04 | Kampus Neozen

1.6K 246 42
                                    

Setelah mendengar ceramah panjang lebar dari Karel untuk berhati-hati selama berada di area diadakannya event, Kaiya akhirnya turun dari mobil Corolla Cross milik sang kakak.

Begitu kakinya menapak ke tanah, Kaiya langsung disambut oleh keramaian dan hiruk pikuk yang luar biasa, hingga membuatnya bergidik. Ngeri juga antusiasmenya. Kaiya yakin orang-orang ini mayoritas penggemar GAKT sebab band itu yang menjadi penampil utama di event ini.

Kaiya melambaikan tangannya pada Karel, mengisyaratkan kakaknya itu untuk segera pergi saja, tidak usah menunggunya sampai masuk ke dalam. Dia takut Karel malah terjebak kemacetan kalau tidak bergegas meninggalkan area ini karena semakin malam orang yang datang akan semakin banyak.

Kaiya kemudian berjalan menuju loket penukaran tiket. Antrean yang mengular sudah langsung terlihat oleh Kaiya begitu ia melewati gerbang Kampus Neozen. Dia pun berdiri di salah satu barisan supaya bisa segera masuk ke venue.

Masih berada di dalam antrean, Kaiya mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mengamati keadaan yang selama ini tidak terlalu menjadi perhatiannya ketika datang ke konser GAKT. Kaiya hampir selalu pergi dengan Hada, dan mereka akan sibuk bercerita sembari menunggu acara dimulai. Namun, kali ini Kaiya hanya sendirian. Tidak banyak yang bisa dia lakukan, selain mengamati keadaan sekitar.

Ponsel Kaiya berdering di tengah lamunannya. Dia mengambil benda tersebut dari tas slempangnya dan buru-buru menerima panggilan yang ternyata dari Aiden itu.

"Ya, Kak?"

"Kamu udah sampe Neozen?"

"Udah."

"Kamu di sebelah mana sekarang?"

Kaiya tidak langsung menjawab. Dia mengedarkan pandangannya sekali lagi. Eii, nggak mungkin Kak Aiden ada di sekitar sini. Chaos yang ada.

"Kaiya?"

Suara Aiden menyentak Kaiya yang akhirnya kembali fokus pada teleponnya lagi. "Eh, iya, Kak. Aku lagi antre buat nuker tiket fisik."

"Kamu keluar dari sana, deh. Terus jalan ke arah tenda medical di sebelah timur. Tanya aja di mana tenda medical kalau kamu nggak nemu."

"Emang kenapa, Kak?"

"Di sana ada manajerku. Kamu ikutin dia aja ntar. Tapi, jangan sampe orang-orang notice kamu, ya."

Otak Kaiya kesusahan mencerna kata-kata Aiden. Buat apa Aiden menyuruh manajernya untuk menunggu Kaiya di tenda kesehatan? Lalu, buat apa juga Kaiya mengikuti manajer GAKT? Dia tidak mungkin dibawa ke backstage, kan?

Wajah Kaiya menghangat lagi karena kalimat Hada tadi pagi kembali terngiang. Boleh GR nggak sih gueee? teriak Kaiya dalam hati.

Kesadarannya kembali menguasai saat tubuhnya secara tiba-tiba terdorong dari belakang. Barisan antreannya sudah mulai maju ternyata.

Namun, Kaiya harus segera keluar dari tempat itu dan mencari tenda kesehatan, seperti yang diinstruksikan Aiden tadi. Langkahnya terhenti saat menemukan denah acara malam itu. Dia mempelajari sejenak denah tersebut, kemudian berjalan menuju tenda kesehatan sesuai peta yang ada.

Kaiya bisa melihat tulisan 'Medical' yang sudah berjarak sekitar 15 meter dari tempatnya sekarang. Gadis itu mempercepat langkahnya. Dia juga sudah menyusun rencana untuk pura-pura meminta plester sebab tidak mungkin kan Kaiya datang ke tenda kesehatan untuk mencari manajer GAKT? Bisa-bisa, dia malah jadi bahan tertawaan.

"Kaiya?"

Kaiya terlonjak saat namanya tiba-tiba dipanggil sebelum ia sampai tenda kesehatan. Dia menoleh dan mendapati seorang pria dengan tubuh yang sangat tinggi seperti sedang menunggunya. Kaiya sampai harus mendongak untuk melihat wajah pria itu.

Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang