Bilqis mengernyit heran saat terbangun, tubuh polosnya sudah berbalut kemeja kebesaran milik Sean. Padahal Bilqis mengingat dengan jelas bahwa ia langsung tertidur setelah lelaki itu menggempurnya semalam.
"Apa Sean yang bersihin badan aku ya?" gumam Bilqis dengan suara serak.
Saat hendak beranjak, Bilqis merasakan pegal luar biasa dan sakit di inti pusatnya membuat gadis ekhem—wanita itu mengingat kejadian semalam. Bilqis menutup wajahnya saat dirasa pipinya terasa panas.
'Aku bahagia, kerhormatan yang aku jaga selama ini, aku serahin sama Sean. Ternyata semalem bukan mimpi, semuanya beneran terjadi. Malu banget kalau inget semalem, suaraku juga pasti serak gara-gara teriak-teriak mulu,' batin Bilqis dengan wajah merona.
Wanita itu memukul pelan kepalanya saat adegan semalam terus berputar di kepalanya, ia benar-benar malu karena terus berteriak dan merengek pada Sean dengan manja.
"Tapi Sean udah lap badan aku kayaknya, udah gak terlalu lengket kayak semalem," gumam Bilqis dengan suara paraunya.
Bilqis melihat ke arah samping dan tidak menemukan suaminya, perlahan ia bangun—meskipun harus berjalan tertatih dan butuh waktu cukup lama untuk membersihkan diri, tetapi akhirnya Bilqis bisa melihat keadaan dirinya yang begitu berantakan di depan cermin kamar mandi.
"Tanda ini tuh selalu susah hilangnya, kenapa Sean bikin banyak, sih? Kesel banget."
Setelah beberapa menit berkutat di dalam kamar mandi, Bilqis keluar dari sana dengan rambut basah. Ia mengeringkannya dengan handuk dan mencari Sean menuju private pool. Namun, Bilqis kembali dibuat terkejut saat melihat Sean ternyata tengah berkutat di dapur.
Punggung lebarnya begitu tegap, terlihat sedikit tato di tangan sebelah kirinya, tangan itu yang mendekapnya semalam—Bilqis kembali menggelengkan kepala saat adegan itu terus berseliweran di otaknya. Bilqis benar-benar jadi mesum seperti Sean.
Bilqis berpura-pura mengambil minum namun karena terlalu gugup, wanita itu hampir saja memecahkan gelas—jika Sean tidak bergerak cepat untuk memegang tangan Bilqis.
"Kenapa? Masih lemes? Bobo dulu, aku coba masak buat kamu." Sean mengelus puncak kepala Bilqis dan kembali berkutat dengan masakannya.
Bilqis malah salah fokus, saat Sean mengubah panggilannya menjadi 'aku-kamu' dan hal itu membuat Bilqis merasa bahagia entah karena apa.
Wanita itu melihat apa yang sedang dimasak oleh suaminya—ternyata Sean sedang membuat sandwich untuk sarapan, lelaki itu kini sedang merebus telur untuk isian sandwich.
"Kenapa gak beli aja, Se?"
"Hm?" Sean berbalik, membuat Bilqis gelagapan dan menghindari kontak mata dengan suaminya itu.
Sean mengelus pipi sang istri dengan gemas, "kan semalem hari bersejarah, jadi harus diapresiasi." Tak lupa Sean menyematkan senyuman miring khas miliknya, membuat Bilqis semakin malu dan memukul pundak Sean dengan brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Badboy Husband [END]
Romance[BEWARE! HARSHWORDS DAN ADEGAN YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU! MOHON BIJAKSANA SAAT MEMBACA] Bilqis mengira dirinya akan menjadi pembantu saat dibawa ke kota, ekspektasi tak sesuai realita ternyata dirinya akan menikah dengan anak berandalan. "Sean...