My Fiancé

723 4 0
                                    

"Halo sayaaang... thanks ya, udah mau dateng aku ajakin makan siang. Pasti ngerepotin. Hehee..." sapa hangat Fiony, kekasihku, seraya bercipika-cipiki.

Hai juga Fio! Buat kamu apa sih yang enggak? Hehehee. Lagian juga ga repot kok!" sahutku kalem seraya membalas cipika-cipikinya.

"Iihhh... bisa aja kamu. Oh iya, kamu mau pesen apa?"

"Kopi hitam aja."

"Minum doang? Kamu ga makan, sayang?"

"Minum aja deh Fi, perut lagi ga bisa diajak kompromi nih. Kalau kamu laper makan aja, aku temenin gapapa."

"Kamu masih sering pusing?" imbuhku.

"Iya sayang. Tapi ga papa kok kan udah sedia obat, hehe. Oke deh, kalau begitu, aku pesen Vegetables Lasagna aja sama Lemon Squash." bilang Fiony seraya memanggil pelayan untuk memesan.

"Ehh... ntar malem jadi ke pasar malam kan, Chiko?" ujar kekasihku mulai membuka percakapan. Sementara jemari lentiknya melepas kancing blazer yang dikenakannya.

Fiony Alveria, seorang wanita dewasa yang di anugerahi paras cantik dan bentuk tubuh yang bagus. Termasuk tinggi untuk ukuran cewek indonesia. Tubuhnya yang sangat proporsional itu disempurnakan dengan kilau rambutnya yang indah.

Dia berkarier dibidang property level premium atau high class, dan kariernya pun terus melejit tajam sampai sekarang. Hmm... benar-benar The Rising Star. Dia berasal dari keluarga yang cukup mampu dan sekarang pun dengan kariernya yang cemerlang itu, dia semakin mengukuhkan predikat The Haves-nya.

Perkenalanku dengan Fiony pun boleh dibilang tidak sengaja. Ada saudaraku dari Medan yang ingin membeli sebuah apartement yang harganya mungkin berkisar ratusan juta rupiah yang gak akan mampu aku membelinya walau bekerja seumur hidup. Hahaha!!

Dan dari situlah aku mengenalnya. Bertemu dengan seorang Sales Executive Marketing untuk membahas pembelian sebuah apartemen. Elegant dan smart kesan pertama saat aku berjumpa dan berbincang dengannya. Aku yang selama ini sangat-sangat tidak percaya dengan yang namanya cinta pada pandangan pertama, akhirnya harus terkena kutukan cinta yang paling indah dan membuatku bahagia.

Aku jatuh cinta, dia jatuh cinta. Aku tawarkan secawan cinta, dia menyambutnya. Baru kali ini aku bisa merasakan cinta yang sesungguhnya. Klop dan semuanya tampak mudah bagiku.

Fiony juga seseorang yang sangat unik. Dia selalu membawa handycam kemana saja dia pergi. Aku ingin membuat hidupku menjadi seperti sebuah film documenter. Begitu alasannya saat aku menanyakan akan hal itu.

...

Terlihat suasana pasar malam yang meriah ramai penuh dengan pengunjung. Tua, muda, cowok, cewek, remaja, dewasa, anak-anak, dari yang bersandal jepit sampai yang bersepatu berbaur dengan keasyikan masing-masing.

Berbagai macam mainan sederhana terlihat dijubeli para pegunjung. Aneka mainan dan cinderamata khas pasar malam seperti hiasan dari gerabah, gasing, kodok-kodokan, dan kapal api yang berbahan bakar minyak pun ada. Martabak, dodol kelapa, es dawet, kembang gula-gula dan arum manis pun juga tersedia saling melengkapi dan tak mau kalah untuk menyemarakkan hangatnya suasana pasar malam.

Hmm... Benar-benar tradisional. Seorang wanita cantik bertubuh lencir itu juga tak mau ketinggalan untuk meleburkan diri bersama suasana yang ada. Fiony membeli berondong warna warni yang dibungkus dengan plastik es lilin panjang, yang dibentuk seperti sepeda balap. Hihihii lucu.

Fiony pun tetap terlihat cantik dan modern diantara semua hal yang berbau tradisional. Dengan mengenakan sweater warna biru muda dipadu dengan celana jeans pensil, kekasihku tampil casual. Handycam kesayangannya pun tak pernah lepas dia shoot-kan ke berbagai penjuru arah pasar malam.

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang