43 | Getting Better

1K 145 20
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30, saat Aiden dan Kaiya keluar dari apartemen menuju Bogor. Setelah dari hotel, mereka tidak langsung berangkat ke Bogor karena mereka harus memastikan tidak ada yang mengikuti sampai apartemen. Mereka juga menunggu supir dari Mama Aiden yang diutus untuk menukar mobil milik Aiden dengan milik mamanya.

"Mama nggak apa-apa, Mas, mobilnya dituker gini?" tanya Kaiya.

"Nggak apa-apa, kok. Malah Mama tadi yang nawarin." Aiden melirik ke kaca spion di tengah, memastikan benar-benar tidak ada yang membuntuti mereka.

Kaiya turut menengok ke belakang, melakukan hal yang sama dengan Aiden. "Kok, jadi serem gini, sih, Mas?"

Aiden memanjangkan tangannya untuk mengusap pipi sang istri. "Kamu tenang aja. Aku udah ngomong sama Bang Yoga buat ngurusin ini. Aku udah biasa dibuntutin kayak gini, tapi yang ini udah sembrono banget karena unggah posisi kita in real time. Itu melanggar privasi banget. Bisa membahayakan kita juga."

Kaiya mengamati setiap ekspresi yang diciptakan suaminya, lalu menggenggam tangan yang berada di pipinya. "You okay, Mas?"

Aiden melirik sekejap, lantas mengangguk. "I'm okay."

"You look worried."

"I worry about you. Aku takut kamu makin nggak nyaman sama situasi sekarang."

Kaiya menghela napas panjang. "I believe you can handle this."

"Thank you. Your trust in me is just all that I need right now, Sayang." Aiden menarik tangan mereka yang saling menggenggam, lalu mencium punggung tangan sang istri penuh kelembutan.

Anggukan kepala menjadi respons Kaiya. Penunjuk waktu di media player mengingatkan Kaiya kalau mereka belum makan dengan proper sejak pagi. "Mas, nggak mau mampir makan dulu? Udah masuk waktu lunch. Tadi kita sarapannya dikit banget."

Aiden ikut melirik ke penunjuk waktu. "Makan di rumah Bogor aja gimana? Kamu masak. Mau, nggak?"

"Emang dapurnya udah bisa dipakai?"

"Udah beres kata temenku. Tapi, memang harus dipakai dulu biar tahu ada yang disfungsi apa enggak. How?" Aiden menoleh pada Kaiya sejenak.

Kaiya bergumam panjang sambil berpikir. "Ada bahan-bahannya?"

"Kita bisa mampir belanja dulu."

"Oke, lah."

Senyum Aiden mengembang lebar.

Dia tidak menyangka kalau hari ulang tahunnya yang semula sangat tidak menarik baginya, justru menjadi titik balik hubungannya dengan Kaiya. Setelah berbulan-bulan hubungan mereka ada di ambang perceraian, hari ini semuanya sudah berbeda. Dan, Aiden sangat bahagia karenanya.

Memasuki kota Bogor, Aiden mengarahkan mobilnya ke supermarket terlebih dulu untuk belanja bahan makanan agar bisa dimasak oleh Kaiya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki kota Bogor, Aiden mengarahkan mobilnya ke supermarket terlebih dulu untuk belanja bahan makanan agar bisa dimasak oleh Kaiya.

"Kamu mau makan apa, Mas?" tanya Kaiya pada Aiden yang berjalan di sampingnya sambil mendorong troli.

Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang