Bertaruh Nyawa

27.3K 897 18
                                    

Jam berganti hari, hari berganti bulan, tak terasa kini kandungan Bilqis sudah memasuki bulan ketujuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam berganti hari, hari berganti bulan, tak terasa kini kandungan Bilqis sudah memasuki bulan ketujuh.

Beberapa hari kemarin, Bilqis dan Sean sudah melakukan syukuran untuk kandungan Bilqis. Wanita hamil itu tersenyum senang saat melihat banyaknya orang yang hadir untuk mendo'akan sang jabang bayi.

Hari ini, Bilqis sudah mulai cuti kuliah dan mengurangi pekerjaan rumah tangga yang cukup berat, wanita hamil itu hanya diperbolehkan berjalan santai pagi dan sore.

Pasutri muda itu sebenarnya sudah pindah ke rumah baru, tetapi karena mama Leli khawatir terjadi sesuatu pada menantu dan calon cucunya itu, akhirnya Bilqis dan Sean sementara tinggal di rumah mama Leli dan papa Adnan. Lagipula rumah keduanya hanya berjarak beberapa meter saja.

"Se, nanti bawain aku kue cokelat, ya?" Bilqis mencium punggung tangan Sean saat lelaki itu hendak berangkat ke kampus dan memberikan puppy eyes andalan miliknya.

Sean yang melihat itu langsung menutup matanya—menolak tatapan menggemaskan milik sang istri. Pasalnya, sang dokter sudah mengingatkan agar tidak terlalu berlebihan mengonsumsi makanan manis terutama cake.

Sean membuka matanya pelan dan menatap Bilqis dengan lembut. "Aku beliin yang lain aja, ya?"

Wanita hamil itu langsung melipat tangan di dada dan menatap Sean kesal. "Kan jarang-jarang, Se. Pengen banget kue cokelat, ini keinginan baby ciloks ya!"

Sean menghela napas gusar, kenapa ia selalu merasa tidak enak dan tidak tegas, sih? Padahal ini untuk kebaikan Bilqis juga. Masalahnya, Bilqis selalu membuat kalimat ultimatum 'ini keinginan baby ciloks', padahal emaknya yang menginginkan itu. Lagipula baru kemarin Bilqis makan strawberry cake.

"Sayang, mending bikin kue cokelat aja sama mama, gimana? Biar takaran gula dan cokelatnya dikurangin, kamu inget 'kan dokter bilang apa? Pikirin juga baby ciloks ya, kalau kamu banyak makan cake dan cemilan manis gitu, gimana nanti keadaan mereka?" ucap Sean seraya mengusap perut Bilqis yang sudah membuncit. Lelaki itu tersenyum semringah saat tangannya merasakan tendangan sang janin.

"Udah ya? Aku berangkat dulu kalau gitu, Assalamu'alaikum," ucap Sean dengan terburu seraya mengecup kening Bilqis.

Lelaki itu bahkan harus rela terlambat karena terus membujuk sang istri, tetapi Sean kini hanya terkekeh geli saat teringat Bilqis yang akhirnya membuat kue bersama mama Leli seraya mengerucutkan bibirnya dengan lucu.

"Saha maneh saha!¹"

Galen tiba-tiba saja menempelkan telapak tangannya di dahi Sean yang tengah tersenyum seraya melamun itu.

Sean menyingkirkan lengan Galen dan menatap datar sang lelaki. "Ganggu aja lo, gak akan gue traktir nih!"

"Hahaha mampus, rasain!" ejek Ryo tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Galen yang dibuat-buat menjadi murung.

Her Badboy Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang