Aiden dan Kaiya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelah makan malam berdua di sebuah restoran Jepang di kawasan Jakarta Pusat. Kaiya tiba-tiba ingin makan sushi dan Aiden langsung menurutinya tanpa banyak protes.
"Yang, buka dasbor, deh," perintah Aiden pada sang istri.
Kaiya pun menurut. Dia membuka dasbor di depannya dan menemukan sebuah kotak berukuran sedang berwarna hitam.
Diambilnya kotak tersebut setelah menatap Aiden dengan tatapan bertanya dan suaminya itu hanya menjawab dengan anggukan.
Di dalam kotak tersebut ada satu kotak lagi yang setelah dibuka terdapat seuntai kalung emas dilengkapi pendant berbentuk matahari dengan hiasan batu berwarna merah di tengahnya.
"Apa ini, Mas?" tanya Kaiya dengan kepala menoleh ke arah Aiden.
Aiden melirik sebentar dan kembali fokus pada kemudinya. "Early anniversary gift."
"Lah? Masih bulan depan anniv kita," balas Kaiya dengan diiringi tawa geli.
"Besok juga udah bulan depan, Ya," balas Aiden mengingatkan kalau hari ini sudah di penghujung Januari. "Pas anniv kan kita lagi nggak bareng. Yaudah, mending aku kasih sekarang aja kadonya, daripada aku lupa. Gimana? Suka sama hadiahnya?"
Kaiya mengangguk cepat. "Suka banget. This is a sun, right?"
"Yaps, representing us. Nama kita sama-sama matahari. Aku kepikiran kalau punya anak pengin kasih nama yang artinya matahari juga."
Kaiya hanya tertawa sebagai respons. Matanya masih fokus pada kalung pemberian Aiden dengan mata berbinar bahagia. "Boleh aku pake sekarang?"
"Sure."
Kaiya mengambil kalung tersebut dari kotaknya dan langsung dipakai di lehernya setelah melepas kalung yang sebelumnya ia pakai.
"Cakep, nggak?" tanya Kaiya yang sudah menghadapkan dirinya pada Aiden.
Aiden menoleh sejenak. "Nggak keliatan. Gelap. Ntar aja sampai rumah, ya. Bentar lagi sampai."
Kaiya mengangguk saja tanpa banyak protes. Dia juga merasa konyol karena mengonfirmasi hal seperti itu di dalam mobil yang gelap dan Aiden sedang menyetir pula. "Anyway, makasih, Sayang. Aku suka banget sama hadiahnya."
"You're welcome," jawab Aiden seraya mengusap lembut pipi sang istri.
"Kadoku nyusul, ya. Aku belum nyiapin apa-apa. Kamu ngasih kadonya early banget ini," ujar Kaiya yang fokusnya masih saja pada kalung di lehernya.
"It's okay. Nggak usah nyiapin kado juga nggak apa-apa. Kamu udah jadi kado buat aku."
"Gombaaaalll," sahut Kaiya seraya mengalihkan perhatiannya pada Aiden.
Tawa Aiden pecah. "Beneran. Kamu pake pita gitu udah kayak kado, Ya."
"Duh, imajinasiku kok jorok ya, Mas. Udah, udah." Kaiya menggeleng ribut.
"Yeeeuu, otak kamu kotor sekarang," cibir Aiden sambil mengacak puncak kepala Kaiya.
"Ketularan kamuuuu."
Keduanya kompak tertawa, menertawai ke-random-an mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Then? ✓ [Completed]
FanficApa yang akan kalian lakukan jika artis yang kalian suka tiba-tiba mengajak kalian pacaran, bahkan menikah? Hal itu dialami oleh Kaiya yang mengidolakan Aiden, yang kebetulan kakak kelasnya saat SMA dulu, dan pria itu tiba-tiba mendekatinya dan meng...