Beberapa jam yang lalu ...
"Bil? Ayo, mumpung dosennya cuma ngasih tugas doang," bisik Ajeng di telinga Bilqis.
"Hah?"
"Ayo kita mata-matain kak Ervan. Gue yakin banget ada yang aneh pas kemaren gue liat sikapnya."
Bilqis menatap sekitar, kelas begitu hening, semua sibuk dengan tugas yang diberikan oleh sang dosen. "Meskipun bu Hanum gak masuk, tapi tugasnya dikumpulin sekarang, Jeng."
Ajeng melotot dan meremas pundak Bilqis gemas. "Lo pilih rumah tangga lo apa nilai dosen?"
"Y-Ya ... aku gak bisa pilih, Jeng. Dua-duanya penting buat aku."
"Ih! Bacot banget, ayo! Gue dapet info kalau kak Ervan ada di parkiran, kayaknya dia mau pergi ke suatu tempat. Saatnya kita beraksi," ucap Ajeng dengan menggebu, ia bahkan langsung menarik tangan Bilqis dan membawa temannya itu keluar kelas.
Bilqis yang terkejut hanya bisa pasrah dan mengikuti Ajeng, ia bahkan melupakan tas dan laptopnya masih ada di sana.
"Jeng, tas sama laptop aku gimana?"
Ajeng terus berjalan cepat, masih menarik tangan mungil Bilqis, gadis itu berbalik dan menenangkan Bilqis. "Gak apa-apa, gue juga cuma bawa hape. Nanti minta kak Galen buat bawain tas kita, ayo cepet, nanti keburu kehilangan jejak kak Ervan."
Bilqis mengernyit, dari semua kalimat yang terucap dari bibir Ajeng, ia lebih fokus pada kalimat 'kak Galen buat bawain tas kita'. "Kamu deket juga sama kak Galen?!"
Ajeng hanya menggerutu, gadis itu langsung membawanya ke parkiran dan meminta Bilqis untuk menaiki motornya.
"Cepetan! Keburu jauh!"
"Iya sabar, sabar. Marah-marah mulu, sih."
"Lo lama, argh! Cepetan!"
Bilqis dengan tergesa langsung menaiki motor Ajeng dan keduanya pun bergegas untuk pergi dari sana, mengikuti Ervan yang mengemudikan motornya dengan ugal-ugalan.
●●●
"Argh! Sial! Kak Ervan ke mana, kita kehilangan jejak dia, Bil."
Bilqis masih tidak menanggapi Ajeng, wanita itu sibuk memperhatikan sekitar. "Jeng, aku kayak kenal jalan ini deh."
"Kenal? Emangnya lo kenalan dulu sama ni jalan?! Gara-gara lo yang lelet, kita jadi ketinggalan!"
Bilqis hanya terkekeh geli mendengar temannya itu terus menggerutu.
"Jeng, serius, ini kayaknya jalan mau ke rumah aku sama Sean."
"Hah? Yang bener lo?"
"Beneran."
"Apa kak Ervan mau ke rumah kak Sean, ya?" gumam Ajeng pelan, Bilqis terus berteriak 'hah, hah' karena tidak mendengar apa yang diucapkan Ajeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Badboy Husband [END]
Romance[BEWARE! HARSHWORDS DAN ADEGAN YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU! MOHON BIJAKSANA SAAT MEMBACA] Bilqis mengira dirinya akan menjadi pembantu saat dibawa ke kota, ekspektasi tak sesuai realita ternyata dirinya akan menikah dengan anak berandalan. "Sean...