Hari-hari telah berganti, minggu pun telah berlalu kini tiba waktunya Bilqis untuk melakukan camping bersama teman satu angkatan lainnya.
Sean terus menatap Bilqis yang tengah memakan sarapannya di kantin kampus, ya, Bilqis datang terlalu pagi karena takut terlambat.
"Sampe belepotan gini, bini gue," ucap Sean seraya mengusap bibir Bilqis dengan jempolnya.
Ryo yang ada diantara keduanya pun hanya memutar bola mata malas, merasa menjadi nyamuk melihat Sean yang sudah mulai bucin. "Ah gak jago lo, bukannya diusap pake bibir, malah pake tangan."
"Ide bagus!"
Bilqis langsung melotot ke arah Sean, disambut oleh tawa Ryo yang cukup renyah melihat pelototan Bilqis. Sean pun hanya ikut tertawa menatap sang istri.
"Bil? Udah? Ayo berangkat, barang-barang lo udah gue masukkin bis." Raden datang tiba-tiba setelah berlari kecil dari arah lapangan menuju kantin untuk menemui Bilqis dan Sean.
"Oke," jawab Bilqis seraya beranjak dari duduknya.
Sean ikut berdiri dan mengusap puncak kepala Bilqis dengan lembut. "Hati-hati."
Bilqis mengangguk kecil, gadis itu memeluk Sean singkat dan mengecup punggung tangan sang suami.
"Aku berangkat ya, assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam. Den, gue nitip dia ya."
Raden hanya mengangguk, Bilqis pun melambai ke arah Sean dan beranjak pergi dari sana.
Sean terus menatap punggung Bilqis yang perlahan menjauh dari pandangannya.
"Bucin banget, bngst!" maki Ryo seraya menyikut Sean yang terlihat galau.
Hening.
Sean masih terus menatap kepergian Bilqis tanpa menjawab ucapan Ryo, tetapi lelaki itu tiba-tiba berujar aneh membuat Ryo memukul kepalanya kesal. "Gue mau nyusul Bilqis ke area perkemahan di sana, Raden bilang ada jurit malam, gue takut dia kenapa-kenapa."
"Sinting! Terus kuliah lo gimana, anj? Bukannya ada matkul malem?"
"Bolos sekali boleh lah, demi keamanan bini."
"Bucin tolol! Bisa-bisanya lo semudah itu luluh sama cewek."
Sean memutar bola matanya malas. "Bacot! Gak mau tau, lo ikut gue."
"Dih!"
"Tapi jangan bilang-bilang Galen yak, dia pasti berisik banget. Kita berdua aja yang ke sana."
Ryo menyugar rambutnya pelan. "Asal lo yang biayain semua keperluan gue selama di sana."
"Iye, ah. Tenang, duit gue masih banyak."
"Sialan lo, haha."
Keduanya pun tertawa, Sean memesan makanan dan melanjutkan sarapannya di kantin kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Badboy Husband [END]
Romance[BEWARE! HARSHWORDS DAN ADEGAN YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU! MOHON BIJAKSANA SAAT MEMBACA] Bilqis mengira dirinya akan menjadi pembantu saat dibawa ke kota, ekspektasi tak sesuai realita ternyata dirinya akan menikah dengan anak berandalan. "Sean...