46 | Do I Deserve You?

994 130 22
                                    

Kabar tentang keguguran Kaiya tersebar luas di jagad maya dengan begitu cepat. Hal itu membuat Aiden dan Kaiya memilih untuk tinggal di Bogor sementara supaya tidak terganggu oleh wartawan dan para penggemar yang selalu mengejar mereka.

Sanskara juga memberikan cuti berkabung pada Aiden sehingga para anggota GAKT akhirnya memutuskan untuk meng-cancel semua jadwal manggung mereka selama dua minggu ke depan demi menghormati Aiden.

Selama tinggal di Bogor, Tasya mengutus Bude Ninis untuk menemani Aiden dan Kaiya, serta mengurus kebutuhan mereka. Kaiya awalnya menolak karena dia tidak mau ibu mertuanya itu jadi kerepotan mengurus rumah di Jakarta kalau Bude Ninis menemaninya di Bogor.

Namun, Tasya tidak bisa dibantah sama sekali. Keputusannya bulat untuk menyuruh Bude Ninis menjaga anak-anaknya selama di Bogor. Aiden pun menyetujui saran ibunya sebab dia juga tahu kalau Kaiya masih tidak stabil keadaannya.

"Masuk!" seru Aiden ketika pintu studionya diketuk dari luar.

Tak lama kemudian, Kaiya datang dengan membawa baki di tangannya. "Dimakan, Mas," ucapnya setelah meletakkan baki tersebut ke atas meja, lalu dia duduk di kursi di samping Aiden.

"Makasih, Sayang." Aiden melihat ke arah baki yang dibawa oleh istrinya itu. Satu mangkuk berisi cilok kuah pedas menjadi kudapan yang diberikan Kaiya untuknya dan juga satu cangkir teh panas sebagai pelengkapnya. Sangat cocok untuk udara Bogor yang dingin, ditambah hujan juga.

Aiden menyendok kuah cilok dan menyeruputnya hati-hati supaya lidahnya tidak terbakar. Dahinya mengernyit saat sensasi panas dan pedas menyapa lidahnya.

"Pedes banget, ya, Mas?"

"Enggak begitu, sih. Cuma masih panas banget aja. Tapi, ini pas kok pedesnya. Bude Ninis masih hafal ternyata sama level pedesku."

"Aku kok yang bikin," balas Kaiya.

Aiden sontak menatap Kaiya dengan mata menyipit. "Kok, kamu masak, sih? Kan, ada Bude Ninis."

"Nggak apa-apa, Mas. Aku cuma masak ini aja, kok."

"Tapi, nanti kamu capek, Sayang."

Kaiya menggeleng seraya menggenggam tangan suaminya. "Enggak, Mas. Masak begini doang nggak bikin capek. Aku tu butuh kegiatan supaya nggak kepikiran Kyra terus. Apalagi, udah sepi kayak sekarang. Kemarin-kemarin, ada Bunda sama Mama, masih ada yang bisa aku ajak ngobrol kalau kamu lagi sibuk begini. Tapi, kalau sekarang kayak sepi banget."

Sudah satu minggu sejak Kaiya keguguran dan Kyra dikubur di halaman belakang rumah mereka ini. Selama satu minggu itu pula, baik Tasya maupun Nina menginap di sana untuk menemani Aiden dan Kaiya. Baru setelah pengajian tujuh hari Kyra, Tasya dan Nina ikut pulang ke Jakarta.

Itulah yang menyebabkan Kaiya merasa kesepian. Terlebih, Kaiya menganggap rumah mereka ini terlalu besar untuk ditinggali berdua—bertiga jika Bude Ninis juga dihitung. Aiden sebenarnya juga ada di rumah, tapi pria itu lumayan sering menghabiskan waktunya di studio seperti sekarang ini untuk mempersiapkan lagu untuk album baru GAKT.

 Aiden sebenarnya juga ada di rumah, tapi pria itu lumayan sering menghabiskan waktunya di studio seperti sekarang ini untuk mempersiapkan lagu untuk album baru GAKT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang