L'amant d'un ami

702 2 0
                                    

Kejadian ini terjadi saat aku baru masuk ke dunia kerja. Di tempatku bekerja aku punya cukup banyak rekan kerja, tapi yang paling dekat denganku ada satu orang, bang Resta Namanya. Seiring berjalannya waktu aku dan Resta semakin akrab, kami bisa akrab karena mempunyai hobi yang sama yaitu bermain game online di HP. Bang Resta termasuk orang yang payah dalam bermain game, jadi aku selalu menggendongnya dalam permainan.

Setelah dua bulan bekerja pada hari sabtu aku dan tim disuruh untuk masuk yang biasanya libur pada hari sabtu, ini dikarenakan ada meeting dadakan yang isinya hanya cacian dan makian dari manajer karena tim kami tidak memenuhi achievement target. Kami baru pulang dari meeting setelah jam menunjukkan pukul 15.20 WIB. Aku yang pusing setelah dimaki-maki mengajak Resta untuk mampir ke warkop buat ngopi sambil main game sebentar.

"Bang Resta! Ngopi dulu yuk!? Pusing gue habis dimaki-maki, sambil maen bentar kita." ajakku saat keluar bareng dari kantor.

"Yaudah, ayok! Bikin pusing emang hari ini." Restu mengiyakan ajakanku dan berjalan lebih dulu.

Setelah kami memesan kopi , kami bercerita mengenai banyak hal sambil bermain game dan Ketika barus saja kami menyelesaikan permainan pertama Restu dapet chat dari pacarnya yang isinya ngajak ketemuan.

"Do, loe bisa anterin gue ke rumah cewek gue gak?" tanya bang Resta setelah meliha isi chat dari pacarnya.

"Bisa bang, tapi nunggu kopi habis dulu ya?" aku mengangkat gelas menunjukkan kopi yang masih sisa setengah gelas.

"Oke, cepetan tapi."

Setelah menghabiskan segelas kopi dan membayar, kami pun berangkat, bang Restu yang bawa motor sedangkan aku yang dibonceng. Setelah sampai di rumah ceweknya bang Resta aku dikenalin sama pacarnya yang bekerja sebagai konsultan pajak di salah satu persahaan swasta.

"Hai sayang! Kenalin ini temen kerja aku."

"Hallo, saya Aldo kak." aku memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangan.

"Hallo juga, aku Muthe." balas Kak Muthe menjabat tanganku.

"Masuk dulu yuk, biar enak ngobrolnya di dalem aja." imbuhnya ramah.

"Gak usah kak, saya langsung pulang aja masih ada urusan soalnya." bohongku.

"Gue cabut dulu ya bang!"

"Iya, makasih ya Do." aku hanya memberikan jempol sebagai jawaban, setelahnya aku langsung pulang menuju rumahku.

Semenjak itu bang Resta sering minta tolong sama aku buat nganterin dia ke rumah pacarnya. Sebenernya males sih nganterin mulu, tapi karena dengan iming-iming akan diberi uang bensin, aku sih mau aja, lumayan kan. Karena sudah sering nganter ke rumah pacarnya, maka aku jadi sering ketemu sama kak Muthe dan aku juga sering perhatiin kalau kak Muthe ini sering main mata ke aku. Karena aku dingin sama cewek, jadi ya... cuekin aja.

Nah, setelah hampir setahun lebih udah berlalu semenjak aku kerja di Perusahaan swasta ini, kini di tahun ini tim kami sudah mampu mencapai achievement target. Manajer kita seneng banget dan mau merayakan keberhasilan tim kami selepas pulang kerja nanti. Pada saat pulang kerja jam lima sore kami masih harus menunggu manajer kami selesai meeting dengan direksi Perusahaan, dan setelah si manajer selesai rapat kami langsung berangkat.

Aku tak menyangka bahwa manajer mengajak kami untuk minum, tentu saja minumannya minuman berkelas seperti martell. Setelah minum kami lanjut untuk karaoke selama dua jam di Kawasan Blok M, ketika waktu sisa 30 menit aku pergi ke kamar mandi karena mau muntah, mungkin efek kebanyakan minum di room karaoke. 15 menit sudah aku habiskan di dalam kamar mandi sampai seorang petugas service room memberi tahu bang Resta kalau aku terlalu lama di kamar mandi.

"Permisi pak, maaf temen bapak tadi sudah 15 menit di kamar belum keluar juga. Saya minta tolong buat ngecek bareng, bisa pak?"

"Oh iya, makasih ya mas, biar saya aja yang nyamperin." Resta lau beranjak keluar dari room karaoke untuk mencariku.

Darr...

Darr...

Darr...

"Aldo! Ngapain loe di dalem?" tanya bang Resta di depan satu-satunya pintu kamar mandi yang tertutup.

Hoeekkk...

Hoeekkk...

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan bang Resta karena masih mulutku masih mengeluarkan sisa makanan tadi sore.

"Do, keluar aja. Udah mau abis ini, nanti tiduran di ruko kosong deket karaoke aja."

Dengan kondisi yang lemas aku buka pintu kamar mandi perlahan. Mendapati kondisiku yang lemas bang Resta pun berinisiatif untuk membopong sampai ke depan ruang karaoke untuk pamit pulang duluan sama tim. Lalu dengan sabar bang Resta membopongku keluar dan merebahkanku di ruko samping tempat karaoke.

Sudah satu jam berlalu dan waktu menunjukkan pukul 23.10. bang Resta kayaknya lelah dan memutuskan untuk membawa aku ke rumah ceweknya, karena gak memungkinkan kalau aku dibawa pulang ke rumah dan ke rumah bang Resta. Kebetulan juga kak Muthe memang tinggal di rumah sendiri.

"Hadehh... nyusahin aja loe Do, untung besok libur. Mana kunci motor loe?"

"..." dengan kondisiku yang sedikit tele raku hanya bisa menunjuk ke kantong celanaku.

"Gue ambil sendiri ya?" bang Resta merogoh kantong celanaku dan membopongku menuju motor.

Kami pun jalan menuju rumah kak Muthe, setelah sampai di sana, bang Resta pun mengetuk pintu dan kak Muthe yang saat itu akan tidur pun membukakan pintu.

"Ada apa yang?" tanya kak Muthe berdiri di depan pintu.

"Nitip Aldo dong, soalnya gak mungkin kalau dibawa pulang." mohon bang Resta pada pacarnya.

"Yaudah iya. Taruh di kamar belakang aja." kak Muthe menyingkir dari depan pintu dan membiarkan pacarnya yang sedang memapahku masuk ke dalam rumahnya.

Bang Resta pun membawaku menuju kamar belakang yang ditunjukkan oleh kak Muthe. Setelah selesai membaringkanku di kamar bang Resta dan kak Muthe kembali ke ruang tamu untuk ngobrol sebentar.

"Sayang ini motornya Aldo aku bawa, kamu simpen aja ini dompetnya, kalau Aldo udah bangun kabarin aku ya. Biar aku yang jemput." kak Muthe cuma mengangguk dan menerima dompet dari tangan pacarnya.

"Yaudah aku pulang dulu, ya." pamit bang Resta.

"Iya, hati-hati sayang."

Muuachh...

Setelah mencium kak Muthe bang Resta pun meninggalkanku di rumah kak Muthe dan pulang ke rumahnya dengan membawa motorku. Aku yang dalam kondisi mabuk pun tidak sadar dengan apa yang sudah terjadi, dan mungkin juga aku tidak merasa kesakkitan kalau dikeroyok sama orang.

Dan ketika waktumenunjukkan pukul 07.10 WIB, aku pun kaget karena terbangun di ruangan yangasing bagiku. Terlebih lagi aku bangun dalam keadaan gak ada satupun pakaianyang melekat pada tubuhku alias bugil. Yang bikin lebih kagetnya ternyata adakak Muthe yang tidur disampingku juga dalam keadaan bugil, karena masih bingungaku pun bangun dan mencari pakaianku.

...

cerita selengkapnya ada di https://karyakarsa.com/whyusmile

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang