Flashback Sean dan Sherina

29.7K 734 14
                                    

Mohon dibaca dengan hati-hati tiap kalimatnya ya ❤️

Semoga gak ngebosenin karena lebih banyak narasi dibanding dialog

Lelaki berseragam putih abu-abu itu menyugar rambutnya kesal melihat gerbang sekolah sudah tertutup dengan rapat, ia menatap Ervan yang ikut terlambat bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki berseragam putih abu-abu itu menyugar rambutnya kesal melihat gerbang sekolah sudah tertutup dengan rapat, ia menatap Ervan yang ikut terlambat bersamanya.

"Nongkrong aja lah di warungnya Bu Suk," ajak Ervan seraya menepuk pundak Sean pelan.

Raden menatap tajam teman-temannya itu dari arah lapangan, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya adalah ketua OSIS. Raden tidak bisa berpihak dan membiarkan teman-temannya masuk begitu saja, sedangkan ia kini tengah menghukum murid-murid yang datang terlambat.

'Kebiasaan lo telat bangun mulu. Jangan dulu masuk.' Raden tidak bersuara, tetapi mulutnya komat kamit dengan tatapan tajam. Hanya Sean yang mengerti kalimat demi kalimat yang diucapkan Raden.

Sean meringis melihat tatapan itu, ia kembali menyugar rambutnya kesal, lelaki itu pun akhirnya berbalik dan merangkul Ervan—beranjak dari gerbang sekolah menuju warung Bu Sukma yang terletak tak jauh dari lokasi sekolahnya.

"Bu, kopi sama gorengannya ya."

"Kenapa? Udah ditutup gerbangnya ya?" tanya sang pemilik warung.

Sean hanya mengangguk seraya mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.

"Iya bu, paling nanti pas istirahat mau diem-diem masuk, hehe," jawab Ervan seraya tersenyum kecil.

Lelaki itu duduk di bangku, menyalakan rokok dan mengisapnya dalam. "Sebat?"

"Boleh, bentar," jawab Sean masih asyik dengan dunianya sendiri.

Ya, kenalakan remaja yang dilakukan Sean hanyalah bolos, nongkrong dan merokok. Lelaki itu bukanlah goodboy yang selalu patuh pada peraturan sekolah, bukan juga badboy yang hobi tawuran, mengkonsumsi narkoba maupun ikut balapan liar.

Sean hanyalah lelaki biasa yang bersekolah di tempat elite. Sekolahnya itu adalah tempat perkumpulan murid-murid ambis dan penuh dengan bakat, berbeda dengan dirinya yang tidak terlalu peduli dengan nilai dan hanya mendapatkan nilai standar kurikulum.

Ervan memang cukup berbakat, lelaki itu adalah pemain sepak bola yang selalu mendapatkan piala dan medali, ia bahkan bisa mendapatkan beasiswa untuk berekolah di sekolah ini karena keahliannya itu.

Sedangkan, Raden adalah lelaki pendiam yang pintar dan cukup ambisius dalam belajar, ia juga kini tengah menjabat sebagai ketua OSIS atau Sean sering menyebutnya sebagai kacung sekolah. Ya, guru dan pihak sekolah begitu mempercayai Raden.

Her Badboy Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang