Happy Reading
●●●
Galen menatap Raden dan Sherina bergantian, lalu kembali menatap bayi tampan nan menggemaskan yang tengah menguap itu.
"Kenapa sih? Aneh banget lo," sinis Sherina. Meskipun bayinya sudah lahir, tetapi ternyata ucapan pedas dan tingkat kegalakan wanita itu masih tetap sama, bahkan mungkin semakin galak setiap harinya.
Galen menatap Sherina dan Raden dengan mata menyipit, Raden yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas. Pasti Galen memikirkan sesuatu yang aneh.
"Kalian gak ada hubungan, 'kan?"
Tuh kan! Raden memang sudah memprediksi Galen akan melontarkan kalimat itu, saat melihat bayi tampan Ervan dan Sherina yang cukup mirip dengan dirinya.
Pletak!
Sherina langsung memukul belakang kepala Galen, berkacak pinggang dan melotot marah. "Gila lo! Gue udah taubat, jangan mancing emosi gue, Galen!"
"Sinting! Emangnya gue Ervan, yang embat temen sendiri," tambah Raden malas. Ucapannya itu ditanggapi kekehan geli dari Sean dan Ryo, berbeda dengan Ervan yang langsung merengut.
"Tapi ... bayinya mirip Raden banget, anj! Kalian gak ngadi-ngadi, 'kan?"
Ryo langsung menoyor kepala Galen, merasa gemas dengan kesintingan salah satu temannya itu. "Ssst! Diem lo ah, liat itu si Ervan mukanya udah sepet banget." Ryo berbisik lirih di dekat Galen, spontan lelaki itu melihat Ervan dan tertawa dengan canggung.
"Ha-ha-ha ini kado buat baby Vano," sahut Galen seraya menyerahkan kado bermotif mobil itu pada Sherina yang menatapnya garang.
Ajeng dan Bilqis yang ada di sana hanya terkekeh geli, melihat tingkah seniornya—Galen, yang memang selalu menyebalkan itu.
Kini geng bobrok sedang berkumpul di rumah mama Dahlia, untuk menjenguk baby Jevano yang sudah lahir beberapa minggu lalu.
Ya, beberapa minggu telah berlalu setelah Sherina melahirkan, karena sibuknya perkuliahan dan aktivitas masing-masing, rencana untuk menjenguk baby Vano pun terus mundur dan akhirnya hari inilah mereka bisa meluangkan waktunya untuk melihat bayi tampan yang kini tengah tertidur dengan lelap itu.
Galen langsung melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, ia tidak bisa terlalu lama di sini. GALEN BUTUH KENCAN DENGAN AJENG, WOY!
Lelaki itu langsung berbalik dan menatap Ajeng, sang gadis yang diperhatikan Galen hanya menaikkan alisnya kebingungan. Kenapa?
"Sher ..."
Sherina langsung mendelik sinis. "Ape lo?"
"Dih, galak banget, sih. Gue mau pamitan doang, gak bisa lama-lama di sini."
Sherina langsung tersenyum semringah menatap Galen. "Serius? Yaudah sana, pergi lo." Sahutan spontan dari Sherina membuat geng bobrok yang ada di sana menahan tawa, takut mengganggu tidur nyenyak sang bayi.
Kini Galen yang memutar bola matanya malas. "Gak ada gue tuh, gak bakalan rame tau."
"Bacot!"
Sean dan Ryo refleks melipat mulutnya—menahan tawa dan keluar dari ruangan itu, lalu tertawa keras, menertawakan Galen yang sedang bersungut-sungut membalas ucapan 'bacot' dari Sherina.
●●●
Galen ternyata membawa Ajeng ke Dufan, karena sekarang Galen sudah memasuki semester 5, jadi ia selalu disibukkan dengan perkuliahan beserta tugas yang selalu datang menghampiri tiada henti. Ketika ia hendak datang mengunjungi Ajeng, selalu saja ada hambatan dan acara keduanya berakhir begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Badboy Husband [END]
Romance[BEWARE! HARSHWORDS DAN ADEGAN YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU! MOHON BIJAKSANA SAAT MEMBACA] Bilqis mengira dirinya akan menjadi pembantu saat dibawa ke kota, ekspektasi tak sesuai realita ternyata dirinya akan menikah dengan anak berandalan. "Sean...