang membuatku tidak sabar mengenggam benda itu.

"Sini Gre, siniin kakinya biar aku pijet."

Aku lalu merubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut muali dari betis hingga pahaku. Uuuhh... pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya itu membelai pahaku yang mulai membangkitkan birahiku. Akupun menahan desahan dengan menggigit bibir bawahku.

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang