Sognu

1K 8 0
                                    

Setelah beberapa bulan membuka warung, aku bersyukur karena kini warungku sudah mulai ramai. Banyak sekali para sopir yang mampir di warungku. Kadang tidak hanya sopir, orang-orang yang bepergian juga terkadang mampir di warungku ini. Hal ini turut membuat penjualan menjadi meningkat. Syukurlah pelan-pelan aku bisa melunasi pinjaman modal awal dulu.

Tentu saja semuanya berkat saran dari ibu-ibu yang dulu pernah mampir ke warungku. Setelah aku coba dan menimbang lagi omongannya, kukira dia ada benarnya. Aku pun memutuskan untuk mencoba mengubah penampilanku. Tetapi saat itu aku masih khawatir dengan suamiku. Aku takut dia tidak mengizinkanku. Maka aku pun meminta izin darinya.

"Ini kan buat narik perhatian yang datang mas." kataku menjelaskan.

"Bukan buat narik perhatian dalam hal buruk. Tapi biar warung kita ini berkesan di mata para pembeli." lanjutku.

"Apa kamu tidak takut Flo? Nanti banyak yang ngegodain?" tanya suamiku.

"Bukannya dulu Mas Aji yang bilang kalo itu udah risikonya ya?"

"Iya juga sih." jawab suamiku, Mas Aji

"Yaudah. Asal itu demi warung kita jadi rame."

Sekarang ku pun mulai berdandan secantik mungkin saat menjaga warung. Pakaianku juga aku ubah. Sekarang aku lebih sering mengenakan daster. Tentu saja daster yang aku pakai sedikit terbuka di bagian atas dan pendek di bagian bawah. Pakaian seperti itu membuat tubuhku terlihat sedikit seksi karena memamerkan sedikit lekuk tubuhku. Untuk awalnya sih, aku rishi. Tapi lama kelamaan melihat warungku mulai ramai, aku jadi semakin terbiasa.

Mayoritas pelanggan yang datang ke warungku ini adalah para sopir truk. Wajar karena memang warungku berada di pinggir jalan raya yang biasa dilewati oleh truk. Tidak ada warung lain di sini selain punyaku. Nilai lebih dari lokasi warungku ini, ada banyak pohon di sekitarnya sehingga membuat suasana menjadi sejuk. Banyak sekali para sopir yang datang untuk sekadar berisitirahat.

Dulu warungku sudah mulai buka dari pukul 5 sore sampai jam 2 malam. Kenapa aku memilih membukanya di sore hari karena, saat pagi atau siang, tidak ada yang membantu sebab suamiku harus bekerja. Jadi sepulang kerja, suamiku akan segera membantuku membawa makanan ke warung.

Lama kelamaan, karena kondisi warung yang terus ramai, aku berinisiatif untuk membuka warung sepanjang hari. Jadi untuk memasak makanan tidak perlu lagi pulang ke rumah. Kami langsung masak di warung ini sekaligus beristirahat di sini.

"Tapi kamu kuat gak Flo jaga warung seharian?" tanya mas Aji.

"Flora kuat kok, Mas."

"Kamu gakpapa kalo gak mas temenin di sini kalo pagi?"

"Gapapa, Mas. Aku bisa jaga diri. Lagian kalau ada mas, bukannya nemenin malah nenenin." godaku pada suamiku.

"Hahaha. Yaudah, kalo gitu mas tinggal ya?" setelah memberikan kecupan singkat mas Aji langsung berangkat kerja.

Akhirnya warungku bisa buka sepanjang hari. Dari pagi sampai pagi lagi. Tapi ternyata juga aku butuh bantuan terutama saat ingin berbelanja ke pasar. Akhirnya aku memperkerjakan satu orang pekerja. Namanya Angga. Sengaja aku memilih laki-laki karena aku mencari fisiknya yang kuat. Sekalian agar dia bisa menjadi pelindungku di warung nanti.

Sebenarnya aku meminta agar mas Aji berhenti saja dari pekerjaannya dan fokus di warung kami. Tapi dia menolak, alasannya mas Aji bukan tipe orang yang suka berdiam diri. Karena aku tak mau berdebat dengan suamiku, maka aku mengiyakan saja kemauannya itu.

Seperti dengan dugaan awalku dulu, profesi seperti ini memang berisiko digoda oleh para sopir yang mampir di warungku. Apalagi semenjak aku mengubah penampilanku, hampir setiap hari aku menerima godaan dari para supir. Awalnya aku merasa risih, tapi setelah lama kelamaan aku mulai mengabaikannya dan menganggapnya sebagai hal biasa.

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang