Selamat bisa baca part 55 cerita ini! Makasih ya vote-nya. Kemarin itu banyak yang kasih vote, silent readers-nya sedikit. Tapi pas aku buka lagi hari ini, tiba-tiba banyak silent readers-nya, melebihin 40%. Ya sudah nggak papa, kali ini aku update aja DI SINI yak.
Sebelum baca pastikan vote dulu ya! GRATIS kok dan sangat gampang, tinggal klik bintang di pojok kiri bawah. Done. Kalian nggak disuruh bayar apa pun, daripada part cerita selanjutnya aku pindah ke aplikasi Karya Karsa yang berbayar lagi, hayo pilih mana? Yang gratis dong pasti😋tinggal klik ⭐ aja loh padahal.
Buat readers setia Tisya dan Tisyu yang selalu rajin vote dan komentar, terima kasih banyak ya💝 semoga kalian bertahan baca cerita ini sampai selesai🙌
Happy reading✨
~ Tisya dan Tisyu ~
Sehari setelah acara di rumah Haryan, Tisya kembali bersekolah dalam keadaan was-was. Tentunya, dia tidak fokus belajar. Terlebih lagi saat guru sudah mulai membahas les tambahan untuk persiapan UKK atau Ujian Kompetensi Keahlian dan serangkaian ujian kelulusan lainnya.
Tisya menyadari bahwa ilmu yang dia dapat di Jurusan Akuntansi hanya sedikit. Sisanya, dia sibuk membuang-buang waktu.
Di saat semua temannya sibuk belajar dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencatat keuangan, Tisya sibuk pacaran. Di saat para temannya fokus mempelajari praktik komputer akuntansi, Tisya malah sibuk mencari cowok-cowok baru. Nilainya memang sempat naik drastis, tetapi apabila pembelajaran di kelas tidak dia latih terus-menerus, pastinya akan mudah sekali terlupakan. Alhasil, menjelang akhir sekolah, dia tidak paham dengan arah pembicaraan orang-orang.
Menyedihkan. Tisya harus belajar lebih keras untuk mengejar ketertinggalan yang ada. Sudah begitu, di saat semua temannya sudah memutuskan akan lanjut berkuliah atau kerja, masa depan Tisya rasanya masih abu-abu. Dia belum mempersiapkan, memikirkan, dan memutuskannya.
"Itulah, kebanyakan pacaran," balas Shinka ketika mendengar Tisya mengeluh karena tidak bisa memahami penjelasan dari ibu kepala jurusan mengenai bukti-bukti transaksi dan pembukuan.
Tisya menghela napas kasar. Memang benar omongan Shinka itu. Dia terlalu membuang waktunya untuk pacaran, cari selingkuhan, jalan-jalan, dan dia menyesal. Sangat-sangat menyesal. Harusnya selama di SMK dia memberanikan diri untuk eksplorasi banyak hal seperti Haryan yang ikut OSIS atau Baza yang ikut ekstrakurikuler hoki lapangan sampai membuat bisnis di usia muda. Harusnya dia memanfaatkan waktu untuk belajar di jurusan sampai benar-benar mahir seperti Zafri dan Shinka, bukannya mencari pasangan yang berujung tidak ada kejelasan sama sekali.
"Karena jam pembelajaran kita ini terbatas, saya mau membuka les di rumah saya. Khusus untuk kalian yang mau mendapat jam belajar tambahan sebagai persiapan Ujian Kompetensi Keahlian atau UKK saja, kalau tidak mau ya tidak usah." Suara ibu kepala jurusan menggema di ruangan, membuat fokus para siswa kembali kepadanya.
"Sebenernya, ujian kita ada berapa, sih, Shinka?" Tisya bertanya lagi. "Kok, kayak bakal banyak banget."
Pertanyaan Tisya itu sayup-sayup terdengar di telinga ibu kepala jurusan. Dia pun mulai menjelaskan, "Jadi ujian di SMK ini ada banyak ya. Yang pasti, kalian akan menghadapi berbagai macam Try Out sesuai dengan jenis ujian. Jenis ujian pertama yaitu UAS atau Ujian Akhir Sekolah, semua yang diujiankan adalah mata pelajaran dari kelas 10, termasuk mata pelajaran seni budaya dan sejarah. Jenis ujian kedua, kalian akan menghadapi UKK atau Ujian Kompetensi Keahlian yang sertifikatnya berguna untuk kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tisya dan Tisyu
Teen FictionSemua orang tahu bahwa Tisya suka memainkan perasaan laki-laki dengan memanfaatkan kecantikannya. Tisya selalu membuat mereka merasa diangkat tinggi-tinggi lalu dijatuhkan hingga tak berarti. Yang ganteng dia patahkan, yang baik dia buang, yang kaya...