20 | Honeymoon

1.7K 149 19
                                    

Warning 🔞🔞🔞 hihihi.
Karena ini sudah mulai masuk marriage life, jadi adegan-adegan 21+ bakalan muncul dikit-dikit, walaupun nggak terlalu eksplisit. So again, please buat yang masih minor, tolong banget bijak dalam memilih bacaan, ya.

Belajar dari yang terjadi sama akun kak Despersa baru-baru ini, akun WP-nya hilang tanpa pemberitahuan, makanya aku sensor beberapa istilah buat menghindari porn detector dari WP. Walaupun sebenernya, aku nggak pakai istilah yang tabu dan jorok. Cuma buat menghindari aja, soalnya WP lagi serem banget bersih-bersihnya. Bakal nangis banget kalau tetiba akunku ilang tanpa ada pemberitahuan 😞

Dah, gitu aja. Chapter ini panjang banget. Pelan-pelan bacanya. Aku nggak tau kenapa kok aku tu nggak bisa banget bikin chapter yang pendek 😢

***

Sehari setelah pesta pernikahan, Aiden dan Kaiya langsung bertolak ke Labuan Bajo untuk bulan madu. Labuan Bajo dipilih karena Kaiya yang ingin ke sana serta Aiden yang tidak bisa pergi terlalu lama. Dia sudah mulai sibuk latihan untuk tur GAKT yang akan dimulai bulan depan.

Sepasang pengantin baru itu tiba di Labuan Bajo menjelang malam dan langsung menuju ke resort bintang lima yang sudah dipesan oleh Aiden. Dekorasi khas kamar untuk pasangan yang bebulan madu langsung menyapa Aiden dan Kaiya begitu mereka membuka pintu. Terdapat pula sebuah greeting card berisi ucapan selamat atas pernikahan Aiden dan Kaiya. Pihak hotel sepertinya memberikan effort maksimal untuk menyambut anggota GAKT dan istrinya itu.

Malam ini, baik Aiden maupun Kaiya sepakat untuk menghabiskan malam di kamar saja sebab mereka sudah sangat kelelahan. Bahkan, mereka meminta makan malam mereka diantar ke kamar saja.

Sejak rangkaian pesta pernikahan yang digelar selama dua hari kemarin, Aiden dan Kaiya belum sempat beristirahat secara maksimal.

Kaiya keluar dari kamar mandi dan menemukan Aiden dengan posisi tengkurap di atas kasur. "Mas, mandi dulu."

Geraman rendah keluar dari mulut Aiden. "Nantiii. Masih capek."

Mengetahui Aiden tidak tidur, Kaiya urung menghampiri pria itu. Alih-alih, dia berjalan menuju meja rias, lalu melakukan night routine skincare-nya. "Makanya, mandi gih. Biar seger. Habis itu kita makan, terus baru tidur. Makanannya keburu dingin nanti."

Aiden bangkit dari posisinya dan duduk bersila, menatap istrinya melalui cermin. "Makan dulu aja, yuk."

"Nggak mau mandi dulu?" tanya Kaiya yang sedang mengaplikasikan serum ke wajahnya.

Gelengan cepat menjadi jawaban Aiden. Dia lalu berdiri dari kasur dan menghampiri sang istri. "Ayo, aku laper banget."

"Iya, sebentar," jawab Kaiya yang masih memakai moisturizer.

Sambil menunggu, Aiden menatap Kaiya melalui cermin di hadapan mereka.

Merasa diperhatikan, Kaiya membalas tatapan Aiden lewat cermin juga. "Kenapa?"

"Masa sih kita udah nikah, Ya? Kamu ngerasa aneh, nggak?" Aiden mengusap pundak istrinya dengan lembut.

Kaiya terkekeh pelan, lalu membawa tangannya untuk mengusap tangan Aiden yang berada di pundaknya. "Liatin aja cincin di jari kamu ini kalau kamu masih nggak percaya."

Aiden tersenyum. Dia lalu membungkuk dan menjemput bibir istrinya untuk dipagut dengan lembut. Tangannya beralih menangkup pipi Kaiya demi memperdalam ciuman. Kaiya pun turut mendongak untuk membalas ciuman suaminya.

"Kayaknya, aku mau tunda makanku," bisik Aiden di sela-sela ciumannya.

Kaiya tertawa geli. "Katanya tadi laper?"

Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang