Ziarah

22.1K 831 13
                                    

Bab panjang!

Awas gumoh 😆

Beberapa hari telah berlalu, kini Sean dan Bilqis sudah kembali beraktivitas seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari telah berlalu, kini Sean dan Bilqis sudah kembali beraktivitas seperti biasa.

Seperti saat ini, Bilqis yang sudah selesai kelas itu tengah menunggu Ajeng di taman fakultas, ia duduk di salah satu bangku dengan buku di pangkuannya.

"Bilqis?"

Sapaan seorang lelaki membuat Bilqis terlonjak kaget, ia terlalu fokus dengan bacaannya hingga tidak melihat ternyata ada Sadewa yang tersenyum kecil ke arahnya.

"Kak Sadewa? Ada apa?" tanya Bilqis seraya menatap sekitar.

Sadewa hanya terkekeh geli melihat tingkah waspada Bilqis, tanpa izin terlebih dahulu, lelaki itu langsung duduk di samping sang wanita seraya mengusap puncak kepala Bilqis pelan.

Wanita itu menatap Sadewa tak suka, ia hendak mengeluarkan omelannya, tetapi ucapan dari bibir sang lelaki membuatnya kembali terdiam.

"Gue ... cuma mau minta maaf sama lo, Bil."

Bilqis mengernyit. "Minta maaf? Buat apa?"

Sadewa terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal, pertanda salah tingkah dan merasa malu. "Gue kira ... lo itu pacarnya Raden. Maaf, karena udah buat lo jadi sasaran hujatan netizen. Tapi, sumpah demi apapun, bukan gue yang bawa lo pergi, Bil. Gue gak ada niatan buat nyelakain lo, sumpah!" ucap Sadewa panjang lebar, tangannya bergerak tak karuan dan membentuk tanda peace, berusaha meyakinkan Bilqis bahwa ia tulus meminta maaf.

Bilqis mengangguk pelan, ia menatap langit yang cukup cerah hari ini hingga awan pun terlihat begitu indah. "Aku tau, aku tau bukan kak Sadewa yang narik aku pergi. Aku juga mau minta maaf, kak Sadewa jadi kena hukuman sama pihak organisasi padahal gak ngelakuin kesalahan apapun. Maaf karena aku gak ngasih pembelaan apapun ya, kak."

Sadewa menghela napas lega, lelaki itu mengangguk mengerti kenapa Bilqis lebih memilih untuk diam. "Gak apa-apa, hukuman gitu doang gak masalah buat gue. Gue bersyukur lo gak nyalahin gue kayak yang lain, Bil."

Bilqis hanya tersenyum kecil, ia tidak mengatakan apapun lagi.

"Bil? Lo tau gak kalau lo itu menarik?"

"Hah? Tapi ... aku 'kan kampungan, kak. Menarik dilihat dari mana sih sebenernya, hehe," jawab Bilqis seraya terkekeh geli. Kekehannya itu mengundang tawa juga untuk Sadewa, lelaki itu mengembuskan napasnya pelan dan menatap Bilqis dengan lekat.

"Sekali lagi gue minta maaf ya, Bil. Gue beneran gak akan ngelewatin batas deh, janji. Jadi, lo tetep mau jadi temen gue, 'kan?" tanya Sadewa, ia lalu berbisik lirih di telinga Bilqis, "By the way, gue itu hacker. Ini tanda kepercayaan gue buat lo. Cuma orang-orang tertentu yang tau gue bisa masuk ke situs yang cukup berbahaya."

Her Badboy Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang