Capek banget ngetawain komentar-komentar di chapter kemarin 😂
Aku bikin mereka nggak jadian-jadian kayak di PYL, pada nagih dipercepat dong jadiannya. Dibikin cepet jadian, malah pada curigesyen. Hamba musti gimana, wahai para pembaca yang budiman? Hahahaha.
Dan, kenapa tetiba banyak yang ngelamar jadi istrinya Mas Angga? Emang yakin Angga bakal tetep jomlo sampe akhir? Atau, kalian yakin banget kalau Aiden-Kaiya bakal berlayar sampe tamat? 😂
Tenang, masih chapter 8, perjalanan masih puanjang buanget. Nggak ada yang tau akhir dari perjalanan cinta 3 orang (atau lebih) ini, haha.
Oh, dan satu lagi. Kurang-kurangin ya yang suka komen nyuruh-nyuruh cepet up dan semacamnya. Nggak cuma di aku, tapi ke author lain juga. Beneran bikin nggak mood dan jadi males update kalau baca komentar kayak gitu 😉
Udah gitu aja. Kita lanjutin cerita mereka. Here you go!
***
Sebuah pelataran parkir dari gedung kantor firma hukum setinggi lima lantai menjadi tempat Aiden memarkirkan mobilnya saat ini. Dia menyapu pandangan ke seluruh penjuru untuk mengamati keadaan di luar mobil.
Merasa situasi di sana masih cukup ramai—walau sudah pukul setengah delapan malam sehingga tidak kondusif untuknya turun dan masuk ke gedung tersebut, Aiden pun mengambil ponselnya yang berada di dasbor dan melakukan panggilan telepon.
Setelah dering kedua, panggilan tersebut tersambung. "Halo?"
"Haven't done yet? I already arrive," jawab Aiden.
"Oh?? You really pick me up?!" Suara perempuan di sana melengking tinggi.
"You said you want me to pick you up."
"I know, but I don't expect that you'll really come, hahaha. Okay, wait a minute, gonna come down asap."
"Okay."
Aiden menurunkan ponselnya dari telinga. Untuk membunuh waktu, dia kemudian membuka aplikasi Instagram dan menggulir layarnya untuk melihat-lihat unggahan yang menarik. Sesekali kepalanya terangkat untuk mengecek, apakah orang yang ia tunggu sudah keluar atau belum.
Setelah lima menit, tepat saat kepala Aiden mendongak, dia juga menemukan perempuan yang ia tunggu sedang clingak-clinguk di depan pintu utama. Aiden turun dari mobil sambil menelepon gadis di sana.
"Di mana?" todong gadis itu begitu mengangkat telepon dari Aiden.
"Arah jam 2 dari kamu."
Gadis itu pun menoleh sesuai arahan Aiden.
Dari tempatnya, Aiden dapat melihat senyum gadis itu mengembang lebar dengan mata yang juga memancarkan binar riang.
Gadis itu berlari menuju Aiden berada sambil merentangkan tangannya. Aiden turut melebarkan tangannya dan menangkap perempuan yang langsung berhambur ke pelukannya.
"I miss youuu!!" rengek gadis itu dalam pelukan Aiden.
"Miss you too," balas Aiden sambil mengecup puncak kepala gadis tersebut. "Yuk, masuk. Entar ada yang liat," ajak Aiden setelah mengurai pelukan mereka, kemudian menggiring gadis itu masuk ke dalam mobil.
"Lagian kenapa pake turun segala, sih?! Nggak pake masker lagi!" protes gadis itu.
Aiden terkekeh melihat gadis di sampingnya mengerucutkan bibirnya. Dia mengacak gemas puncak kepala gadis itu sebelum membukakan pintu mobil untuknya. Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan langsung meninggalkan tempat itu karena Aiden memang tidak mematikan mesinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Then? ✓ [Completed]
FanfictionApa yang akan kalian lakukan jika artis yang kalian suka tiba-tiba mengajak kalian pacaran, bahkan menikah? Hal itu dialami oleh Kaiya yang mengidolakan Aiden, yang kebetulan kakak kelasnya saat SMA dulu, dan pria itu tiba-tiba mendekatinya dan meng...