Extra Part. Ryota

18.6K 533 19
                                    

[Room Chat]
Nenek Lampir

Pulang, ada bokap lo

read.

[End Chat]

Ryo hanya terkekeh sinis membaca pesan yang diterimanya, ia mengantungi ponsel dan kembali meminum minuman alkohol di hadapannya.

Sebenarnya, jika ia tidak mengenal geng bobrok, Ryo sudah menyerah dan mengakhiri hidupnya sejak lama. Ia lelah, meskipun materi begitu tercukupi tetapi kedua orangtuanya adalah orang brngsk dan ia menyesal telah lahir dari kedua orang itu.

Kenapa ia tidak bisa memilih dari benih dan rahim siapa ia lahir? Jika bisa, tentu saja Ryo hanya ingin keluarga yang harmonis. Ah tetapi, sekarangpun keluarga harmonis bisa hancur begitu saja karena kurangnya ekonomi.

Hhhh ... entahlah, Ryo begitu muak jika menyangkut tentang keluarga dan rumah.

Ryo hendak menuangkan kembali botol minuman yang ada di sampingnya, tetapi ternyata botol itu sudah kosong. "Bro, satu botol lagi." Ryo berteriak karena musik yang berdentum begitu keras terdengar memekakan telinga.

Sang bartender menatapnya iba. "Udah 3 botol, Yo. Mending lo balik."

"Hhhh ... capek gue." Ryo menghela napas dan menyandarkan pipinya di meja.

"Mau gue telepon temen-temen lo?"

"Gak usah, gue masih sadar, kok."

Bartender itu hanya mengendikkan bahunya dan kembali melanjutkan aktivitas yang tertunda.

Ryo hendak memejamkan matanya, tetapi seseorang yang tiba-tiba duduk di sebelahnya itu membuat ia urung untuk memejamkan matanya.

"Kenapa? Nyokap lo lagi?"

Ryo hanya mengangguk kecil. "Males balik, apa gue nyewa jalang aja ya? Biar bisa tidur di luar. Gue males pergi ke hotel atau penginapan gitu, kalau nyewa jalang 'kan bisa tidur di rumahnya, haha," ucap Ryo melantur, lelaki itu sebenarnya sudah setengah sadar.

Galen menoyor kepala Ryo dan mendengus sinis. "Bego! Nanti hidup lo makin rusak kalau kayak gitu, bukannya lo ngekost?"

"Udah enggak, bokap jarang ngirim duit jadi semua dari duit bengkel."

Galen mematik rokoknya, Ryo yang melihat itu pun mengambil rokok Galen dan melakukan hal yang sama seperti temannya—mematik rokok dan menghirup nikotin yang membuat candu itu perlahan.

"Yo, gak usah sering nyewa jalang lagi. Mending kita pergi pengajian aja, yuk. Otak gue juga mumet."

"Gue non islam, jancok!" sahut Ryo ngegas, ini sebenarnya yang mabuk dirinya atau Galen, sih?

"Yaudah, dirukiyah dah kalau gitu." Galen dengan idenya yang selalu di luar angkasa.

Namun, mendengar ide-ide konyol itu, tak ayal membuat tawa Ryo perlahan mulai muncul, lelaki itu bahkan terkekeh geli mendengar celotehan-celotehan tidak jelas Galen dan membuat Ryo sedikit melupakan masalahnya.

"Yang bego tuh gue apa lo?"

Galen menghirup rokok dan mengembuskan asapnya ke udara. "Ngeri gue, takut kiamat. Mending taubat, yuk. Si Sherinanjng sama Ervanjng aja udah taubat."

"Hahaha tapi gue masih pengen mainin cewek, Gal. Biar semua cewek ngerasain rasa sakit yang gak bisa gue salurin ke nyokap gue."

Galen menoyor kepala Ryo dengan gemas. "Gak usah, emangnya lo Tuhan? Pake ngebales bales perbuatan orang lain, dahlah itu urusan nyokap lo sama Tuhan. Lo jangan pernah nananinu lagi sama cewek yang gak bersalah. Kasian, meskipun nyokap lo brngsk tapi belum tentu cewek di luar sana pun brngsk, 'kan?"

Her Badboy Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang