Bilqis mengerjapkan matanya pelan. Pemandangan pertama pagi ini, seperti biasa wajah Sean yang terpampang di hadapannya. Gadis itu kini sudah terbiasa dengan kehadiran Sean, saat dirinya membuka mata saat pagi menjelang.
'Sean nganggep aku temennya kali ya, dia bener-bener memperlakukan aku dengan baik. Rasanya kayak mimpi, kalau aku liat di sinetron 'kan, pemeran laki-lakinya jadi jahat karena dipaksa buat nikah sama perempuan gak dikenal,' batin Bilqis seraya menatap wajah Sean yang hanya berjarak beberapa senti.
Lengannya yang bertato itu melingkar dengan manis di pinggang sang istri, Bilqis kemudian mengucek matanya, berharap kotoran mata yang menempel itu segera terhempas.
Bilqis melihat ke arah jam, ternyata sudah waktunya untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim.
"Bangunin jangan ya? Tapi, sebagai sesama muslim, aku harus bangunin Sean buat ngelakuin kewajibannya," gumam Bilqis pelan.
Akhirnya gadis itu menggoyangkan pundak Sean. Namun, Sean hanya menggeliat dan bergumam tidak jelas, lelaki itu malah mengeratkan pelukannya dan menyusupkan wajahnya di leher sang istri.
Sean bahkan sempat mengecup leher Bilqis membuat gadis itu terdiam kaku.
'Duh, geliiiii! Tapi masa nganggep temen kayak gini, sih? Sampe cium-cium leher.'
Bilqis bergerak-gerak bermaksud melepaskan lengan yang melilitnya itu. Ia mempunyai ide untuk membuat Sean terbangun, gadis itu memegang kepala sang suami dan mencubit pipinya gemas.
"Sean! Bangun ayo bangun. Kalau bangun siang nanti rezekinya dipatok ayam."
"Hmm ... sun dulu." Sean membuka matanya pelan, suara lelaki itu begitu serak dan berat.
Dengan jail Sean memajukan bibirnya, berharap bibir itu dikecup oleh Bilqis.
"Gak, bau jigong."
"Kampret, ngerusak suasana aja," ucap Sean seraya terkekeh geli.
"Ayo cepetan, bangun. Udah jam 5, nih."
"Udah? Masih harusnya, masih jam 5, bobo lagi ah."
Bilqis mengernyit kesal, ia langsung menyikut perut Sean membuat lelaki itu melepaskan pelukannya secara spontan seraya mengerang kesakitan, dan menarik lengan Sean agar ia terduduk.
Tanpa Sean duga, Bilqis mengecup pipi suaminya dengan lembut dan berlari ke arah kamar mandi secepat kilat. Sean yang asalnya duduk dengan ogah-ogahan, kini langsung memegang pipinya, ia terkekeh geli melihat Bilqis yang malu-malu.
"Bil, sekalian bibirnya woy. Udah sah nih, udah sah."
Sean beranjak dari kasur dan menyusul Bilqis yang berada di kamar mandi.
●●●
"Aku gak terlalu bisa masak, semoga Sean suka."
Bilqis menghidangkan sepiring nasi goreng untuk Sean, lelaki itu kini sibuk melahap nasi goreng buatan Bilqis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Badboy Husband [END]
Romance[BEWARE! HARSHWORDS DAN ADEGAN YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU! MOHON BIJAKSANA SAAT MEMBACA] Bilqis mengira dirinya akan menjadi pembantu saat dibawa ke kota, ekspektasi tak sesuai realita ternyata dirinya akan menikah dengan anak berandalan. "Sean...