13 | Rumor

1.3K 184 62
                                    

"Aya, bangun! Aya!"

Suara yang cukup keras serta tubuhnya yang diguncang secara brutal membuat Kaiya menggeram kesal. "Apa, siiihhh? Masih ngantuuukk!!"

"Lo bangun dulu! Lo harus liat ini!"

"Hada! Please, jangan ganggu gue hari ini. Gue mau hibernasi. Capek bangeeet. Gue baru pulang jam lima pagi," gerutu Kaiya pada sahabatnya yang entah kenapa harus datang pagi-pagi begini.

Kemarin, dia dan timnya harus mempersiapkan katering dalam jumlah besar untuk acara di salah satu kantor kedutaan. Dan, makanan-makanan itu akan dipakai untuk sarapan. Alhasil, Kaiya dan para timnya harus lembur supaya makanan masih fresh saat disajikan.

"Iya, ntar gue nggak gangguin lo lagi. Tapi, lo mesti liat ini dulu. Muka lo muncul di akun lambe-lambean!"

Mata Kaiya sontak terbelalak lebar. Tidak peduli dengan cahaya yang mendadak masuk ke netranya. Dia menatap Hada dengan sorot tajam. "Apa lo bilang? Muka gue muncul di mana?"

"Bangun dulu makanya! Hish!"

Kaiya akhirnya bangun dari posisi berbaringnya, bersamaan dengan Hada yang mengulurkan ponsel miliknya kepada si empu kamar. Kaiya memperhatikan layar yang menampilkan foto yang tidak terlalu jelas karena diambil dari kejauhan dan di-zoom in terlalu banyak.

Foto itu berisi sepasang pria dan wanita yang memakai penutup kepala dan masker sedang berada di keramaian di malam hari. Si pria jelas sekali kalau itu adalah Aiden. Definisi tampan meski muka tertutup rapat. Di sampingnya ada Kaiya yang juga tak terlihat jelas wajahnya.

Akun lambe-lambean tersebut menulis "Mimin lagi jajan, eh ngeliat vokalis band terkenal lagi jajan juga. Ceweknya siapa, sih? Dikenalin ke Mimin boleh kali, Mas" di takarirnya.

Melihat seberapa banyak like dan komentar di unggahan tersebut, Kaiya refleks mengumpat lirih sambil memijat dahinya yang mendadak terasa kencang. Foto tersebut diambil saat dia dan Aiden berada di Semawis Semarang beberapa minggu lalu.

Sebenarnya, Kaiya sudah waswas sejak Aiden mengajaknya keliling Semarang tanpa manajer satu pun. Dia takut berita seperti ini akan muncul. Namun, beberapa hari setelah kepulangannya dari Semarang, media tampak tenang-tenang saja. Dan, hal itu membuat Kaiya bernapas lega.

Tapi, manusia memang tidak boleh terlalu berharap banyak.

"Itu bener lo, kan?" cecar Hada. "Pas di Semarang?"

Kaiya mengangguk lemah.

"Lo ngapain, sih, jalan-jalan ke tempat rame gitu?"

"Bukan gue yang minta. Aiden yang ngajak. Dia mau ngenalin gue ke tempat kelahirannya katanya," sangkal Kaiya. "Kok, gue bisa cepet ketahuan gini, sih? Gamma sama Luna aja nggak pernah ketahuan." Kaiya menggerutu sebal.

"Gamma punya pacar?!" Hada terkejut dengan fakta yang memang tidak pernah diceritakan oleh Kaiya.

Kaiya mengangguk. "Udah lama mereka pacarannya. Tapi, nggak pernah kebongkar di media. Kenapa gue yang baru pacaran dua bulan udah langsung ketahuan?!" Kaiya mengacak-acak rambutnya sendiri, kesal.

"Gamma sama ceweknya ikutan jalan sama lo juga kemarin?"

"Enggak. Mereka langsung balik ke Jakarta besokannya setelah manggung—EH!!" Hada terlonjak karena Kaiya tiba-tiba memekik kencang, seperti ingin mengoreksi kalimatnya. "Enggak, Gamma sama Luna nggak balik Jakarta. Mereka berdua lanjut ke Singapura waktu itu."

"Ya, iyalah, mereka nggak ketahuan mediaaa!" geram Hada gemas. "Mereka pacarannya ke luar negeri. Lo di sini-sini aja. Ya, jelas ketahuan, lah."

"Tapi, gue di Semarang, Da."

Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang