Heyhoo! Sori banget baru sempat update 😞
Dan, buat yang kaget baca judulnya, yes ini adalah final chapter dari Aiden dan Kaiya. So sad karena harus pisah dengan problematic couple ini, tapi it has to be end.
Bakal double update buat epilog, jadi kita ngobrolnya di epilog aja, ya.
Sooo, happy reading! 🥰
***
Riuh tepuk tangan dari para GAKTO mengiringi langkah keempat anggota GAKT menuruni panggung usai acara special showcase untuk album baru mereka yang diadakan di salah satu mal di Bogor. Setelah banyak sekali masalah yang silih berganti menimpa Aiden hingga terpaksa membuat GAKT hiatus cukup lama, band kebanggaan Indonesia itu pun akhirnya berhasil mengeluarkan album baru dalam keadaan yang jauh lebih baik.
Dengan disambut meriah oleh para staf manajemen dan juga keluarga masing-masing, anggota GAKT begitu mantap memasuki ruang tunggu di belakang panggung. Senyum keempat pria itu merekah lebar, meski peluh membanjiri seluruh tubuh mereka.
Satu per satu, para anggota GAKT menyalami, memberi high five, serta memeluk setiap staf yang sudah berjuang dan menemani mereka sampai di titik ini. Keempat anggota GAKT lalu membentuk pelukan besar dengan Yoga yang menjadi pusatnya. Manajer GAKT itu menjadi sosok yang memiliki peran paling besar akan keberlangsungan karier GAKT.
"Bang, gue sangat berterima kasih sama lo. Lo superhero gue pokoknya," ujar Aiden. "Tanpa lo, gue nggak yakin mampu lanjutin karier gue kayak sekarang setelah masalah-masalah kemarin. Beneran, gue banyak utang budi sama lo."
Yoga menepuk-nepuk pelan kepala bagian belakang Aiden. "Itu udah tugas gue. Tapi, plis, setelah ini jangan bikin gara-gara lagi, Den. Sumpah, gue capek banget ngurusin lo."
"Tu dengerin!"
"Bener!"
"Emang batu, sih."
Perkataan Yoga disahuti kompak oleh Gamma, Kavin, dan Tierra yang secara tidak langsung menjadi korban dari semua masalah yang menimpa Aiden dan Kaiya.
"Ya, gue juga nggak punya rencana bikin masalah" jawab Aiden dengan bibir mengerucut.
"Dah, intinya, setelah ini, kita hidup normal-normal aja. Nggak usah nambah-nambahin drama hidup supaya bisa diceritain ke anak-cucu kalian besok. Cerita yang seru-seru aja ke mereka," lanjut Yoga, yang langsung diangguki setuju oleh keempat anggota GAKT.
Setelah itu, mereka beralih ke keluarga masing-masing. Aiden merentangkan tangannya lebar-lebar, lalu memasukkan Kaiya ke dalam pelukannya dengan erat. Ia mendaratkan kecupan-kecupan kecil di puncak kepala, kening, hidung, dan bibir sang istri.
"Selamat, Mas," ucap Kaiya tulus.
Aiden mengusap surai sang istri. "Makasih, Sayang. Udah lama banget nggak ngerasain perasaan ini."
"Perasaan apa?"
"Bahagia karena disambut kamu di backstage kayak gini."
Kaiya terkekeh pelan. Dia mengeratkan tangannya yang melingkar di pinggang sang suami seraya menyamankan kepalanya di dada Aiden. "Nggak cuma aku yang nungguin kamu. Ada si baby yang nungguin ayahnya juga."
Aiden menarik kepalanya ke belakang dan menatap lurus netra Kaiya. Tangannya mengelus lembut perut Kaiya yang belum begitu terlihat baby bump-nya. "Dia baik-baik aja? Nggak rewel dengerin suara keras selama konser tadi?"
Kaiya menggeleng. "Dia belum bisa rewel, kan."
"Kalo ibunya rewel, nggak?"
Kekehan kecil kembali dikeluarkan Kaiya. "Udah mulai kerasa capek, sih. Tapi, masih bearable. Cuma ya setelah hamil ini, aku memang gampang banget capeknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Then? ✓ [Completed]
Hayran KurguApa yang akan kalian lakukan jika artis yang kalian suka tiba-tiba mengajak kalian pacaran, bahkan menikah? Hal itu dialami oleh Kaiya yang mengidolakan Aiden, yang kebetulan kakak kelasnya saat SMA dulu, dan pria itu tiba-tiba mendekatinya dan meng...