06 | Misterius

1.4K 267 54
                                    

Alunan lagu All The Single Ladies dari Beyonce mengundang kepala dan badan Kaiya bergerak mengikuti iramanya. Bibirnya juga sesekali mengikuti lirik yang teruntai, meski matanya terus fokus pada layar komputer di hadapannya.

"All the single ladies, all the single ladies, all the single ladies, now put your hands up~"

"Ngapain angkat-angkat tangan?"

Kaiya terlonjak saat suara seseorang menginterupsi dirinya yang sedang bernyanyi, sampai ikut mengangkat tangannya saat liriknya menyuruh untuk mengangkat tangan.

Atensi Kaiya teralih ke arah Karel yang baru saja masuk ke ruangannya dan berjalan mendekat. Mengabaikan tatapan heran sang kakak, Kaiya malah meneruskan bernyanyi.

"If you liked it then you should have put a ring on it. If you liked it then you shoulda put a ring on it~" goda Kaiya sambil menggoyang-goyangkan jarinya ke hadapan Karel, isyarat sebagai 'harusnya ada cincin di jari aku'.

Karel meletakkan telapak tangan di atas kening Kaiya. "Kesambet apa kamu hari ini?"

"Hisshh!" Kaiya menyentak tangan Karel sambil menyipitkan matanya sinis. "Ngapain ke sini? Gangguin orang aja."

Karel tertawa seraya mendudukkan dirinya di kursi di seberang Kaiya. "Kamu tumben dengerin lagu kayak gini? Biasanya GAKT mulu dengerinnya, sampe bosen."

Kaiya ikut tergelak. "Lagi nge-random playlist aja di Spotify. Keinget zaman-zaman kuliah nggak sih, Mas, hehe."

"SMA kali kamu. Mas yang kuliah."

Kaiya berpikir sejenak, lalu mengangkat bahunya. "Whatever. By the way, Mas Karel ngapain ke sini?" ulang Kaiya.

Karel menyandarkan punggungnya ke kursi. "Kamu lagi sibuk, nggak?"

"Nggak begitu. Lagi review usulan promo buat bulan depan. Sama stand by aja siapa tau ada kabar-kabar dari yang lagi jaga di nikahannya temen Mas. Why? Oh iya, kok Mas malah di sini, bukannya ngawasin di sana?"

"Nah itu!" Telunjuk Karel menunjuk ke Kaiya, seraya mencondongkan badannya ke depan. "Ikut Mas ke sana, yuk. Ada yang mau food testing lagi. Bentar aja, orangnya juga nggak bisa lama-lama soalnya."

Hari ini The Dharma's memiliki jadwal untuk mengerjakan pesta pernikahan teman Karel. Dan, kateringnya dipercayakan kepada Sendok Kayu.

Sejak Sendok Kayu semakin sering menjadi pilihan para klien The Dharma's untuk urusan katering, Kaiya merekrut beberapa orang lagi, khusus untuk mengurus katering dalam partai besar agar operasional di dalam restoran tidak terlalu terganggu.

Oleh karena itu, Kaiya sekarang sudah tidak perlu terjun langsung ke venue untuk mengawasi karena sudah ada penanggungjawabnya sendiri.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya yang memang kurang sedikit, Kaiya dan Karel berangkat menuju venue diadakannya pesta pernikahan yang di-handle oleh The Dharma's itu.

"Eh, kamu mau bawa mobil sendiri apa bareng Mas? Tapi, Mas nanti mau langsung stand by di sana. Gimana?" tanya Karel di tengah perjalanan mereka ke area parkir.

Kaiya berjalan sambil bergumam, tanda sedang berpikir.

"Atau nanti kamu bawa mobil Mas dulu nggak apa-apa, sih. Nanti Mas gampang," lanjut Karel sebelum adiknya sempat menjawab.

Kaiya mengangguk. "Yaudah, bareng aja. Nanti aku juga gampang. Deket ini kan tempatnya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang