36 | Jepang 2.0

1.1K 125 42
                                    

Kenapa pada ngira Kaiya hamil sih? Gimana ceritanya dia hamil kalau dua2nya pake proteksi? Wkwkwkwk.

Dan ternyata masih ada yang bingung kenapa Kaiya nggak haid. Itu karena dia minum pil kb. Salah satu efek dari pil kb memang haid tidak lancar atau malah tidak haid sama sekali. Ini normal, tapi efeknya beda-beda tiap orang. CMIIW.

Aku nulis itu juga based on pengalaman saudara & temen2ku yang pada minum pil kb. Plus baca banyak artikel tentang itu juga pastinya. Buat lebih jelasnya, bisa cari sendiri tentang penjelasannya yang lebih lengkap, yaakk.

Dah, gitu aja. Happy reading!

***

Hari ini adalah hari terakhir Aiden di Jepang. Sudah tiga hari dia menikmati kebersamaannya bersama Kaiya di negara favoritnya itu dan dia tidak bisa memperpanjang cutinya karena harus mempersiapkan konser selanjutnya.

Meskipun begitu, Aiden tetap merasa bahagia sebab pada akhirnya dia bisa mewujudkan liburan berdua dengan sang istri di tengah kesibukan mereka. Dia menganggap liburannya kali ini sebagai bulan madu yang sebenarnya—setelah gagal berkali-kali. Iya, dia tahu kegagalan yang dulu itu adalah kesalahannya dan dia sudah mengakui dan meminta ampun pada Kaiya.

Kaiya mendapatkan jadwal workshop di sesi terakhir hari ini. Oleh karena itu, dia baru saja sampai kamar pada pukul delapan malam lebih dan langsung mandi karena setelah ini dia dan Aiden akan pergi makan malam.

Kedai ramen dekat hotel menjadi pilihan keduanya untuk makan malam. Selain karena memang hari yang sudah cukup malam, Aiden juga harus menghemat tenaga untuk pulang ke Indonesia besok siang. Makanya, mereka memilih tempat yang dekat-dekat saja.

"Yang, kamu bisa bikin ramen kayak gini?" tanya Aiden usai menyeruput kuah ramennya yang hangat.

"Belum pernah coba. Tapi, kalau ada resepnya sih bisa aja dicoba. Kenapa?"

"Mau dibikinin, Yang, kapan-kapan."

Kaiya mengangguk sekilas sebagai tanggapan.

Kuah ramen yang hangat sangat cocok untuk cuaca kota Tokyo yang dingin seperti saat ini. Musim sudah hampir berganti ke musim semi, tapi cuacanya masih terlalu dingin bagi Aiden dan Kaiya yang berasal dari negara dua musim.

Setelah makan, Kaiya mengajak Aiden jalan-jalan ke taman yang berada di depan kedai ramen tempat mereka makan itu terlebih dulu. Dia ingin melihat pohon sakura yang mulai berbunga, sekaligus untuk menurunkan makanan di perut mereka juga.

Aiden menurut saja. Dia tidak akan banyak protes malam ini, mengingat besok dia harus kembali berpisah dengan istrinya—meski hanya untuk tiga hari, sebab setelah itu Kaiya yang akan kembali ke Indonesia.

"Coba kalau aku bisa di sini lebih lama lagi, aku bisa liat pohon-pohon ini jadi pink," gumam Kaiya sambil memandangi pohon sakura—yang belum sepenuhnya berbunga—di sekeliling taman itu. "Aku extend, ya, Mas."

"Jangan, dong. Aku nggak izinin," balas Aiden seraya menarik pinggang Kaiya supaya lebih dekat dengannya.

Kaiya menoleh. "Kenapa?"

"Aku nggak mau pisah sama kamu lama-lama." Aiden turut menoleh sambil meringis lebar.

Kaiya berdecak malas. "Manja."

"Biarin. Aku udah ketergantungan banget sama kamu, just so you know."

"Hati-hati sakaw."

"Udah kayaknya." Aiden mencuri kecupan di pelipis Kaiya. "Makanya, aku jangan ditinggalin."

Sementara sang istri hanya mengulum senyum seraya turut melingkarkan tangannya ke pinggang Aiden.

Awalnya, mereka berniat untuk duduk sejenak setelah lelah berjalan sambil menikmati suasana malam kota Tokyo. Tapi, udara dingin yang semakin menusuk membuat Aiden dan Kaiya mengurungkan niat mereka. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pulang ke hotel saja.

Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang