Chapter 21

252 17 0
                                    

Chapter 21

[Liberation]

----------------


Setelah kejadian itu, Ariel tetap terus berkerja.

biarpun sebenarnya ada ketakutan terhadap Felix, namun Ariel tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya terus waspada setiap hari nya.

disisi lain Felix bersikap seolah olah tidak terjadi apa-apa diantara mereka, dia terus mengerjakan tugas kediaman dan memberikan laporan kepada Ariel secara rutin.

Wesa sudah mengundurkan diri sebagai agen rahasia di Ducy Chimera, sebanyak apapun aku membujuk nya, wesa tetap kukuh dengan keputusan nya.

adapun Anna, dia datang kepada ku dan mengatakan sumpah setia kepada ku, " saya Reina scon, menyatakan sumpah setiaku kepada Ariel Chimera "

Aku cukup senang dengan itu, setidaknya aku punya orang yang bisa melindungi ku, tapi hal buruk makin menjadi setiap hari.

Banyak pelayan yang memberhentikan diri, bahkan pasukan bayangan keluarga Chimera, entah karena mereka tidak mau melayani aku atau ada faktor lain, tidak ada yang bisa ku perbuat, yang bisa kulakukan hanya berusaha sebisa ku.

Hingga 2 bulan lamanya, Ducy Chimera dipegang oleh ku, dan banyak sekali terjadi kerugian.

Hasil panennya gagal, Tambang yang kosong, Pekerja yang korupsi, sumbangan kuil yang tidak dilanjutkan, dan sumber uang yang menipis.

aku menghantam kepala ku dimeja kerja, menangisi ketidakmampuan ku untuk mengurus wilayah kekuasaan Chimera.

Tiba tiba Felix masuk, sambil membawa dokumen seperti biasanya.

aku melihat nya sejenak, Felix melihat ku dan mengangguk memberikan salam, setelah itu dia pergi.

Saat ini aku butuh seseorang yang bisa mendukung ku, tapi tidak ada yang bisa ku andalkan selain Felix, jadi ku putuskan untuk mengajaknya berbicara duluan.

" Felix...Apa aku tidak becus menjadi kepala keluarga? ", ucap ku lemah

Felix terhenti di pintu, dan melihat kearah ku

" Ingin jawaban jujur, atau jawaban dengan hati nurani? ", Tanya Felix

Aku melihat kearah jendela, langit nya cerah.

kupikir tidak ada salahnya untuk mendengarkan jawaban jujur.

" Jawaban jujur ", jawab ku

Felix menghela nafas, dan berjalan mendekat

" Tidak kompeten, terlalu perhitungan hingga melewatkan hal penting, semua dokumen yang diisi bertele-tele, Jarang mengunjungi wilayah lain hingga tidak tau apa-apa tentang kondisi wilayah tersebut, mudah ditipu, dan...tidak pandai menulis keuangan!, sangat boros, membeli hal hal yang tidak penting, dan berdagang dengan penjual tidak berkualitas"

Aku tidak percaya kalau aku seburuk itu, tapi mengingat di kehidupan sebelumnya aku hanya pegawai restoran biasa, itu bisa dibilang wajar untuk tidak mengerti hal hal tentang kediaman.

Aku termangu dan membiarkan kepala ku tertunduk di meja ku.

Hingga Felix melanjutkan, " Tapi kakak punya satu kelebihan, Kakak pandai menyusun strategi "

Aku mengangkat kepalaku, " Jangan menyemangati ku "

Felix menggelengkan kepalanya, " Tidak, tempat berdagang yang kakak pilih itu strategis, biarpun pedagang nya tidak berkualitas, itu membuat kita tidak terlalu rugi "

Akhir Dari Sebuah NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang