All Night Long

1.2K 11 0
                                    

Sudah setengah jam aku ada di posisi ini, duduk di atas badan pacarku sambil goyangin pinggul. . Iya, pacarku, Aldo. Setelah pertemuan pertama kitadi bioskop waktu itu, kita sudahbeberapa kali bertemu untuk sekedar jalan-jalan atau makan bersama. Dari beberapapertemuan itu, Aldo dan aku memutuskan untuk menjalin hubungan asmara karenasudah merasa cocok satu sama lain. By the way, Uuhhhhh... batang penis pacarku kelar aku genjot dengan gaya mengulek terus. Goyang ke kiri, kanan, muter, maju dan mundur. Pacarku aja sampai tak berdaya dan cuma bisa rebahan di kasur sambil mengerang keenakan. Sementara aku semakin ganas menggenjot batang kejantananya sambil ngeremesin toketku sendiri.

Lagian, siapa suruh seminggu ini sibuk terus sampai aku gak dikasih jatah. Kalo aku udah take over gini, kelabakan kan dia. Aku sendiri gak perduli udah sebecek apa vaginaku sekarang. Yang ada di otak aku tuh cuma goyang dan genjot, biar terus bisa ngerasain nikmat yang menjalar sampe ke ubun-ubun.

"Sayang, jangan goyang terusss... nanti aku mau... sayanghh! Yanghh!"

Ah, bodo amat! Ga perduli. Aku juga lagi ngerasa enak banget, gak mau berenti. Eh tapi pacarku malah megangin pinggangku, maksudnya sih biar aku stop ngegoyang. Tapi cewek yang lagi sange berat itu gak bisa diredam. Aku malah semakin kencengin otot vaginaku, jadi ngejepit kontol pacarku kenceng banget. Yang kontolnya lagi dijepit malah ngedongak ke atas saking ngerasa keenakan.

"A-aku mau keluarrr... mau keluar!!! Sayangg..."

"Tunggu... tunggu... ngghhhh!! Aku juga... mmhhhhh... nngghh... dikit lagi nyampe! Ouuhhhhhh!! Sayangghhh!!!"

Sadar kalo pacarku semakin deket sama orgasme, aku malah semakin ngejepit kontolnya di vaginaku, jadi aku juga bisa ngerasain pas kontolnya kena dinding vaginaku. Nikmat banget, sumpah!

Badanku spontan meliuk ke belakang, dan kedua tanganku bertumpu di paha dia. Kepalaku mendongak, dan kedua mata membelalak lebar. Mulutku terbuka, bahkan sampe ngeluarin liur saking ga tahannya sama nikmat orgasme yang akan aku dapatkan. Dan kontol pacarku pun terasa berdenyut beberapa kali, sambil pinggangnya menghentak-hentak vaginaku jadi kontolnya melesak masuk semakin dalam. Bersamaan dengan itu, aku juga lagi nyambut orgasme terdahsyatku setelah satu minggu penuh belum disentuh.

Di dalam vaginaku, aku bisa ngersain kontol pacarku nembakin spermanya beberapa kali, yang bikin vaginaku jadi terasa hangat. Aahhhh... dia keluar di dalem... Aldo keluarin spermanya di dalem vaginaku.

"Yanggg... sayanggg... nyampe... aku sampe... barengan... ngghhh!! Aahhh!! Aaahhhh!!!" desahku saat mencapai orgasmeku.

Aku pun langsung ambruk di atas badan dia, terus aku membabi buta ciumin bibir, pipi, dan lehernya. Abis itu aku peluk lehernya erat-erat, bikin badan kita berdua nempel banget. Dan kontolnya pun masih di dalam di vaginaku.

"Tuh kan Zee! Aku bilang berenti dulu!" Aldo langsung ngomel-ngomel, "Jadi keluar di dalem kan!"

"Yaelah sayangg... kamu kan pake kondom. Kenapa masih panik coba." balasku dengan nada yang masih lemes. Wajar lemes, kan habis dibikin enak.

"Ya kalo kondomnya bocor? Gimana? Mikir kesitu ga?"

Aku tersenyum menggoda yang spontan terkembang di bibirku, "Tadi pas masangnya, keliatan bocor ga? Hayooo... kalo sampe bocor gimana? Nanti aku malah..."

Ehh... gara-gara omonganku tadi, kontol Aldo yang tadinya lemes di dalam vaginaku, mulai mengeras lagi. Gue jadi sange lagi dong ya. Ngerasa udah kepalang tanggung, yaudah sekalian aja lah.

"Kok udah keras lagi, yang?" tanyaku menggoda. Aldo cuma bisa palingin muka karena malu.

"Mau ronde dua nih ceritanya?" lalu, perlahan aku merayap dan mendekatkan bibirku ke kupingnya. Terus aku bisikin gini, "entotin lagi aja, tapi lepas dulu kondomnya."

Seketika, Aldo langsung menatapku kembali, "Pake kondom lagi ga?" tanyanya.

Aku cuma mengangkat bahu sambil tersenyum manis, terus aku mengangkat badanku untuk merubah posisi jadi dudukin Aldo. Pacarku pun langsung dengan sigap ngelepas kondom yang ujungnya udah penuh sama sperma. Terus, aku minta itu kondom dan tumpahin semua sperm aitu ke toketku sampe tetes terakhir.

Pas aku lagi sibuk ngolesin peju di toket, Aldo tiba-tiba meganging pinggulku, lalu ngarahin kontolnya supaya bisa masukke dalam vaginaku lagi.

"Aaaaahh... yessss... mmmhhhhhhhhh!" desahku dengan mata terpejam. Dadaku sampai membusung merasakan kontol besar dan panjang Aldo kembali melesak masuk.

Aldo pun langsung ngehajar vaginaku dengan gerakin pinggulnya ke atas dan bawah, dan sebagai pacar yang baik, aku bantuin dengan goyangin pinggulku ikutin irama genjotannya. Tanganku pun masih bermain di toketku sendiri, aku pelintir putting kiriku sambil meremas-remas toket kananku.

Di bawah sana, kontol pacarku sudah tegang maksimal lagi di dalem vaginaku, dan sedang menggenjot pelan vaginaku yang udah becek lagi. Ahhhh... malem ini pasti aku dipake habis-habisan. Dan kali ini Aldo main gak pake kondom.

"Aaahhhhh... enak bangetthh... Zee, memekmu!"

"Ngghhhhhh... aaaaaahhhh... iyaaahh... Doo. Di situ. Aaaah..." erangku, sodokan kontol Aldo mengenai titik sensitifku dan menggerus klitorisku secara berulang - ulang.

Aldo semakin mempercepat genjotannya pada vaginaku, tumbukan antara pangkal batang kejantanan Aldo dengan selangkanganku menimbulkan suara yang kencang. Tak hanya toketku, tubuhku pun sampai bergeser saking kuatnya tenaga Aldo mendorong pinggulnya menghujamkan kontolnya.

"Aldooo... nnnggghhhhhhhhhh!" aku memekik lagi, semburan cairan hangat dari vaginaku menyiram kontol Aldo di dalam vaginaku. Gelombang kepuasan mendatangiku untuk kedua kalinya. Nafasku tersengal, dadaku sampai naik turun dan kini harus bersiap lagi menerima lesakkan kontol pacarku yang bertenaga.

"Aaaaaaahhhhhhhhh... Zee! Aku mau keluarrhhhhhh... mmhhhhh!!!"

"Ouugghhhhhhhhhhhhhhh... Aldooo..." goyangan pinggul Aldo terus dipercepat dan akhirnya...

...

cerita selengkapnya ada di https://karyakarsa.com/whyusmile

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang