Chapter 41

99 5 0
                                    

Chapter 41

[ Teman ]


ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ


Sesampainya dibumi, Mikhael disambut dengan pemandangan mengerikan.

bau darah tercium dari ribuan mill jauhnya, membuat perut terasa mual.

siapapun yang tidak tahan dengan pemandangan kasar dan menyakitkan seperti ini, sudah pasti langsung pingsan ditempat.

Mayat berserakan seperti sampah, potongan tubuh yang sudah tidak karuan, banyak jenis ras tergeletak ditanah.

Kekeringan mendominasi, langit penuh dengan polusi akibat kebakaran, air kotor dan terkontaminasi, wabah penyakit, serta udaranya tidak layak hirup.

Mikhael melihat kesekitar, korban berjatuhan kebanyakan dari ras terang, dan manusia yang dari ras netral.

Mikhael tersenyum dan terkekeh, " he... ras terang sungguh lemah, karena mereka sangat fokus akan kedamaian dan bertindak bersih, padahal tidak semua hal terselesaikan dengan cara bersih "

Terdengar bunyi erangan dari jauh ' Grrr...grr..grr'

Bahkan juga terdengar suara anak anak tertawa dengan keras dengan suara melengking, suara rayapan kasar serta teriakan yang memekakkan telinga.

Mikhael kembali tersenyum, " Astaga... Belum lama sejak penggabungan ras gelap dan terang, tapi keadaan sudah seburuk ini ", ucap nya sembari mengangkat tangannya.

Didepan Mikhael ada puluhan serigala, goblin, orc, Kinzike, Dan berbagai jenis Monster tidak punya akal lainnya.

Bahkan ada Monster berkepala bayi, yang lebih menjijikkan ada manusia yang telanjang namun sudah tidak punya akal sehat lagi.

Disisi lain ada siren yang sudah mulai mengering merintih kesakitan, Dwaft yang menggila dengan kapak besar ditangan nya, adapun juga ras elf yang berevolusi menjadi dark elf.

" semuanya menggila, lebih baik ku bersihkan secepatnya ", gumam Mikhael.

Mikhael hendak memfokuskan mana di tangannya, namun dia teringat pesan Rafael.

" Sihir perubahan ku akan menghilang jika kau mengaktifkan kekuatan mu barang sedikit saja "


Mikhael menghentikan tindakannya, dan menggigit bibirnya, " Baiklah, sekarang aku harus apa? ", ucapnya sembari mundur perlahan

Mikhael ingin mencari kebahagiaan dalam wujud kecilnya, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa dengan wujud ini, jika dia menggunakan sedikit saja kekuatan nya, maka dia akan kembali ke wujud semula.

Jika dia melakukannya, maka semuanya akan menjadi terlalu muda, dan dia akan kembali ke santcuary dengan cepat.

Sekarang dia terpojok, daripada mati oleh Monster tingkat rendah seperti ini, Mikhael lebih memilih membatalkan rencananya untuk mencari kebahagiaan dengan wujud kecil tidak berguna.

" Ya sudahlah, mungkin memang takdir ku berkelana tanpa tujuan ", ucapnya dengan enggan.

Sebelum dia sempat menggunakan kekuatan nya, seorang anak kecil muncul dan segera membunuh banyak Monster dalam waktu singkat, dengan api merah abadi ditangannya, mata seperti berlian Ruby yang dibakar, rambut hitam seperti langit malam.

Wajah nya penuh dengan senyuman, penampilannya penuh intimidasi tetapi senyumannya membuat semuanya tidak mengerikan.

Dia datang menghampiri Mikhael, Mikhael diam tidak bergerak, tatapannya menajam.

Akhir Dari Sebuah NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang